Influencer Bagikan Resep Sunscreen Buatan Rumah, Pakar Tegaskan Bahayanya

Sunscreen rumahan racikan influencer yang dikecam para ahli ini terbuat dari minyak kelapa, shea butter, mentega kakao, beeswax, minyak jojoba, dan bubuk zinc oxide.

oleh Asnida Riani diperbarui 05 Jul 2024, 07:00 WIB
Diterbitkan 05 Jul 2024, 07:00 WIB
Ilustrasi Sunscreen
Ilustrasi sunscreen. (dok. Pixabay.com/AdoreBeautyNZ)

Liputan6.com, Jakarta - Adalah Nara Smith, influencer, sekaligus model yang terkenal di TikTok karena membuat permen karet dan mutiara tapioka menggunakan resep rumahan. Namun baru-baru ini, ia membagikan formula sunscreen buatan sendiri yang dikecam para ahli kulit.

Dalam video, melansir Washington Post, Rabu, 3 Juli 2024, suami Nara, Lucky Blue Smith, direkam mengaduk minyak kelapa, shea butter, mentega kakao, beeswax, dan minyak jojoba di dalam mangkuk di atas air mendidih. Ia menambahkan bubuk zinc oxide ke dalam campuran tersebut sebelum menaruhnya ke wadah kaca dan dimasukkan ke lemari es.

Smith tidak memberi proporsi yang tepat dari masing-masing bahan. Namun, bubuk zinc oxide satu-satunya bahan dalam daftar yang menawarkan perlindungan dari sinar matahari, menurut Yolanda C. Holmes, seorang dokter kulit yang berbasis di Washington, D.C. dan rekan di American Academy of Dermatology.

"Bahan-bahan ini bisa jadi pelembap yang baik untuk kulit, tapi bukan berarti bisa melindungi Anda dari sinar matahari," ujarnya. "Menggunakannya bisa membuat kulit Anda terbakar sinar matahari."

Holmes tidak merekomendasikan tabir surya buatan sendiri karena bahan-bahannya dapat menyebabkan iritasi bagi sebagian orang. Ia berbagi, "Sunscreen harus diuji secara ilmiah di laboratorium untuk memastikan produk tersebut memberi perlindungan terhadap (paparan) sinar matahari pada tingkat tertentu."

Kebanyakan tabir surya buatan sendiri tidak memberi perlindungan terhadap sinar matahari yang efektif, kata Daniel D. Bennett, seorang dokter kulit dan sekretaris-bendahara American Academy of Dermatology. Ia mengatakan, sunscreen buatan sendiri tidak melalui pengujian ketat yang diwajibkan Food and Drug Administration Amerika Serikat (FDA).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Uji Coba Pakai Stiker Pendeteksi UV

Sinar UV Didominasi Level Bahaya Tinggi hingga Ekstrem pada 15 April 2023, BMKG Ingatkan Oles Sunscreen SPF 30
Ilustrasi bahaya sunscreen buatan sendiri. (dok. Beate/Pixabay)

Membuat tabir surya rumahan cukup sederhana. Butuh waktu kurang dari satu jam untuk mengaduk dan satu jam untuk dimasukkan ke dalam lemari es. Bahannya halus saat diaplikasikan, berbau segar dan alami, serta meninggalkan white cast seperti kebanyakan tabir surya lain, menurut Washington Post.

Publikasi itu kemudian membandingkan sunscreen buatan sendiri dengan tabir surya SPF 50 dari laboratorium menggunakan stiker pendeteksi UV berwarna ungu. Stiker yang bukan merupakan alat kesehatan ini ditempel di kulit dan dimaksudkan untuk jadi transparan jika ditutup dengan tabir surya yang memiliki perlindungan UV yang cukup.

Hasilnya, stiker di bawah tabir surya komersial jadi transparan, sedangkan stiker di bawah tabir surya buatan sendiri tetap berwarna ungu. Pada kemasan stiker tertulis bahwa jika "tidak terlihat jelas setelah pengaplikasian tabir surya, SPF mungkin tidak mencukupi, kedaluwarsa, atau tabir surya yang digunakan tidak cukup."

Holmes mengatakan, ia tidak dapat menjamin ilmu pengetahuan di balik stiker tersebut, namun mengkritik resep Smith. "Bahan-bahan dalam tabir surya buatan sendiri ini tidak akan memberi perlindungan dari sinar matahari," tegasnya.


Pilih Sunscreen Atau Sunblock?

Ilustrasi Sunscreen
Ilustrasi sunscreen. (dok. Pixabay.com/chezbeate)

Cuaca panas yang belakangan terasa memang menimbulkan banyak diskusi di media sosial, mulai dari memilih aroma parfum yang tepat, sampai produk tabir surya yang tentu sangat diperlukan untuk melindungi kulit dari paparan sinar UV. Di antaranya, muncul rekomendasi untuk jangan memakai sunscreen Korea.

"NEGARA INI LAGI KENA GELOMBANG PANAS DAN KALIAN NEKAT PAKE KOREAN SUNSCREEN YANG FINISHNYA SANGAT LEMBAP, HINYAI, DAN BECEK ITU???!!!!" cuit sebuah akun X, dulunya Twitter, 14 Mei 2024. "Ini POV dari oily acne prone skin yang gampang banget gerah minyakan tersumbat kalo pake SS (sunscreen) terlalu berminyak🤣."

Menanggapi itu, magister anti-aging, sekaligus penggagas Privee Clinic dr. Almond Wibowo menyebut bahwa pernyataan tersebut "sebenarnya tidak salah." Di sela acara perayaan ulang tahun ke-7 klinik kecantikannya, trainer dari ratusan dokter estetika di Indonesia ini lebih dulu menegaskan adanya perbedaan sunscreen dan sunblock.

"Terutama di bahan pembentuk," sebutnya di bilangan Jakarta Selatan, 15 Mei 2024. "Sunscreen sifatnya agak sedikit oily, jadi udara panas atau uap panas (dari dalam tubuh) susah keluar. Istilah katanya, di wajah itu jadi demek."


Tips Memilih Produk Sunscreen

Sunscreen Kulit Kombinasi
Ilustrasi sunscreen. Credit: pexels.com by Moose Photos

Merawat kulit saat cuaca panas, idealnya, sambung dr. Almond, ia lebih menyarankan memakai sunblock daripada sunscreen. Sebagai konteks, sunblock, sesuai namanya, secara harfiah menghalangi sinar UV dengan membentuk perisai fisik. Sementara itu, sunscreen menyerap sinar UV sebelum menembus ke dalam kulit, rangkum Health.com.

Dokter Almond menyambung, sebelum mengaplikasikan sunblock, seseorang harus lebih dulu memakai pelembap dan produk perawatan skin barrier. "Kenapa? Biar kadar air (dalam kulit) tetap terjaga," sebut dia.

Ia menjelaskan, "Sunblock itu benar-benar hanya memblokir sinar UV, tapi penguapan kadar air (dalam kulit) tetap bisa jalan (terutama saat cuaca panas). Penguapan terjadi untuk menurunkan suhu tubuh, makanya pelembap dan produk skin barrier dipakai untuk menjaga kadar air, supaya kulit tidak sensitif dan kering."

Di keterangan berbeda, ahli dermatologi, dr. Arini Widodo, SpDVE, menjelaskan bahwa ada berbagai macam produk sunscreen untuk dipilih sesuai kebutuhan, termasuk dicocokkan dengan jenis kulit masing-masing. Ia mengingatkan bahwa paparan sinar matahari tidak selamanya buruk.

"Ada juga beberapa manfaat, seperti memberi tambahan vitamin D, menurunkan tekanan darah, menyebabkan perasaan bahagia, anti-oksidan, dan anti-stres," ucap dia. "Penting untuk menyeimbangkan dampak positif dan negatif dari paparan sinar matahari."

Infografis Skincare Lokal
Infografis Skincare Lokal. (Liputan6.com/Triyasni)  
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya