Guru Penganiaya Atlet Mengaku Menampar untuk Memotivasi Siswanya

Guru olahraga Sekolah Atlet Ragunan yang dilaporkan ke KPAI mengaku bertindak keras untuk memotivasi siswanya disiplin berolahraga.

oleh Hanz Jimenez Salim diperbarui 28 Feb 2014, 19:48 WIB
Diterbitkan 28 Feb 2014, 19:48 WIB
penganiayaan-ilus130225b.jpg

Liputan6.com, Jakarta - Seorang guru olahraga di Sekolah Atlet Ragunan berinisial BR dilaporkan ke Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) karena diduga menganiaya salah satu atlet muda nasional berinisial TP (17) pada Kamis 27 Februari 2014.

Kepala Sekolah Atlet Ragunan, Mamun mengatakan berdasarkan keterangan dari guru tersebut, BR diketahui melakukan tindakan kekerasan itu untuk memotivasi siswanya.

"Dari pengakuan guru BR ini dia hanya ingin menyemangati dan memotivasi anak-anak. Karena pada saat kemarin itu ada ujian praktek, kebetulan BR yang bertugas mengambil nilai anak-anak ini," kata Mamun ketika ditemui di Sekolah Atlet Ragunan, Jakarta Selatan, Jumat (28/2/2014).

Dikatakan Mamun, BR juga sempat kesal lantaran siswanya yang akan mengikuti ujian lari belum juga hadir pada pagi hari.

"Jadwal ujiannya memang pagi, anak-anak itu terlambat datang kata BR. Sedangkan BR sudah ada di lapangan tempat ujian berlangsung sekitar pukul 07.30 WIB, cuma karena belum ada murid yang datang jadi dia agak kesal," jelas Mamun.

Dia menambahkan, dengan alasan ingin siswanya disiplin dalam mengikuti ujian praktek, BR memperingatkan TP yang tiba-tiba langsung menuju tribun usai berlari di lapangan.

BR diakui Mamun memang tipikal guru yang cukup tegas ketika mengimbau siswanya untuk melakukan kegiatan olahraga. Mamun mengatakan, BR mengaku sudah biasa menepuk pipi siswanya, namun bukan karena kesal melainkan untuk membujuk mengikuti pelajaran olahraga.

"Kata BR 'saya sudah biasa tepuk pipi anak-anak itu, saya sayang sama anak-anak'," ucap Mamun menirukan ucapan BR.

Bagi Mamun pelaporan TP ke KPAI terbilang wajar. Menurutnya, TP sebelumnya tidak pernah diperlakukan seperti itu oleh guru olahraganya.

"Ya namanya orangtua pasti khawatir kalau anaknya diapa-apakan sama seseorang. Wajar kalau orangtuanya dan TP lapor," tutup Mamun.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya