Viral Susu Ikan Jadi Program Makan Bergizi Prabowo-Gibran, Memangnya Ikan Menghasilkan Susu?

Susu ikan diklaim bisa jadi alternatif bagi orang alergi laktosa, sehingga tidak akan mengalami gangguan pencernaan.

oleh Dyah Ayu Pamela diperbarui 13 Sep 2024, 11:00 WIB
Diterbitkan 13 Sep 2024, 11:00 WIB
Ilustrasi Anak Minum Susu/ Pexels
Ilustrasi Anak Minum Susu (Foto oleh Alex Green dari Pexels)

Liputan6.com, Jakarta - Susu ikan sedang viral karena dilaporkan masuk program makan bergizi yang diusung Presiden dan Wakil Presiden terpilih periode 2024--2029, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka. Meski keputusan penggunaan susu ikan belum final, hal ini mengundang tanda tanya publik.

Susu ikan diklaim bisa jadi alternatif untuk orang yang alergi laktosa, sehingga tidak akan mengalami gangguan pencernaan dengan indikasi perut kembung, diare, maupun mudah buang angin. Namun, masyarakat tahu bahwa ikan tidak menghasilkan susu. 

Mengutip Irish Examiner, Jumat (13/9/2024), Dr. Naomi Lavelle meneliti makhluk apa saja yang benar-benar menghasilkan susu. "Sapi iya (menghasilkan susu), kita (manusia) juga, kelelawar dan lumba-lumba pun menghasilkan susu, kita semua menghasilkan susu untuk memberi makan bayi kita yang baru lahir, itulah yang menjadikan kita mamalia," ungkapnya. 

Ia menyebut bahwa mamalia adalah satu-satunya penghasil susu. Namun, menghasilkan susu dikatakan tidak sepenuhnya khusus bagi mamalia, karena burung tertentu juga menghasilkan zat seperti susu.

Zat ini mungkin tidak dianggap sebagai susu mamalia, tapi memiliki tujuan yang sama. "Zat ini dihasilkan burung dewasa dan diberikan pada anak-anaknya, menyediakan nutrisi dan sejumlah bahan kimia pelindung hingga mereka cukup dewasa untuk makan sendiri," jelasnya lagi. 

Sedikit memperluas gagasan tentang susu, kita bisa menyoroti zat seperti lendir yang disekresikan Ikan Discus di lembah Sungai Amazon. Ikan ini termasuk jenis ikan yang memberi susu. "Zat kaya protein ini melapisi tubuh kedua induk dan, setelah menetas, anak-anaknya akan memakan lendir ini selama lebih dari dua minggu," sebut Dr. Lavelle.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Hewan Selain Mamalia Produksi Zat Protein Seperti Susu

Susu Beruang
Ilustrasi Susu. Credit: pexels.com/pixabay

Dalam proses pemberian susu, ketika salah satu induk sudah merasa cukup, mereka akan melepaskan anak-anaknya dari tubuh mereka sendiri dan beralih ke tubuh pasangannya. "Jadi, meski mamalia mungkin adalah penghasil susu asli, tampaknya banyak hewan lain di dunia yang dapat membuat makanan seperti susu untuk anak-anaknya," imbuh Dr. Lavelle.

Yang lebih menarik lagi, ada pula kecoa yang menghasilkan zat seperti susu di dalam kantong induknya yang dapat dimakan embrio saat mereka berkembang. Kecoa Kumbang Pasifik bukan satu-satunya serangga penghasil susu.

Pada 2018, sekelompok ilmuwan di China menemukan sejenis laba-laba yang memberi makan anak-anaknya dengan zat, seperti susu. Laba-laba ini adalah jenis laba-laba pelompat yang hidup di sarang dan meniru penampilan semut.

Meski laba-laba mungkin mendapat reputasi buruk sebagai orangtua, banyak laba-laba betina melindungi, bahkan memberi makan anak-anaknya saat pertama kali menetas. Laba-laba pelompat ini melangkah lebih jauh, mereka menghasilkan zat seperti susu dan merawat anak-anaknya hingga 20 hari.


Laba-Laba Juga Memberi Anaknya Susu

Ilustrasi Laba Laba
Ilustrasi Laba Laba Bertelur (PIxabay)

Waktu 20 hari dianggap melewati titik bayi laba-laba dapat menemukan makanan mereka sendiri. Laba-laba bahkan akan memberi makan anak-anak betinanya setelah mereka mencapai kematangan seksual.

Selain merawat anak-anaknya secara langsung, induk laba-laba akan menaruh tetesan susu di sekitar sarang. Bahkan setelah selesai menyusui, ia akan sering tinggal di sarang bersama anaknya, sehingga peluang mereka untuk bertahan hidup akan meningkat pesat.

Jadi, meski mamalia mungkin penghasil susu asli, tampaknya banyak hewan lain di dunia yang dapat membuat makanan, seperti susu untuk anak-anaknya. Program makan gratis pemerintahan Prabowo-Gibran sejak awal menuai sorotan.

Ini termasuk seputar pergantian nama dari makan siang gratis jadi makan bergizi gratis, serta penurunan anggaran per porsinya dari Rp15 ribu jadi Rp7,5 ribu. Lalu, muncul wacana penggunaan susu ikan, bukan susu sapi. Mengutip kanal News Liputan6.com, Kamis, 12 September 2024, Ketua Harian DPP Partai Gerindra Sufmi Dasco menyatakan, penggunaan susu ikan baru sebatas alternatif, belum final.


Susu Ikan Alternatif Pengganti Susu

Ilustrasi susu
Ilustrasi susu. (Image by Freepik)

"Jadi begini, alternatif. Alternatif itu adalah aspirasi juga dari masyarakat, kemudian hasil simulasi yang ada dan belum final," kata Dasco saat ditemui di Kompleks Parlemen Senayan Jakarta, Kamis.

Menurut Dasco, hasil final nantinya akan diumumkan. Namun, semua wacana susu saat ini menurutnya baru semacam usulan. "Kita akan umumkan ke publik mengenai masalah pengganti susu makan bergizi itu pada saatnya nanti. Jadi kalau sekarang ya itu kita anggap sebagai aspirasi ataupun kemudian langsung simulasi," kata Dasco.

Sebelumnya, Kepala Kantor Komunikasi Presiden, Hasan Nasbi, menegaskan tidak ada skenario dari Badan Gizi Nasional terkait penggunaan susu ikan dalam program makan bergizi gratis pemerintahan Prabowo-Gibran. Menurutnya, Badan Gizi Nasional terbuka dengan ide dari pihak lain untuk program andalan Prabowo itu.

"Keterangan yang saya dapat dari Kepala Badan Gizi Nasional sejauh ini tidak ada skenario bernama susu ikan," ungkap Hasan pada wartawan, Selasa, 10 September 2024.

Infografis Deretan Negara Berikan Makan Siang Gratis di Sekolah. (Liputan6.com/Gotri/Abdillah)
Infografis Deretan Negara Berikan Makan Siang Gratis di Sekolah. (Liputan6.com/Gotri/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya