Viral Dugaan Pungli di Air Terjun Tumpak Sewu, Ada Pengunjung yang Bayar sampai Rp150 Ribu

Pengunjung Air Terjun Tumpak Sewu mengeluh diminta membayar tiket masuk sampai tiga, bahkan empat kali.

oleh Asnida Riani diperbarui 20 Des 2024, 13:00 WIB
Diterbitkan 20 Des 2024, 13:00 WIB
Pungli di Air Terjun Tumpak Sewu
Seorang pengunjung mengaku jadi korban pungli di Air Terjun Tumpak Sewu, Lumajang, Jawa Timur. (dok. tangkapan layar TikTok @fernia_nirma/https://www.tiktok.com/@fernia_nirma/video/7449265286722751749)

Liputan6.com, Jakarta - Lagi, kasus dugaan pungutan liar alias pungli di destinasi wisata lokal menghebohkan warga dunia maya. Kali ini, praktik tidak terpuji itu diklaim terjadi di Air Terjun Tumpak Sewu, Lumajang, Jawa Timur.

Ini berawal dari unggahan TikTok @fernia_nirma, Selasa, 17 Desember 2024, yang memuat keterangan, "Mohon pencerahannya teman-teman apakah benar ke tumpak sewu harus bayar tiket masuk 3x? 🙏🏻." Di video berdurasi 52 detik tersebut, ia memperlihatkan "tiket-tiket" hasil pembayaran yang dimaksud.

Di rekaman, si pengunjung berkata, "Ini aku ke (Air Terjun) Tumpak Sewu berdua, tapi bayar sampai tiga kali. Di atas bayar, di tengah bayar, masuk ke sini (di dekat air terjun) bayar, tiga kali aku bayar." Ia juga merekam momen seorang pria, yang diduga seorang pemandu wisata, tengah berdebat dengan "preman setempat," karena wisatawan diminta bayar tiket masuk sampai tiga kali.

"Kalau kayak gini sih bisa hancur pariwisata," keluhnya. Klip tersebut sudah ditonton sampai 1,4 juta penayangan saat artikel ini ditulis. Tidak hanya satu, ada pengguna TikTok lain yang menyuarakan keluhan serupa. Bukan tiga, ia bahkan mengaku harus membayar sebanyak empat kali untuk mengunjungi Air Terjun Niagara-nya Indonesia tersebut.

"Yang awalnya tiket masuk 3x pungutan sekarang jadi 4x pungutan. Solusinya dong @Jatimpemprov @PRABOWO SUBIANTO biar gak berlarut larut terus kasus lama seperti ini. Butuh penanganan yang tegas dari pemerintah #tumpaksewu #tumpaksewuwaterfall #kasustumpaksewu#pungli @Gerindra @Gibran Rakabuming," keluh akun TikTok @syaifularieef, Selasa.

Ogah Bayar Pungli

Pungli di Air Terjun Tumpak Sewu
Seorang pengunjung mengaku jadi korban pungli di Air Terjun Tumpak Sewu, Lumajang, Jawa Timur. (dok. tangkapan layar TikTok @syaifularieef/https://www.tiktok.com/@syaifularieef/video/7449281205926677765)

Di video, pengguna tersebut merekam dirinya berdebat dengan sejumlah orang yang meminta ia membayar kembali. Ia terdengar menolak sambil memperlihatkan tiket bukti pembayaran sebelumnya. Setelah berdebat cukup alot, pria, yang sepertinya seorang pemandu wisata, dipersilakan masuk membawa rombongan turis asing.

"Emaang bayar berapa ??" tanya seorang pengguna, yang dibalas si pengunggah video, "(Turis) asing total (Rp150.000." Tidak butuh waktu lama bagi video-video tersebut digeruduk warganet. Sebagian besar mereka mengutuk aksi pungli yang sayangnya masih terus ditemukan di sejumlah destinasi wisata lokal.

"Ya itulah masuk mulai air terjun byr lagi 30 ribu..kalo tahu segitu aku ga akan ke tumpak sewu," aku seorang pengguna. "Dulu prasaan cuma 2x,masuk panorama dan air terjun sekarang ko malah banyak," warganet lain menimpali. "Lapor no ae cak. iki seng garai (ini yang menyebabkan) wisata sepi, kakean pungli...semangat cak."

