Video Viral Pemilik Restauran di Hanoi Vietnam Mengusir Influencer Yahudi untuk Tunjukan Dukungan pada Warga Palestina

Si pemilik restoran di Hanoi, Vietnam itu juga menyerukan, "Bebaskan Palestina!" di rekaman influencer Yahudi tersebut.

oleh Asnida Riani diperbarui 05 Jul 2024, 05:01 WIB
Diterbitkan 05 Jul 2024, 05:01 WIB
Turis Yahudi
Influencer Yahudi, That Jewish Family, diusir dari sebuah restoran di Hanoi, Vietnam, sebagai bentuk dukungan pada Palestina. (dok. Instagram @thatjewishfamily/https://www.instagram.com/p/C8eGHyEPFzp/)

Liputan6.com, Jakarta - Influencer keluarga Yahudi, That Jewish Family, mengaku diusir pemilik restoran di Train Street yang populer di Hanoi, Vietnam. Di rekaman yang dibagikan pada 21 Juni 2024, terlihat seorang pria meminta Raizel dan anak-anaknya meninggalkan tempat itu.

"Kami ogah menerima pelanggan dari negara kalian," kata pria itu dalam Bahasa Inggris yang sepertinya berasumsi bahwa keluarga itu berasal dari Israel. Di keterangan unggahan, mereka menulis, "Ini bukan Jerman tahun 1938. Ini adalah pemilik toko 'Pro Palestina' di Vietnam."

"Anda bilang Anti Zionisme bukan Anti Yahudi? Kami sedang bersantai di rel kereta api terkenal di Hanoi untuk pemotretan ketika seorang pemilik toko 'Pro Palestina' mulai mengancam anak-anak kami (bagian 2 akan datang) begitu dia melihat Kippah Mendel."

"Sejujurnya, sungguh traumatis melihat anak-anak kami mengalami hal seperti ini. Bagaimana Anda menjelaskan pada anak berusia 3 tahun apa yang dia saksikan? Bagaimana Anda menjelaskan anti-semitisme pada anak sekecil itu? Seseorang tidak menyukainya karena asal-usulnya."

"Buatlah itu masuk akal. Kami melakukan banyak percakapan bersama setelahnya dan itu membuat saya sangat sedih karena seorang anak berusia 3 tahun harus mengalami kekejaman. H**mas telah berhasil mencuci otak ideologi Jihadis radikal mereka kpada pemilik toko sembarangan di Vietnam dan hal ini sangat menyedihkan sehingga banyak orang yang tertipu."

"Saya harus mengatakan, ini adalah satu-satunya pengalaman antisemit yang kami alami di sini. Semua orang di seluruh negeri sangat ramah terhadap keluarga kami," tandas si influencer.

Hanya Melayani Manusia, Kucing, dan Anjing

Turis Yahudi
Influencer Yahudi, That Jewish Family, diusir dari sebuah restoran di Hanoi, Vietnam, sebagai bentuk dukungan pada Palestina. (dok. Instagram @thatjewishfamily/https://www.instagram.com/p/C8jqqg3PAB1/)

Di bagian kedua video yang dibagikan pada 23 Juni 2024, pria diduga pemilik restoran itu terekam mengatakan, "Bebaskan Palestina! Kami hanya melayani manusia, bahkan binatang, seperti kucing dan anjing." Ia juga sarkas meminta mereka hati-hati karena bom akan meledak dan menghabisi nyawa anak-anak, merujuk pada kondisi di Gaza.

"Pergi, jalan saja," sebut pria itu. Bukan meninggalkan restoran tersebut, Dani Namdar mengatakan pada pria itu bahwa ia "bangga jadi seorang Yahudi." Ia juga memperlihatkan restoran yang dimaksud dan meminta pada warganet untuk "jangan pernah datang ke toko ini."

"'Pro Palestina' mengusir kami karena kami adalah Yahudi. Bagian 2. Pria itu benar-benar melihat Kippah Mendel (saya bahkan tidak bersama Raizel dan anak-anak saat itu) dan mulai melontarkan (ujaran) kebencian," sebut dia di keterangan unggahan.

"Hal ini sangat penting untuk dibagikan karena kita tidak bisa menutup mata terhadap kenyataan. Anti-Zionisme adalah antisemitisme, titik. Saya tidak peduli, coba katakan bukan itu masalahnya, tapi anak saya yang berusia tiga tahun diusir dari toko karena mengenakan kippah - Anda tidak dapat meyakinkan siapa pun sebaliknya, dan mengatakan bahwa tokonya hanya menerima manusia, kucing, dan anjing tetapi tidak menerima kami, ayolah."

Warganet Tidak Setuju

Pilu Warga Gaza Meratapi Korban Serangan Israel
Anggota keluarga Palestina Abu Dayer menangis di rumah sakit Al-Shifa setelah kematian anggota keluarga dalam serangan udara Israel di Kota Gaza, Senin (17/5/2021). Tercatat ada 212 penduduk Jalur Gaza, Palestina yang kehilangan nyawa di antaranya 61 korban merupakan anak-anak. (MAHMUD HAMS/AFP)

Dani juga menulis, "Namun kami bukanlah korban, masyarakat Yahudi bukanlah korban, dan tidak akan membiarkan siapapun merenggut harga diri kami. Sebuah komentar di unggahan sebelumnya mengatakan sesuatu, seperti, 'Saya hanya akan fokus pada tanggapan anak-anak Anda. Yang lainnya hanyalah kebisingan,' dan kami tidak dapat beresonansi lebih jauh lagi."

"Mungkin ada begitu banyak kebencian, tapi fokus kita harus pada cinta, karena itulah yang akan menyembuhkan dunia ini," tandasnya. Namun, warganet tidak setuju pada ungkapan Dani. "Bisakah Anda memberi tahu anak-anak Anda bahwa ada negara Yahudi membunuh ribuan anak di Palestina? Selalu saja mengeluarkan 'kartu korban,'" kata seorang pengguna.

"Jangan datang ke toko itu? Inilah justru alasan saya PASTI akan pergi ke sana. Mengapa kalian sangat tidak tahu malu setelah diusir tuan rumah? Mengapa kalian malah mengancam mereka?" sahut warganet lain. Ada juga yang berkomentar, "Apakah seharusnya si pemilik restoran bertanya kewarganegaraan mereka dulu? Tapi setelah ia menyatakan dukungan pada Palestina, Anda terus mengatakan hal-hal lain. Jadi sudahlah, Anda memang zionis dengan merespons seperti itu."

Turis Israel Ditolak Hotel di Jepang

Ilustrasi
Ilustrasi hotel di Jepang tolak turis Israel. (dok. pexels/Andrea Piacquadio)

Bulan lalu, sebuah hotel di Jepang membatalkan reservasi kamar turis Israel. Pihak akomodasi memberitahu pada pelancong itu bahwa mereka tidak dapat menampungnya karena laporan kejahatan perang yang dilakukan tentara Israel di Gaza.

Melansir Arab News, 19 Juni 2024, dalam pesan pada turis tersebut, manajer hotel mengatakan, "Kami mohon maaf, karena adanya laporan kemungkinan kejahatan perang yang dilakukan anggota Pasukan Pertahanan Israel (IDF) dalam konflik yang terjadi di Gaza antara Israel dan Palestina, kami tidak dapat menerima reservasi dari orang-orang yang kami yakini mungkin memiliki hubungan dengan tentara Israel."

 Jeronimo Gehres, manajer Material Hotel, menambahkan bahwa menawarkan penginapan pada orang-orang yang "mungkin membantu atau ikut dalam kegiatan peperangan yang dilarang hukum humaniter internasional berdasarkan Konvensi Jenewa dan protokol tambahannya dapat menempatkan kami pada risiko." "(Kami enggan) dianggap sebagai kaki tangan dan/atau aksesori seseorang yang mungkin menghadapi tuntutan kejahatan perang," imbuhnya.

Menurut laporan, Duta Besar Israel untuk Jepang Gilad Cohen mengirimkan keluhan pada CEO hotel tersebut. Pihaknya menuntut penjelasan dan permohonan maaf atas insiden tersebut, serta meminta pemberhentian pengelola hotel tersebut.

Kedutaan mengatakan, telah menghubungi pihak berwenang Jepang dan sedang mencari jalur hukum yang tersedia bagi mereka terhadap hotel tersebut. Di sisi lain, keputusan itu justru disambut hangat para pendukung Palestina.

Infografis Serangan Terkini Israel di Gaza. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Serangan Terkini Israel di Gaza. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya