Liputan6.com, Jakarta - Di antara pujian memesonanya visual busana kontingen Indonesia di opening ceremony Olimpiade Paris 2024, ada kritik yang secara spesifik membahas penataan kebayanya. Pasal, atasan yang identik dengan busana perempuan Indonesia itu terlihat dimasukkan ke dalam celana panjang putih padanannya.
"Kita perlu bicara tentang bagaimana kebaya yang dimasukkan ke dalam celana adalah kesalahan mode yang besar," kata seorang pengguna X, dulunya Twitter, Jumat, 26 Juli 2024. Sebagian warganet ternyata berpandangan serupa. Salah satunya menanggapi, "Setuju! Keliatannya aneh."
Baca Juga
"Desain kebaya kutubaru tuh unik dan elegan, simetri antara garis leher persegi dan bukaan persegi di bagian bawah. Ini karena dimasukkin, simetri di bagian bawah hilang dan hasilnya terasa janggal," ia menambahkan. Warganet lain berkomentar, "Saya tidak peduli dengan keputusan kreatif di balik kebaya dimasukin, itu benar-benar mengacaukan proporsinya dengan sangat buruk."
Advertisement
"Belum lagi pemisahannya yang kayak tiba-tiba, engak ada ikat pinggang, enggak ada apa-apa, hanya kebaya yang dimasukkan," timpalnya. Ketua Komunitas Perempuan Berkebaya Indonesia Rahmi Hidayati pun mengamini pendapat tersebut.
"Memang sebaiknya jangan pakai celana panjang," katanya pada Lifestyle Liputan6.com lewat pesan suara, Sabtu (27/7/2024). "Apalagi kalau pakai celana panjang, dimasukkan begitu pula kebayanya. Ciri khas kebaya sebagai busana perempuan Indonesia yang diwariskan leluhur kita jadi hilang."
Rahmi mengatakan, penataan tersebut membuat "kebayanya jadi tidak terlihat." "Kayak blus biasa saja. Cuma memang di tengahnya (garis leher) ada kotak kayak kotak kebaya kutubaru," ia menambahkan.
Memasangkan Kebaya dan Kain
Rahmi juga menyarankan untuk sebaiknya memasangkan kebaya dengan kain. "Jadi, kalau memang mau melestarikan keberadaan kebaya atau kita mau memperkenalkan kebaya ke dunia, pakailah dengan style yang sesuai style budaya kita," ucap dia.
Ia menyambung, "Kalau mereka ternyata ada yang bawa kain atau kain sarung, saya bersedia lho kasih tutorial berkain secara online, kita nge-Zoom aja, nanti saya kasih tahu cara pakai kain, satu menit aja bisa, bahkan kurang, dan itu bukan berarti ribet buat jalan atau naik panggung, enggak. Saya aja naik gunung bisa berkain, kok."
Selaras dengan Rahmi, ada beberapa warganet yang memang mengomentari bawahan kebaya tersebut. "Misalnya kaloga bisa pake kain sendiri dan ga ada yang bisa makein di sana, senggaknya rok lilit deh. Ga perlu yang batik atau gimana, tapi modelnya kain lilit wastra yang biasa dipake di sini," sebut seorang warganet di X.
Advertisement
Seragam Kontingen Indonesia Jadi Sorotan Media Asing
Sebagaimana diketahui, desainer kondang Didit Hediprasetyo merupakan sosok perancang seragam kontingen Indonesia saat pembukaan Olimpiade Paris 2024. Media asing, seperti Vanity Fair, Vogue, serta Numero, kedapatan mengulas ansambel kreasi putra Prabowo Subianto dan Titiek Soeharto tersebut.
Melansir Vanity Fair, Jumat, 26 Juli 2024, seragam atlet Indonesia disebut sebagai penghormatan terhadap tradisi Tanah Air, dengan perpaduan busana antara tradisi dan modernitas. Disebutkan bahwa desain ini dibuat dengan pendekatan holistik yang menghormati kinerja atletik dan kebanggaan budaya.
Setiap karya merupakan penghormatan terhadap warisan budaya Indonesia yang dinamis. Warisan seni Raden Saleh, seorang pelukis romantis, jadi inspirasi koleksi ini. Perjalanan seniman asal Jawa Tengah ini hingga ke istana Eropa pada abad ke-19 mencerminkan kebangkitan Indonesia di kancah global, sebut publikasi itu.
Karya-karyanya di ruangan Rijksmuseum dan Louvre merupakan perpaduan antara akar Jawa dan romantisme Eropa, sebuah perpaduan yang berhasil disampaikan Didit dengan apik. "Tujuan saya menciptakan desain yang mencerminkan kebanggaan, semangat, dan ketahanan bangsa, sekaligus memastikan para atlet tampil dan merasakan yang terbaik saat bertanding di pentas dunia," kata Didit.
Didesain Mempertimbangkan Kebutuhan Atlet Indonesia
Didesain dengan mempertimbangkan kebutuhan para atlet Olimpiade, seragam ini menawarkan kenyamanan maksimal dan kemudahan bergerak berkat material berkualitas tinggi. Didit memakai bahan yang mencakup denim Indonesia stonewashed dan beludru mewah, serta jaring sutra dalam palet warna primer yang mencolok.
Pakaian pria terinspirasi para bikers dengan jaket denim yang berasal dari beskap, yaitu pakaian tradisional pria Jawa. Tampilan itu dipadukan dengan celana panjang putih untuk tampilan atletis.
Seragam wanitanya menampilkan atasan kebaya kutubaru dengan warna primer merah yang kaya dan dilengkapi celana olahraga putih. Menurut Didit, gaya ini memadukan kesan sporty dan keanggunan yang memikat.
Perhatian terhadap detail terlihat jelas dalam setiap aspek, mulai dari jahitan yang rumit, penempatan lambang Indonesia dengan aksen garis-garis kulit merah putih, sampai sorban pria Jawa yang anggun. Ada pula blangkon dengan sentuhan kontemporer berbahan kulit dan denim. Semuanya, kata Didit, berkontribusi pada keselarasan penampilan pakaian saat dipakai para atlet.
Advertisement