Liputan6.com, Jakarta - Chef Devina Hermawan baru-baru ini mengungkapkan keluh kesahnya atas pembajakan buku di laman media sosial pribadinya. Ia mengaku telah melaporkan bahwa buku resepnya yang bajakan telah dijual bebas kepada marketplace, namun tak mendapat solusi.
"Jargonnya mendukung UMKM, hasil karya penulis kecil saja “diembat"," tulis Devina mengawali tulisannya di akun X miliknya @hermawan_devina pada 2 Oktober 2024.
Baca Juga
Lalu alumni sebuah acara kontes memasak itu pun menyematkan akun sebuah marketplace dan menuliskan keluhannya. "Membiarkan buku dibajak (fotocopy, scan pdf, dsb). Sudah berulang kali dilaporkan, tanggapannya terkesan mempersulit pelapor dan terkesan dibiarkan," terangnya.
Advertisement
Devina menyambung, "Pantes saja para penjual tsb menantang balik pelapor: “laporkan saja, tidak akan terjadi apa-apa.” Ternyata, selama ini penerbitpun mengeluhkan hal serupa."
Wanita berusia 30 tahun itu mengatakan selalu membagikan resep berkualitas secara rutin dan gratis di media sosial. Bahkan Chef Devina diketahui punya akun khusus di Cookpad untuk berbagi resep tersebut.
Namun untuk menerbitkan buku resep yang diklam olehnya telah dibajak, merupakan prosedur yang jauh lebih kompleks, panjang, dan menelan biaya tidak sedikit. "Bagaimana penulis-penulis di Indonesia bisa berkembang kalau seperti ini?" tanyanya.
Ia pun menyinggung soal aturan di negara asal perusahaan marketplace tersebut bisa ketat dengan tidak memperbolehkan buku bajakan atau iklannya terpampang, mengapa perusahaan yang sama di Indonesia tidak melakukannya. Devina merasa pelaporannya pun ditanggapi setengah hati.
Berharap Bisa Mendapat Solusi
Padahal di zaman yang serba canggih teknologi seperti sekarang mudah sekali jika marketplace tersebut melakukan pencegahan pembajakan buku. Ia menyarankan upaya pembekuan akun penjual, blokir NIK pendaftaran baru, blokir IP address, blokir nomor ponsel maupun email.
Devina pun menilai jika tindakan pembajakan buku diabaikan, maka ini akan mematahkan semangat calon penulis dalam negeri dan membunuh industri penerbitan, serta toko buku tradisional. Di akhir unggahannya, Chef Devina berharap keluhannya itu bisa ditanggapi oleh perusahaan yang bersangkutan.
Unggahan yang juga diposting ulang di laman Instagram miliknya pun mendapat tanggapan warganet. "Akhirnya Ada public figure yg bersuara, sy juga gemes banget chef. Kasian yg udah susah2 berproses n terlibat Dalam penulisan Buku tapi Dijual copian PDF murah meriah 😢 kalopun Gak sangguo beli, yaudah kek buat catatan sendiri setiap orang masak bagi2 resep (itu yg sy lakukan). Buat temen2 Muslim, dosa loh beli barang2 palsuan. Jgn dikira Gak Ada hisabnya ya," tulis warganet.
"Buku saya juga udah dibajakin😂dan akhirnya pasrah hahaha… sekarang lebih memilih untuk mengedukasi secara digital," sambung yang lain.
"Miris banget, bikin buku penuh perjuangan dan gak sebentar.. di maanfatin oknum gk bertanggung jawab," balas warganet lain.
Advertisement
Akhirnya Ditanggapi Oleh Pihak Marketplace
Tak lama setelah Chef Devina berkoar soal pembajakan buku, pimpinan marketplace yang bersangkutan langsung memberi respons. Devina juga menuliskan pembaruannya di media sosialnya dan tertulis yang membalas adalah Direktur Eksekutif Shopee di Indonesia, Handhika Jahja.
Tertulis bahwa pihak Shopee meminta maaf atas kejadian. Handhika juga mengatakan sudah memblokir produk-produk yang melanggar ketentuan dan berharap pihaknya bisa menjadi platform yang sehat dengan menjaga hak kekayaan intelektual.
"UPDATE: dalam hitungan jam Shopee Indonesia menurunkan secara tuntas seluruh peredaran karya cipta ilegal dua buku saya, dan direktur utama Shopee Indonesia Mas Handhika Jahja turut menanggapi isu ini melalui DM IG (slide-1)."
"Semoga laporan dari teman-teman penulis lainnya terkait pembajakan hak cipta mendapat tanggapan yang serupa dan Shopee Indonesia serius menjalankan komitmennya dengan menindak tegas pelanggaran demi menjaga ekosistem penulis lokal tetap sehat (slide-2)," tulisnya di keterangan unggahan pada Kamis, 3 Oktober 2024.
Pembajakan Buku Masih Jadi PR
Hari Buku Nasional dirayakan setiap tahun pada 17 Mei setiap tahunnya. Membangun budaya literasi memang tidak semudah membalikkan telapak tangan, terlebih ada sejumlah tantangan di industri buku lokal.
Direktur Utama Mizan Productions, sekaligus GM New Media and Digital Initiatives PT Mizan Publika Irfan Bagir mengungkap bahwa salah satu pekerjaan rumah yang belum terpecahkan hingga sekarang adalah pembajakan buku. "Penerbit bersama pihak-pihak lain harus bekerja sama untuk menyelesaikan masalah ini," ungkapnya melalui pesan pada Lifestyle Liputan6.com, Sabtu, 25 Mei 2024.
Ia mengatakan bahwa Mizan terus bekerja sama dengan semua pihak terkait, baik toko buku offline maupun online, dalam menekan angka buku bajakan. Selain, mereka secara rutin melaporkan pembajak-pembajak buku yang berjualan di marketplace besar.
Menyambung itu, pengajar dan pendiri komunitas Nulis Aja Dulu (NAD) Irma Susanti Irsyadi menjabarkan, setidaknya ada tiga masalah di industri buku lokal. "Pertama, minimnya ketersediaan buku di banyak tempat penting, seperti perpustakaan sekolah maupun ruang publik," ujar dia melalui pesan, Sabtu.
Advertisement