Liputan6.com, Jakarta - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno mengatakan di masa depan, sektor pariwisata dan ekonomi kreatif (parekraf) akan menjadi tulang punggung perekonomian Indonesia, menggantikan sektor ekonomi ekstraktif. Namun, angka investasi di sektor tersebut saat ini masih rendah, tepatnya di angka USD 943,4 juta pada triwulan I/2024. Angka tersebut bisa menyerap sekitar 23.208 tenaga kerja dengan jumlah proyek mencapai 23.136 buah.
Untuk itu, ia mendorong agar pelaku sektor parekraf menjamah pasar modal sebagai salah satu sumber pendapatan untuk mengembangkan sektor parekraf. Kemenparekraf pun menggandeng PT. Samuel Sekuritas Indonesia untuk memperkuat indeks saham di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif Indonesia.
Baca Juga
Bantu Masyarakat dan Desa Wisata di Jabar, Kemenparekraf Gelar Literasi Keuangan Serta Bisnis
Kemenparekraf Dukung Usaha Pariwisata dan Ekonomi Kreatif di 24 Desa Wisata dari 12 Provinsi
Sosok Menteri Ekonomi Kreatif Teuku Riefky Harsya, Sarjana Teknik yang Pernah Aktif di PHRI dan Didampingi Irene Umar
"Saya mohon Samuel Sekuritas bisa membimbing kita. Saya di Kemenparekraf tinggal tiga bulan lagi. Mudah-mudahan kerja sama bisa diteruskan sebagai bagian daripada educate the market," ujar Sandiaga di sela penandatanganan nota kesepahaman (MoU) yang dilakukan oleh Deputi Bidang Kebijakan Strategis Kemenparekraf/Baparekraf Dessy Ruhati dan Direktur Utama PT. Samuel Sekuritas Indonesia Liem Hisdiyanto di Menara Imperium, Jakarta, Rabu, 10 Juli 2024.
Advertisement
Ia menyatakan masih sedikit pelaku usaha parekraf yang melantai di bursa efek. Salah satunya rumah produksi MD Pictures yang memproduksi konten untuk layar televisi, layar lebar, hingga layanan streaming. Ada pula emiten dari pemain industri perhotelan dan lapangan golf. Sebagian lainnya adalah sektor usaha kuliner.
"MoU Kemenparekraf dengan Samuel Sekuritas adalah sebuah kolabor-aksi dalam menyosialisasi dan mengedukasi pemangku kepentingan parekraf terkait investasi di sektor parekraf yang ada di Bursa Efek Indonesia," kata Sandi.
Target Peningkatan Investasi di Sektor Parekraf
Ruang lingkup kesepahaman bersama meliputi pembentukan daftar emiten pariwisata dan ekonomi kreatif; pembahasan emiten pariwisata dan ekonomi kreatif; peluang emiten pariwisata dan ekonomi kreatif di pasar modal; dan kerja sama/kegiatan lain sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing pihak.
Menparekraf berharap kerja sama yang terjalin ini bisa meningkatkan investasi di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif guna mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Ia optimistis investasi sektor parekraf di Indonesia bisa menembus 11--12 persen dalam lima tahun ke depan, bersaing dengan Amerika Serikat dan Korea Selatan.
Dalam jangka pendek, ia mengharapkan kerja sama yang dijalin bisa meningkatkan investasi antara 20--25 persen. "Pada triwulan pertama, nilai investasi yang dicapai baru 1 miliar dolar dibandingkan target tahun ini mencapai 20 miliar dolar," katanya.
"Sementara menurut modelling internal kami, sektor ekraf jika diberikan kebijakan yang tepat, bisa tumbuh 11-12 persen dalam lima tahun ke depan, mendekati Korea dan Amerika," imbuh dia seraya menyebutkan kebijakan yang diperlukan dimulai dari pelatihan, penyediaan ekosistem, pemasaran, dan permodalan.
Advertisement
Tren Positif Industri Kreatif
Presiden Direktur Samuel Sekuritas, Hisdi Liem, mengungkapkan, kerja sama ini merupakan langkah strategi dalam mendukung pariwisata dan ekonomi kreatif di Indonesia. Samuel Sekuritas berkomitmen untuk mendukung pengembangan sektor parekraf melalui berbagai produk dan layanan investasi.
"Kami yakin dengan kolaborasi yang kuat antara pemerintah dan swasta dapat meningkatkan ekosistem perekonomian yang lebih kondusif. Semoga kerja sama ini membawa manfaat bagi Indonesia," kata Hisdi.
Komisaris Samuel Sekuritas, Evelyn Satyono, menyampaikan, Samuel Sekuritas akan mendukung lebih banyak lagi IPO di bidang industri kreatif. "Kami sangat mendukung pariwisata dan industri kreatif Indonesia, apalagi banyak sekali anak muda kreatif yang kita dukung sebagai salah satu captain market player di IDX," kata Evelyn.
Sementara itu, Economic Adviser & Senior Economist PT Samuel Sekuritas Indonesia, Fithra Faisal Hastiadi menyebutkan bahwa kebanyakan industri kreatif menghadapi tekanan saat ini, sekaligus memiliki peluang besar. Ia menyebut industri kreatif memiliki level resistensi yang tinggi sehingga trennya cenderung naik meski selalu ada masa surut di beberapa periode.
Industri Perfilman Dalam Negeri Sebagai Pendukung Sektor Ekraf
Salah satu penopang ekraf di Indonesia adalah industri perfilman. Direktur MD Entertaiment, Priyadarshi Anand menyatakan bisnisnya berbeda dari sektor industri lain yang dijual adalah emosi, baik itu komedi, horor, ataupun drama. Para pelaku yang bermain di dalamnya adalah manusia dengan aset bersifat tidak berwujud (intangible).
"Kita lebih bermain ke intellectual property, sementara yang lain ke aset berwujud," ucap Anand seraya menegaskan nilainya bahkan bisa melampaui aset yang berwujud.
Ia menyebut industri perfilman dalam negeri menunjukkan sinyal positif dalam beberapa tahun terakhir. Indikasinya lewat jumlah penonton yang semakin banyak menembus lebih dari 1 juta penonton sepanjang penayangan..
"Kita ada lebih dari 20 movie di 2023 yang di atas 1 juta penonton, padahal 2020 cuma satu movie yang di atas 1 juta nonton. Artinya, film Indonesia saat ini lebih bisa mendekati selera lokal. Industri film Indonesia di masa depan kita lihat akan seperti di China dan India, yakni local driven and grow fast," ucapnya.
Menparekraf menambahkan bahwa industri film menggerakkan banyak subsektor industri kreatif lainnya, bahkan juga pariwisata. Banyak contoh bahwa film membangkitkan minat perjalanan warga ke destinasi tertentu.
"Bahwa media film sangat efektif mempromosikan destinasi wisata, misal Laskar Pelangi di 2008. Belitung sebelumnya enggak ada yang datang. Setelah Laskar Pelangi, boom, kunjungan wisata naik 29 persen," ujar Sandi.
Advertisement