Liputan6.com, Jakarta - Tren fashion saat ini tidak hanya muncul dari gaya selebriti atau desain para pesohor mode. Berkembangnya sosial media memunculkan subkultur baru yang muncul ke permukaan lewat berbagai unggahan foto dan video, salah satunya adalah tren grandma core.
Setelah muncul yang gaya coquette yang girly dan imut, Gen Z di sosial media, khususnya Tiktok, ramai-ramai mengusung tren yang terinspirasi dari gaya nenek-nenek ini. Mengutip dari Urban Dictionary, Rabu (26/06/2024), grandma core merujuk pada gaya estetika seorang nenek yang tampak luar biasa dan digunakan sebagai sebuah pujian.
Advertisement
Tren grandma core sendiri pada awalnya digunakan untuk mendeskripsikan kepribadian seseorang namun mulai bergerak ke ranah pakaian yang dikenakan. Tren fashion ini umumnya dikaitkan dengan pakaian-pakaian sederhana yang fleksibel seperti sweater rajut, rok kembang, head scarf, gaun sopan, hingga sepatu mary jane klasik.
Advertisement
Grandma core nyatanya sangat terkait dengan palet warna-warna bumi seperti coklat, putih, dan hitam, yang terkesan hangat dan welcoming, seperti rumah nenek. Namun, beberapa orang juga mencoba menyesuaikannya dengan paduan warna-warna terang dan aksesori yang lebih hardcore sehingga melahirkan gaya grandma hardcore seperti nenek-nenek nyentrik.
Salah satu contoh yang bisa dilihat adalah seperti yang dikenakan oleh Billie Eilish pada acara Variety 2023 yang menampilkan dirinya mengenakan jaket oversized, celana kulot, sepatu bot, dan head scarves nenek. Ia memilih palet warna serba hitam yang membuatnya hadir sebagai grandma hardcore yang unik.
Gaya lain grandma core yang lebih hangat bisa dilihat dari foto yang dibagikan oleh Olivia Rodrigo saat dirinya sedang liburan ke Inggris November 2023 lalu. Pelantun "Driver License" tersebut mengenakan headscarves warna-warni, sweater abu-abu, dan kacamata retro ala orang tua.
Tak Hanya Pada Perempuan, Hadir Juga Grandpa Core
Tren fashion ini juga dibalas oleh kalangan laki-laki dengan memunculkan grandpa core yang tak kalah estetisnya. Tren fashion grandpa core ditandai dengan kembalinya penggunaan gaya retro dan vintage secara bersamaan, seperti vest rajut, celana carrots, sepatu loafers, dan topi newsboy ala Peaky Blinders.
Mengutip dai Vogue, inti dari tren ini adalah berpakaian seperti seseorang yang telah menghabiskan seumur hidup menyusun koleksi pakaian dan aksesori yang mencerminkan individualitasnya. Namun, seperti semua tren mikro, seseorang seharusnya mengakumulasi item-item ini dalam semalam.
Salah satu selebriti yang sering bergaya ala grandpa core adalah Harry Style. Sejak berkarier sebagai penyanyi solo, Harry sering muncul dengan fashion lintas gender dan gaya vintage-nya menggunakan jas sweater dan celana kebesaran. Harry juga pernah tampak mengenakan vest rajut dan sepatu loafers layaknya kakek-kakek.
Selain Harry, salah satu selebriti lain yang punya gaya grandpa core adalah Tyler the Creator. Penyanyi RnB ini benar-benar mencerminkan gaya jadul lewat padu padan jas rajut, celana bahan berpotongan lurus, dan newsboy cap dengan palet cokelat yang hangat.
Advertisement
Padu Padan Grandma Core yang Estetis dan Hangat
Ada dua jenis grandma core yang bisa ditiru. Tentukan apakah kamu ingin tampil seperti nenek-nenek hangat atau nyentrik seperti Billie. Meski begitu, clothing item yang sangat mencerminkan gaya ini adalah head scarves linen. Kalau kamu ingin coba tren grandma core, aksesori ini adalah hal yang wajib kamu punya.
Dilansir dari laman Sustainable Sunday, esensi dari grandma core adalah kenyamanan. Kamu bisa pilih pakaian longgar atau sweater rajut dan rok kembang sebagai permulaan. Kamu juga bisa memakai head scarves dengan kemeja flanel longgar dan rok agar terlihat lebih modern. Tujuan dari berpakai ala grandma core bukan untuk terlihat tua, namun agar kamu bisa tampil jadul namun tetap keren. Selain pakaian two-piece, kamu juga bisa memakai gaun atau dress musim panas yang longgar sebagai gantinya.
Untuk sepatu, coba pilih alas kaki yang vintage. Loafers, flat shoes, bahkan bot dari Docmart bisa jadi pilihan. Kamu juga bisa tambah aksesori lain seperti tas tangan satchel dari bahan kulit, kacamata jadul berkaca bulat, kaus kaki panjang, dan kalung liontin sederhana. Ingat bahwa gaya oldschool ini terinspirasi dari nenek-nenek barat sehingga memakai pakaian nenek orang Indonesia mungkin akan terlihat berbeda dan terkesan nyeleneh.
COLORBOX Luncurkan Kampanye untuk Gaet Gen Z
Jenama fashion COLORBOX mengeluarkan kampanye baru berjudul "Never Just One Thing" sebagai langkah mereka dalam menggaet pasar Gen Z yang beragam. Merek pakaian yang fokus pada pakaian wanita muda ini sadar betul soal preferensi Gen Z yang tidak bisa digeneralisasi sesuai tren fashion dunia. Mereka menyorot bagaimana Gen Z yang punya selera individu yang berbeda antara satu sama lain.
"Ini adalah sebuah kampanye yang tidak hanya satu atau dua bulan, tapi harapannya bisa berkelanjutan," sebut Frances Cherry, Creative Manager untuk Kampanye "Never Just One Thing" COLORBOX.
Meski tidak mengeluarkan produk baru, COLORBOX menawarkan acara yang mengakomodasi anak muda, khususnya Gen Z, untuk mengeksplor gayanya lewat Product Showcase dan serangkaian kegiatan menarik seperti fitting room tematik, games, dan photo booth.
"Kalau dari sini kita melihat dengan banyaknya koleksi produk-produk yang tiap bulannya berganti baru, COLORBOX menjadi fashion ingredients yang pada akhirnya setiap style apa pun yang ingin diciptakan oleh kustomer bisa dilakukan di sini," sebut Novi Thomas, Brand Manager COLORBOX.
COLORBOX, kata Cherry, memberikan keleluasaan terhadap Gen Z untuk memadu padankan gayanya mereka yang sangat beragam seperti, grandma core, cottage core, coquette, emo, sporty girly, dalam koleksi-koleksi yang sudah tersedia di COLORBOX saat ini. Acara Product Showcase tersebut akan berlangsung dari 26--30 Juni 2024 di Fashion Atrium Mal Kota Kasablanka, Jakarta Selatan dan bisa didatangi oleh masyarakat umum.
Advertisement