Liputan6.com, Jakarta - Perkembangan artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan belakangan ini sudah mengubah cara orang mencari informasi di internet. Jika dulu mesin pencari seperti Google menjadi rujukan utama, kini banyak pengguna beralih ke chatbot AI seperti ChatGPT, Gemini, dan DeepSeek demi mendapatkan jawaban instan.
Di era ini, pendekatan SEO konvensional mulai terasa kurang efektif karena pola konsumsi informasi telah berubah. Fenomena ini memaksa dunia digital marketing untuk beradaptasi dengan strategi baru yang lebih luas dari sekadar optimasi mesin pencari tradisional.
Pengguna bukan hanya mencari di Google, tetapi juga melalui media sosial, forum diskusi, hingga AI generatif yang mampu memberikan jawaban lebih personal dan kontekstual. Dampaknya, perusahaan harus berpikir ulang tentang cara memastikan kehadiran digital mereka tetap relevan di berbagai kanal.
Advertisement
Konsep baru yang dikenal sebagai Search Everywhere Optimization (SEO) muncul sebagai jawaban atas tantangan ini. Berbeda dengan SEO tradisional yang hanya fokus pada mesin pencari, metode ini memperluas cakupan optimasi ke beragam platform AI dan kanal digital lainnya.
Strategi ini semakin krusial karena AI bukan hanya menampilkan hasil pencarian, tetapi juga mengkurasi dan menyaring informasi berdasarkan relevansi serta kredibilitas sumbernya. Brand yang tidak memahami cara kerja AI dalam menyusun jawaban bisa kehilangan potensi eksposur yang besar. Hal itu membuat banyak perusahaan mulai mengadaptasi strategi digital yang lebih dinamis dan terintegrasi dengan teknologi AI.
Di Indonesia, konsep Search Everywhere Optimization ini diperkenalkan oleh Arfadia, perusahaan digital marketing yang dikenal sebagai pionir dalam industri ini. Arfadia menciptakan formula inovatif berbasis AI yang tidak hanya mengoptimalkan konten untuk mesin pencari tradisional, tetapi juga untuk platform berbasis AI.
Sistem Optimasi Berbasis AI
Generative Engine Optimization (GEO) menjadi teknologi inti dalam strategi ini. Teknologi ini memungkinkan konten dioptimalkan secara simultan di berbagai platform AI seperti ChatGPT, Gemini, DeepSeek, Perplexity, Mistral, Claude, dan Meta AI.
"GEO lahir dari pemahaman bahwa konsumen modern tidak lagi bergantung pada satu sumber informasi. Mereka bergerak dinamis antara mesin pencari tradisional, media sosial, dan asisten AI," terang Tessar Napitupulu, CEO Arfadia, dalam peluncuran di Jakarta, Indonesia. Tessar Napitupulu, dengan pengalaman lebih dari dua dekade di teknologi digital, telah menjadikan Arfadia pemimpin digital marketing di Asia Tenggara.
Berkat visinya, Arfadia mengembangkan inovasi global, termasuk sistem optimasi berbasis AI yang digunakan oleh perusahaan Fortune 500. "Beberapa klien kami bahkan mencatatkan pertumbuhan traffic organik hingga 400% dalam 6 bulan pertama," jelas Tessar.
Sejak 2008, Arfadia dikenal sebagai konsultan digital marketing premium. Kolaborasi dengan MEA Digital Agency pada 2024 semakin memperkuat posisinya. Formula GEO Arfadia mengutamakan empat pilar: optimasi konten multi-platform, analitik real-time, adaptasi konten berbasis AI, dan strategi visibilitas sesuai platform.
"Keunggulan teknologi GEO terletak pada kemampuannya beradaptasi dengan evolusi AI. Sistem ini memastikan brand tetap relevan dan mudah ditemukan dimanapun target market mereka berada," pungkas Tessar.
Advertisement
![Loading](https://cdn-production-assets-kly.akamaized.net/assets/images/articles/loadingbox-liputan6.gif)