Ada juga yang membela, "Itu demi kesejahteraan masyarakat sekitar kak, demi keamanan pengunjung juga, lagian bayarnya kan cuma 25rb/tiket/orang.. udah murah banget." "Demi kesejahteraan preman setempat iyo😁," balas yang lain.

Waspada Pungli di Musim Libur Nataru

Pungli di Objek Wisata
Wisatawan mengaku kena pungli di Curug Ciburial Bogor. (dok. tangkapan layar video Instagram @prasastihikmah/https://www.instagram.com/p/C6ccQQWvQyc/)

Pengamat Pariwisata Chusmeru mengatakan pungli di objek wisata akan marak ditemui, terutama di musim libur Natal 2024 dan Tahun Baru 2025. Menurutnya, pungli terkadang  dilakukan oknum di wilayah sekitar kawasan wisata.

"Pungli biasanya dilakukan oknum yang memanfaatkan kesempatan padatnya wisatawan," kata Chusmeru pada kanal Bisnis Liputan6.com, Kamis, 19 Desember 2024. Ia menyarankan wisatawan menolak berbagai pungli yang ditemui di kawasan objek wisata.

"Bisa dengan cara meminta bukti pungutan atau bukti karcis dengan tarif yang resmi, atau melaporkan pungutan liar ini ke pihak pengelola atau pemerintah setempat," tuturnya. Ia pun meminta pengelola wisata membuka pusat layanan masyarakat untuk mengantisipasi aduan terkait pungli.

"Pengelola obyek wisata dan pemerintah daerah, selain menyiapkan posko Nataru yang menjamin keamanan dan keselamatan wisatawan, juga perlu disiapkan posko pengaduan pelayanan terhadap wisatawan," ucapnya. "Jadi, bila terjadi pungli maupun tindakan-tindakan kriminal saat berwisata, wisatawan dapat melaporkannya ke posko pengaduan itu."

Pungli Bikin Destinasi Wisata Sepi

Hutan Pinus Gunung Pancar Bogor
Hutan Pinus Gunung Pancar Bogor (dok.Instagram@vi_viaaaaa/https://www.instagram.com/p/BzIlWggg6Bx//Devita

Sebelumnya, Taman Wisata Alam (TWA) Gunung Pancar di Desa Karang Tengah, Babakan Madang, Bogor, Jawa Barat, dilaporkan jadi sepi pengunjung karena diduga ada pungli. Menanggapi itu, Pj Wali Kota Bogor, sekaligus Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Provinsi Jawa Barat, Hery Antasari, mengatakan bahwa Pj Gubernur Jawa Barat, Bey Machmudin, telah menggelar rapat khusus bersama Satgas Saber Pungli Provinsi Jawa Barat terkait ini.

"Disklaimer dulu bahwa Gunung Pancar bukan termasuk wilayah saya, tapi ini sangat disayangkan," katanya saat weekly press briefing Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) secara hybrid, Senin, 7 Oktober 2024. "Mudah-mudahan cepat selesai dan (wisata) Gunung Pancar bisa hidup lagi."

Menyambung itu, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) saat itu, Sandiaga Uno, menyebut bahwa pihaknya sudah menampung keinginan dari banyak komunitas untuk bekerja sama menggiatkan kembali kegiatan wisata di TWA Gunung Pancar. "Saya sudah sampaikan sampaikan selama ini bahwa bila wisatawan digetok (harga), mereka akan kapok," sebut dia di kesempatan yang sama.

"Kami akan tata (TWA Gunung Pancar) dengan pendekatan kelompok sadar wisata (pokdarwis), serta melibatkan media, pemerintah daerah dan pemeintah desa. Kami akan tata mungkin dalam bentuk desa wisata yang akan memberi pendekatan lebih berkearifan lokal," beber Menparekraf.

Menurut Sandiaga Uno, masyarakat Jawa Barat umumnya menyambut baik berbagai inisiasi kegiatan wisata. "Nanti untuk pendanaan, seperti di beberapa desa wisata lain, akan disatuatapkan, bisa bayar lewat digital, supaya pengalaman berwisata kembali menyenangkan, aman, dan nyaman," ungkap dia.

Infografis: Kasus Kecelakaan dan Bencana di Tempat Wisata 2024
Infografis: Kasus Kecelakaan dan Bencana di Tempat Wisata 2024.  (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya