Peringati Hardiknas, Mendikbud Persiapkan Generasi Emas

Mendikbud Muhammad Nuh mengatakan, tema Hardiknas 2014 adalah 'Pendidikan untuk Peradaban Indonesia yang Unggul.'

oleh Gesit Prayogi diperbarui 02 Mei 2014, 10:24 WIB
Diterbitkan 02 Mei 2014, 10:24 WIB
Peringati Hardiknas, Mendikbud Persiapkan Generasi Emas
Mendikbud Muhammad Nuh mengatakan, tema Hardiknas 2014 adalah 'Pendidikan untuk Peradaban Indonesia yang Unggul.'

Liputan6.com, Jakarta - Kurikulum 2013 diterapkan untuk mempersiapkan generasi emas. Yakni generasi bangsa yang kreatif, inovatif, produktif, mampu berpikir orde tinggi, berkarakter, cinta dan bangga menjadi bangsa Indonesia.

"Dengan generasi emas itulah, kita bangun peradaban Indonesia yang unggul, menuju kejayaan Indonesia 2014," ucap Mendikbud Muhammad Nuh saat menjadi Pembina Upacara peringatan Hardiknas 2014 di Kantor Kemendikbud, Jakarta, Jumat (2/5/2014).

Kemendikbud memperingati Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) yang jatuh setiap 2 Mei. Kali ini, tema yang diangkat adalah 'Pendidikan untuk Peradaban Indonesia yang Unggul.'

Nuh menjelaskan, tema ini diambil karena seyogianya pendidikan bukan hanya untuk menyelesaikan atau menjawab persoalan yang sifatnya teknis dan kekinian. Tapi, juga mampu membuat peserta didiknya membangun peradaban yang unggul.

"Pendidikan pada hakikatnya ialah upaya memanusiakan manusia, untuk membangun peradaban yang unggul," kata Nuh.

Nuh menggarisbawahi, dalam dunia pendidikan terdapat dua hal mendasar. Pertama, perihal akses mendapatkan layanan pendidikan yang dipengaruhi ketersediaan dan keterjangkauan.

Beberapa kebijakan dan program layanan seperti Biaya Operasional Sekolah (BOS) yang menyasar pendidikan dasar dan menengah, Bantuan Siswa Miskin, Bidikmisi atau bantuan biaya pendidikan kepada mahasiswa, Sarjana Mendidik di daerah Tertinggal, Terdepan dan Terpencil (SM3T), juga Bantuan Operasional untuk Perguruan Tinggi Negeri (BOPTN).

"Kebijakan dan program tersebut menunjukkan hasil yang menggembirakan. Ini ditandai dengan naiknya Angka Partisipasi Kasar (APK) yang tinggi dan lebih inklusif, terutama pada tingkat SMP atau MTS, SMA atau SMK dan perguruan tinggi," papar Nuh.

Hal kedua, lanjut Nuh, terkait kualitas pendidikan sangat dipengaruhi 3 hal, yaitu ketersediaan dan kualitas guru, kurikulum, juga sarana prasarana. Maka itu, beberapa kebijakan dan pelatihan ditelurkan, di antaranya pendidikan dan pelatihan guru, penerapan Kurikulum 2013, serta perbaikan infrastruktur Sekolah.

"Penerapan Kurikulum 2013 secara bertahap dan menyeruluh, tahun ajaran 2014-2015 merupakan momentum untuk meningkatkan kapasitas dan profesional tenaga pengajar, kepala sekolah, dan pengawas," jelas Nuh.

Di luar itu, lanjut Nuh, penerapan kurikulum baru ini untuk melakukan penataan sistem perbukuan pelajaran. "Melalui Kurikulum 2013, anak-anak kita akan memiliki kompetensi secara utuh yang mencakup sikap, pengetahuan dan keterampilan," ujar Nuh. (Sss)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya