Liputan6.com, Jakarta - Idulfitri 1445 Hijriah menjadi lebaran kelabu bagi King Abdi, jebolan MasterChef Indonesia Season 10. Pasalnya, Babe Cabita yang menjadi partner kerjanya di Dadar Beredar, usaha kuliner dengan menu utama telur dadar itu, meninggal dunia sehari sebelum Idulfitri.
"Aku terpukul banget atas meninggalnya masku, saudaraku, Mas Babe Cabita. Aku bener-bener hancur banget," ucapnya dalam video yang diunggah ke akun Instagram pribadinya, @kingabdi_jajanmercon, pada Rabu, 10 April 2024.
Abdi mengaku banyak kenangan terkait sosok komika jebolan SUCI musim ke-3 itu. Salah satunya soal pertemuan terakhirnya dengan Babe di rumah sakit.
Advertisement
"Kemarin itu aku sampai rumah sakit. Beliau ini sudah enggak bisa lihat matanya, (tapi) aku baru buka pintu, beliau bilang gini, 'Mas Abdi ya?'," ucapnya dengan berurai air mata.
Ia sempat bercakap-cakap dengan Babe sembari menyuapinya roti yang dicelup ke susu cokelat. Ia juga mengenang saat mereka mencari tahu soal cara mengatasi sembelit di internet. Salah satunya makan buah naga dan minum air putih yang banyak. Setelah beberapa waktu di rumah sakit, Abdi pamit pulang karena ia hendak merayakan lebaran di Malang, kampung halamannya.
"Baru nyampe depan rumah, saya ditelepon kalau Mas Babe enggak ada umur. Itu aku langsung wah, kacau sekacau-kacaunya," katanya lagi.
Ia tak menyangka pria bernama asli Priya Prayogha Pratama itu bakal pergi meninggalkannya sendiri mengelola Dadar Beredar, usaha kuliner olahan telur itu. Padahal, mereka sudah bercita-cita membesarkannya bersama.
"Besok-besok aku opening sama siapa? Mas Babe wes nggak ono, aku dibiarin sendiri," keluh Abdi.
Tak Bisa Hadiri Pemakaman Babe Cabita
Abdi mengaku baru mendapat kabar meninggalnya Babe Cabita pada pukul 6 pagi, Selasa, 9 April 2024. Sementara, proses pemakamannya berlangsung sekitar pukul 10/11 siang di hari yang sama.Â
Ia mengaku tak bisa menghadiri pemakaman Babe lantaran akan keburu jika berangkat di hari itu, terlebih ia sedang dilarang naik pesawat dan beraktivitas berat. Abdi menjelaskan matanya baru saja dioperasi dan masih ada gelembung udara di bekas operasinya.
"Jadi, tidak boleh terkena tekanan. Ngeden nek rak oleh (mengejan saja tak boleh). Jadi, kalau aku naik pesawat, bisa pecah (gelembung udaranya)," ia menerangkan.
Itu pula alasannya tidak ingin merayakan hari raya dengan pesta meriah. Ia masih berbelasungkawa atas kepergian Babe Cabita yang tak disangkanya. Ia hanya akan kumpul keluarga sederhana di rumah barunya di Malang.
"Aku enggak bisa kemana-mana, pegawai pada libur semua," ucap Abdi.
Ia pun meminta semuanya mendoakan almarhum. Ia bersaksi bahwa Babe Cabita adalah orang yang baik. "Semoga dosa-dosanya Mas Babe dihapuskan lewat sakite. Aamiin. Doain yo rek," sambungnya.
Advertisement
Janji Abdi pada Babe Cabita
Dalam kesempatan itu, ia kembali mengenang obrolan pertamanya saat menyodorkan konsep Dadar Beredar pada Babe di Jogja. Usaha kuliner itu terinspirasi dari kegemaran Babe pada telur dadar. Ke manapun ia pergi, menu telur selalu dicarinya.Â
Abdi bertugas sebagai pembuat konsep, resep, dan tukang masaknya. Sementara, Babe berperan mengelola restoran dan promosi. Setelah hampir setahun berjalan, Dadar Beredar kini sudah memiliki 18 cabang. Menurut Abdi, mereka bahkan sudah menjadwalkan membuka empat cabang lagi di Jakarta hingga akhir Desember 2024 dengan konsep kemitraan.
"Besok mau ke Padang, mau ke Aceh, mau opening lagi. Aku opening sama siapa? Makanya, aku enggak mau ngerayain hari raya. Hancur banget aku, bro," ucapnya.
Meski begitu, Abdi berjanji akan terus membesarkan usaha kuliner tersebut demi istri dan anak-anak Babe Cabita. Menurut dia, setidaknya usaha kuliner itu akan terus mengingatkan istri Babe bahwa dia masih ada peninggalan yang bisa diwariskan.
"Paling enggak Mas Babe ono tinggalan untuk anak bojone, supaya istrinya tetap merasa Mas Babe ono," kata Abdi lagi.
Mengidap Anemia Aplastik
Mengutip kanal Showbiz Liputan6.com, pada September tahun lalu, Babe Cabita mengungkap awal dirinya didiagnosis dengan penyakit anemia aplastic adalah saat ia menderita DBD. "Idealnya kan itu cuma beberapa saat doang demamnya. Nah, ini demam kagak turun-turun," ujar Babe Cabita kala itu.
Ia menambahkan, "Udah gitu, dokter udah curiga. Kalau DBD yang turun kan hanya trombosit, kalau aku semuanya turun. Leukosit darah putihnya sampai nol drop, HB-nya 6, terus trombosit 12 ribu."
Dalam kesempatan lain, Babe Cabita mengungkap bahwa sebelum diagnosis anemia aplastik, ia sempat diduga menderita leukemia atau kanker darah. "Dokter itu sempat mencurigai kalau aku itu leukemia karena ciri-cirinya mengarah ke leukemia. Hasilnya ternyata bukan leukemia, hasilnya anemia aplastic," tutur Babe dalam podcast Deddy Corbuzier, seperti diwartakan kanal Hot Liputan6.com.
Babe menjelaskan dalam kondisi ini, imun tubuhnya justru menyerang tulang sumsum belakang yang bertugas memproduksi sel darah merah. "Nah karena tulang sumsum diserang sama dia, jadi tulang sumsum aku tidak bisa memproduksi darah. Akhirnya kalau mau sembuh total, alternatifnya harus ke Singapura atau Malaysia untuk menjalani transplantasi tulang belakang," terangnya.Â
Â
Advertisement