Seaplane Jatuh di Destinasi Wisata Populer Australia Barat, 2 Turis dan Pilot Meninggal di Tempat

Liputan6.com, Jakarta - Kecelakaan pesawat terjadi di destinasi wisata populer di Australia Barat pada Selasa sore, 7 Januari 2025. Kecelakaan terjadi saat seaplane tersebut terbang di lepas pantai Rottnest Island.

Kepala pemerintah negara bagian Australia Barat, Roger Cook mengonfirmasi bahwa tiga orang tewas dalam kecelakaan tersebut. Jenazah mereka ditemukan dari reruntuhan pesawat oleh penyelam Kepolisian Air pada Selasa malam.

"Belasungkawa saya kepada keluarga dan teman-teman para korban," kata Cook kepada wartawan, Rabu (8/1/2025), dikutip dari laman news.com.au.

Salah seorang korban adalah perempuan berusia 65 tahun yang diyakini sebagai turis Swiss. Korban kedua adalah pria berusia 60 tahun yang diyakini turis dari Denmark, dan korban terakhir adalah pilot pesawat seaplane berusia 34 tahun dari Perth.

Cook mengatakan tragedi itu disaksikan para turis, keluarga, dan anak-anak yang berada di Rottnest Island selama liburan musim panas. "Setiap warga Australia Barat tahu bahwa Rottnest Island adalah tujuan wisata utama kita," katanya.

"Sungguh menyedihkan bahwa kejadian tragis seperti ini terjadi di depan begitu banyak orang di tempat yang memberikan begitu banyak kebahagiaan, terutama pada saat ini," sambungnya.

Sementara, empat penumpang lain berhasil diselamatkan dan dibawa ke rumah sakit. Kepolisian Australia Barat menyebutkan mereka yang selamat terdiri dari pria berusia 63 tahun dari Swiss, seorang wanita berusia 58 tahun dari Denmark, seorang pria berusia 63 tahun dan seorang wanita berusia 65 tahun dari Australia Barat.

"Luka-luka mereka berkisar dari cedera ringan hingga cedera tangan yang sangat serius," kata polisi.

Kepolisian Air dan kapal sipil bergegas ke lokasi kejadian untuk membantu penyelamatan. Anthony Albanese mengatakan pikirannya bersama mereka yang terlibat dalam insiden itu saat berbicara di ABC pada Rabu pagi.

"Ini berita buruk," kata Perdana Menteri. "Gambar-gambarnya pasti sudah dilihat oleh semua warga Australia saat mereka bangun. Belasungkawa saya kepada semua yang terlibat."

Ketua Komisaris Biro Keselamatan Transportasi Australia (ATSB), Angus Mitchell, mengatakan penyelidikan keselamatan transportasi atas insiden tersebut telah dimulai. "Seperti yang dilaporkan kepada ATSB, saat lepas landas, pesawat apung itu menghantam air sebelum akhirnya berhenti dan sebagian terendam," kata Mitchell.

Ia menyatakan bahwa ATSB akan mengerahkan tim penyidik keselamatan transportasi dari kantornya di Perth, Brisbane, dan Canberra, yang ahli dalam operasi dan pemeliharaan pesawat, serta faktor manusia. Penyidik akan mengumpulkan bukti-bukti, termasuk pemeriksaan lokasi dan puing-puing, dan pemulihan komponen pesawat untuk pemeriksaan lebih lanjut di fasilitas teknis ATSB di Canberra.

Mitchell mengatakan penyidik akan mewawancarai para penumpang pesawat Cessna 208 apung serta saksi mata dan orang lain yang terlibat. Data pelacakan penerbangan, catatan pilot dan pemeliharaan pesawat, dan informasi cuaca juga akan dikumpulkan oleh penyidik.

ATSB mendesak siapa pun yang memiliki informasi atau rekaman untuk maju. "ATSB meminta siapa pun yang mungkin menyaksikan atau memiliki foto atau video rekaman pesawat pada fase apa pun penerbangan, atau segera setelah kecelakaan, untuk menghubungi melalui formulir saksi di situs web kami," kata Mitchell.

Empat jam setelah kecelakaan seaplane terjadi, Komisaris Kepolisian Australia Barat, Col Blanch, mengatakan empat orang telah diselamatkan dari air. Pihaknya menduga pesawat itu menabrak batu di pintu masuk Thompson Bay.

"Saya ingin meyakinkan masyarakat bahwa kami memiliki sumber daya yang signifikan di lokasi kejadian dan kami melakukan segala yang kami bisa," katanya. "Ada sejumlah warga masyarakat yang tidak ragu-ragu untuk membantu, dan saya berterima kasih atas upaya mereka."

Saksi mata menggambarkan momen pesawat itu menghantam air. "Itu hanya menghantam air langsung - bagi saya, itu jelas membuat jantung copot," kata seorang saksi kepada Nine News.

"Kami melihat ekor pesawat menonjol, dan ya, itu cukup mengejutkan," kata yang lain. "Semua kapal polisi itu, sirene berbunyi dan mereka seperti melaju kencang," tambah yang lain.

Swan River Sea Planes membawa Cessna 208 yang terlibat dalam kecelakaan itu ke Australia Barat dari Queensland Whitsunday Air Services seminggu yang lalu. Otoritas Keselamatan Penerbangan Sipil (CASA) mengatakan Swan River Seaplanes telah menangguhkan operasinya menyusul kecelakaan kemarin.

"Belasungkawa terdalam kami kepada semua yang terlibat dalam kecelakaan tragis ini dan kami siap membantu Biro Keselamatan Transportasi Australia dalam penyelidikannya," kata juru bicara CASA.

Operator layanan seaplane itu terdaftar sebagai Aeroplane Pty Ltd didirikan pada 2017 oleh Troy Thomas, Kristy Bailey, dan Dean Kingi. Bailey adalah komisaris Tourism Australia Barat dan menjabat sebagai direktur Dewan Pariwisata Australia Barat pada 2017--2024.

Thomas tewas dalam kecelakaan helikopter yang dia kendarai yang juga merenggut nyawa seorang gadis berusia 12 tahun dan melukai putrinya dengan serius. Troy meninggal dunia secara tragis pada 2020, tetapi Kristy, Dean, dan tim mereka terus membangun warisannya, memperluas berbagai penerbangan pemandangan dan paket wisata perusahaan untuk lebih menampilkan Australia Barat sebagai tujuan wisata kelas dunia, kata Swan River Seaplanes di laman resminya.