Liputan6.com, Jakarta - Witan Sulaeman berdarah-darah secara harfiah saat Timnas Indonesia U-23 berhadapan dengan Guinea di laga playoff Olimpiade Paris 2024, Kamis malam WIB, 9 Mei 2024. Di awal pertandingan, kepala Witan terluka, karena berbenturan dengan pemain Guinea.
Alhasil, kepalanya harus diperban selama laga, dan visualnya telah jadi meme di media sosial. Menanggapi itu, istri Witan Sulaeman, Rismahani, turun tangan membela suaminya. Di unggahan online-nya, ia memang aktif menyuarakan dukungan untuk pria yang dinikahinya pada 29 Mei 2022 tersebut.
Berbagi sederet foto Widan yang menderita luka di kepalanya, ia menulis keterangan, Kamis, 9 Mei 2024, "Yang kalian tertawakan, kata Witan, 'Ini namanya perjuangan.' He’s not okay! It’s not a joke! He's crying 😭❤️🩹 (Dia tidak sedang baik-baik saja! Ini bukan lelucon! Dia menangis)."
Advertisement
"(Witan) diberi tanggung jawab jadi captain, makanya dia bermain lebih dari biasanya," ia menyambung. "Kepala sudah berdarah malah main sampai menit akhir, bahkan perban sampai terlepas sendiri."
"Ayah berjuang terlalu keras. Ternyata ayah lebih kuat dari lawan 😭 Kesalahan itu bukan dalam kotak penalti! Harusnya Indonesia bisa menang! Terima kasih perjuangannya ayah😭💔 with all due respect captain 🫡❤️ (dengan segala hormat kapten)," tandas Rismahani.
Sebelumnya, perban di kepala Witan memang sudah membuat tidak sedikit penonton salah fokus. "Maaf Witan, tapi ini lucu banget," sebut seorang pengguna X, dulunya Twitter, yang disepakai banyak warganet. "Kayak pake peci di Upin Ipin," yang lain menimpali sambil mengolase foto Witan dengan karakter yang dimaksud.
Ucapan Terima Kasih pada Witan Sulaeman
Kendati demikian, sebagian warganet mengaku menyesal sudah mengejek Witan. "Niatnya cuma bercanda aja, enggak tau kalo ternyata sampe bocor, tapi dia malah terus main," kata seorang pengguna, sementara ada juga yang berkomentar, "Itu sampe dijait, lu pada ngetawain orang yang luka demi Indonesia??"
Warganet merespons, "Gak kebayang sakitnya kaya apa itu Witan sampe berdarah dan dia masih lanjut permainan sampai akhir. 😢 Hebat banget witan👏😢." "Lekas pulih capt, terima kasih perjuangannya," sahut pengguna berbeda. "Itu beneran luka dikepalanya.. asli sedih banget 😭," komentar yang lain.
Tidak sedikit komentar yang kemudian mengucapkan terima kasih pada Witan dan skuad Garuda Muda yang sudah terbang begitu tinggi, kendati gagal mengamankan tiket Olimpiade Paris 2024. Ketua Umum PSSI Erick Thohir pun mengucapkan terima kasih pada timnas Indonesia U-23 dan jajaran pelatih atas perjuangan mencapai play-off acara multi-olahraga empat tahunan itu, rangkum kanal Bola Liputan6.com, Jumat (10/5/2024).
Advertisement
Apresiasi Langkah Timnas Indonesia U-23
Timnas Indonesia U-23 takluk 0-1 dari Guinea pada pertandingan di Clairefontaine. Terkait itu, Erick Thohir berkata, "Kita memang belum berhasil menginjak Olimpiade kali ini. Namun, perjalanan panjang dan pencapaian yang ditorehkan para pemain, pelatih, dan ofisial timnas sejak Piala Asia U-23, hingga play-off menunjukkan sepak bola kita punya kualitas untuk tampil di Olimpiade."
"Saya salut dan kita targetkan Olimpiade berikutnya," ia menambahkan. "Terima kasih untuk perjuangan kalian. Saya sampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya untuk semua yang sudah mendukung, terutama Pak Presiden Jokowi yang sudah memberi perhatian sangat besar pada Timnas Indonesia."
"Seluruh pihak dan supporter yang sudah bahu membahu memperkuat timnas, baik secara langsung maupun melalui doa yang tidak pernah putus. Terharu sekali melihat begitu besar antusiasme masyarakat Indonesia," tandasnya.
Pada laga penentuan itu, gol semata wayang Guinea yang bersarang ke gawang Ernando Ari dicetak melalui eksekusi penalti Ilaix Moriba pada menit ke-29. Perlawanan sengit diperlihatkan Garuda Muda saat melawan wakil Afrika tersebut, bahkan pelatih Shin Tae Yong diusir keluar lapangan oleh wasit karena memprotes penalti kedua yang diberikan pada Guinea.
Tiket Terakhir Timnas Menuju Paris
Laga kontra Guinea merupakan jalur terakhir timnas Indonesia menuju Olimpiade Paris 2024. Dari jalur utama, Indonesia gagal menduduki tiga besar Piala Asia U-23 2024. Meski belum menembus Olimpiade, Erick Thihir tetap percaya pada program pematangan timnas yang mengandalkan kualitas talenta muda, pemain naturalisasi, dan training jangka panjang.
"Timnas punya generasi emas. Ada Witan, Marselino, Rizki Ridho, Ernando, plus pemain naturalisasi. Lalu, kita punya blueprint hingga 2045, dan kita konsisten lakukan training jangka panjang," ujar dia.
"Artinya, program yang kita jalankan sudah on the track. Kita akan konsisten dan perbaiki yang masih kurang, karena bagaimanapun, dengan pencapaian timnas U-23 ini, kita punya kebanggaan baru dan terbukti sepak bola makin menyatukan Indonesia," tandasnya.
Momen terakhir dan satu-satunya Merah Putih berpartisipasi di Olimpiade terjadi di Melbourne pada 1956. Sementara itu, Guinea bakal mengikuti Olimpiade untuk kali kedua sepanjang sejarah usai debut tahun 1968. Mereka jadi wakil keempat Afrika di Paris 2024 menyusul Maroko, Mesir, dan Mali.
Advertisement