Anak Playgroup Diduga Dilecehkan Pengajar Wanita

Sang ibu korban B menuturkan, pertama kali mengetahui adanya pelecehan karena anak lelakinya menolak berangkat ke sekolah.

oleh Moch Harun Syah diperbarui 13 Mei 2014, 16:02 WIB
Diterbitkan 13 Mei 2014, 16:02 WIB
Anak Korban Pelecehan Seksual Bisa Jadi Takut Seks
(Foto: Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - Pelecehan seksual yang melibatkan anak-anak kembali terjadi di Jakarta Utara. Kasus tersebut kali ini diduga menimpa bocah berinisial L murid playgroup di kawasan Sunter, Jakarta Utara.

Peristiwa tersebut dilaporkan sang ibunda ke Polda Metro Jaya hari ini. Sang Ibu B menuturkan, pertama kali mengetahui adanya pelecehan karena anak lelakinya itu menolak berangkat ke sekolah.

Menurut penuturan sang Ibu, bocah berumur 3,5 tahun itu mengaku mendapat kekerasan seksual dari salah satu pengajarnya di sekolah tersebut. Kekerasan seksual itu juga ada yang dilakukan di dalam kelas. Bocah L menyebut pelaku dengan sebutan Miss.

"Miss itu guru pengajar. Miss tarik saya, pangku saya, terus buka celana, tusuk badan saya. Pakai jari mama, diencus pakai jari," kata B, di Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu (SPKT) Polda Metro, Jakarta, Selasa (13/5/2014).

B mengaku sudah melaporkan peristiwa itu ke Polres Jakarta Utara, namun laporan itu tak segera direspon. Menurutnya, dugaan kekerasan seksual kepada buah hatinya itu tidak main-main. Bahkan, ada hasil visum yang membuktikan ada luka di dubur korban.

"Anak saya sudah tunjuk mana orangnya dan saya bicara, bukan asal bicara. Saya sudah visum ke RSCM, dan memang ada menujukkan bukti ada benda tumpul yang dimasukan ke badan anak saya," terang sang Ibu.

Dia juga mengatakan, sekolah menjadi lebih tertutup dengan kasus tersebut. Pengajar yang diduga berbuat kekerasan seksual itu juga berdalih tidak ada peristiwa kekerasan itu.

Hingga kini B tengah melengkapi administrasi laporan dugaan kekerasan seksual di SPKT Polda Metro Jaya. "Sekarang sekolah menutup, dia bilang bahwa waktu ekskul (ekstra kurikuler) banyak anak yang ikut, tapi saya punya rekaman telepon bahwa guru mengajar anak saya sendiri."

"Yang masuk ekskul hari itu tidak banyak. Guru ini bersaksi palsu, kalau di kelas muridnya banyak," imbuh B. (Rmn)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya