Liputan6.com, Jakarta - Tanaman nilam dari Ladongi, Sulawesi Tenggara, disebut berkontribusi meningkatkan nilai keberlanjutan raksasa kecantikan L'Oreal. Minyak atrisi dari tumbuhan itu, yang dikenal luas sebagai patchouli oil, digunakan setidaknya pada dua produk dari lini mewah perusahaan tersebut.
Keduanya adalah parfum Libre dari YSL Beauty dan Lancome melalui parfum Idôle. "Pemanfaatannya merupakan bagian dari program sumber daya inklusif yang dilakukan L'Oreal secara global sejak empat atau lima tahun lalu," sebut Chief of Corporate Affairs, Engagement, and Sustainabity L'Oreal Indonesia, Melanie Masriel, pada Lifestyle Liputan6.com usai acara perayaan 45 Tahun L'Oreal Indonesia di bilangan Jakarta Selatan, Kamis, 6 Januari 2025.
Tanaman bernama latin Pogostemon cablin Benth ini merupakan salah satu tanaman penghasil minyak atsiri dari Indonesia, catat laman Kementerian Pertanian RI, dikutip Minggu, 9 Februari 2025. Minyak nilam dijelaskan memiliki sifat fixatif, yakni mengikat minyak atsiri lain, dan sampai sekarang belum ada produk substitusinya.
Advertisement
Patchouli oil dihasilkan melalui proses penyulingan yang umumnya menghasilkan limbah berupa ampas. Alih-alih dibuang dan jadi beban lingkungan, ampas ini digunakan sebagai mulsa untuk mengembalikan lahan ke kondisi semula. Kultur keberlanjutan itu kemudian dielevasi melalui "sistem perdagangan yang adil," menurut Melanie.
"Kami bekerja sama dengan organisasi non-profit untuk memastikan sistem perdagangan yang adil bagi petani nilam di Sulawesi. Selain, kami pun mengajarkan praktik pertanian ramah lingkungan. Ini terjadi tidak hanya di Indonesia, namun wilayah-wilayah lain yang jadi asal sumber daya produk-produk kami," bebernya.
Komitmen Ramah Lingkungan
Minyak nilam dari Sulawesi, kata Melanie, dikirim ke beberapa pabrik L'Oreal di negara lain. "Setiap pabrik L'Oreal punya spesialisasi masing-masing. Pabrik kami di Jawa Barat itu berfokus pada produk pasar massal untuk haircare dan skincare," imbuhnya.
Selain penggunaan minyak nilam sebagai sumber daya inklusif, perusahaan itu menyoroti formulasi berbahan dasar 100 persen vegan untuk pewarna rambut L'Oreal Professionnel iNOA, serta botol Garnier Micellar Water dari 100 persen plastik daur ulang sebagai praktik keberlanjutan mereka.
Melanie memastikan bahwa langkah ramah lingkungan mereka tidak berhenti sampai di situ. "Tahun depan, kami punya target ambisius untuk mendaur ulang kembali setiap tetes air yang kami pakai di pabrik, termasuk pabrik kami di Jawa Barat, usai sebelumnya berfokus pada operasional dengan 100 persen energi terbarukan," ungkap dia.
Praktik keberlanjutan merupakan salah satu topik yang disoroti dalam perjalanan 45 tahun L'Oreal Indonesia yang tertuang di dalam buku The Essentiality of Beauty. Versi digital buku tersebut bisa diunduh di situs web mereka.
Advertisement
45 Tahun L'Oreal Indonesia
Presiden Direktur L'Oreal Indonesia, Junaid Murtaza, berkata, "Kami berharap semangat buku The Essentiality of Beauty akan menginspirasi lebih banyak orang dan meningkatkan kesadaran akan peran penting industri kecantikan dalam kehidupan sehari-hari."
"Kami bangga dengan kemitraan L'Oreal selama 45 tahun dengan Indonesia dan berterima kasih atas dukungan dari seluruh karyawan, mitra pemerintah, dan pemangku kepentingan bisnis yang telah memungkinkan hal ini terjadi. Kami tetap optimis bahwa bersama-sama, kita dapat terus menciptakan kecantikan yang menggerakkan Indonesia."
"Dengankomitmen untuk menciptakan kecantikan yang menggerakkan Indonesia, L'Oreal telah jadi bagian tidak terpisahkan dari perkembangan industri kecantikan dan kemajuan sosial-ekonomi di Indonesia. Studi yang dilakukan Asteres menunjukkan bahwa setiap satu pekerjaan penuh waktu di L'Oreal Indonesia mampu menciptakan 27,8 lapangan kerja di ekosistem terkait."
"Data ini lima kali lebih tinggi dibandingkan rata-rata industri di Indonesia. Secara total, operasi bisnis L'Oreal turut berkontribusi membuka 26.884 lapangan pekerjaan di perekonomian Indonesia," ia menjabarkan.
Mengutamakan Wawasan Lokal
L'Oreal Indonesia juga mengaku terus mengutamakan wawasan lokal dalam riset dan inovasi merek dengan melibatkan lebih dari 26 ribu konsumen dan 1,5 ribu ahli dermatologi di Indonesia. Raksasa kecantikan ini pun mendukung masyarakat lokal melalui berbagai program pemberdayaan komunitas selama lebih dari dua dekade.
Program L'Oreal-UNESCO For Women in Science, misalnya, telah memberi penghargaan pada 75 perempuan peneliti Indonesia selama lebih dari 21 tahun. Kemudian, program L'Oreal's Beauty for a Better Life dan Hairducation sudah meningkatkan keterampilan lebih dari 5,6 ribu perempuan rentan, serta 2,8 ribu siswa vokasi di seluruh Indonesia.
Mereka juga percaya bahwa kecantikan bukan hanya tentang penampilan fisik, tapi juga kesejahteraan mental. Maka itu, L'Oreal Indonesia turut mendukung kesejahteraan mental melalui program, seperti Maybelline New York Brave Together, yang telah membantu lebih dari 126.955 individu yang mengalami kecemasan dan depresi melalui layanan konseling gratis.
Lalu, program L'Oreal Professionnel Head Up telah melatih 2.338 penata rambut untuk meningkatkan kesadaran akan tantangan kesehatan mental dalam profesi mereka.
Advertisement
![Loading](https://cdn-production-assets-kly.akamaized.net/assets/images/articles/loadingbox-liputan6.gif)