Ilmuwan Jerman: Lumpur Lapindo Karena Bencana Alam

Menurut Ilmuwan bernama Miller itu, area semburan lumpur Lapindo bisa dimanfaatkan sebagai sumber energi baru di Indonesia

oleh Oscar Ferri diperbarui 31 Mei 2014, 04:00 WIB
Diterbitkan 31 Mei 2014, 04:00 WIB
Lumpur Lapindo Sidoarjo
Lumpur Lapindo Sidoarjo

Liputan6.com, Jakarta - Pakar geodinamika Universitas Bonn Jerman, Profesor Stephen Miller menilai bahwa semburan lumpur Sidoarjo yang terjadi 8 tahun silam adalah murni bencana alam. Ia yakin meluapnya lumpur disebabkan gempa berkekuatan 6.3 skala richter yang terjadi 2 hari sebelumnya di Yogyakarta.

"Lumpur ini penyebabnya memang alamiah, bukan karena faktor non saintifik Lapindo Brantas. Baca saja studinya di Jurnal,” ujar Miller di Jakarta, Jumat (30/5/2014).

Dia menjelaskan, meskipun jarak kejadian kedua peristiwa itu mencapai 250 kilometer, namun bentuk dan struktur formasi batuan di Sidoarjo memiliki karakteristik lensa yang mengamplifikasi dan memfokuskan gelombang seismik dari tempat gempa. Gejolak energi kemudian mencairkan sumber lumpur dan menumpahkannya ke dalam patahan yang terkoneksi dengan sistem hydrothermal.

Hasil penelitian dari Miller itu disebut-sebut telah menjawab pertanyaan tentang sebab-musabab lumpur Sidoarjo yang sempat mengemuka, khususnya pada tahun 2011. Sebab sampai saat ini belum ada yang mampu membantah hasil penelitian itu dari kalangan ilmuwan.

Miller juga menyatakan, lumpur Sidoarjo pada saatnya pasti berhenti. Hal ini mengingat berbagai faktor yang memperlihatkan sumber lumpur tak lagi sebesar sebelumnya. "Seharusnya tidak dijadikan momok yang terus mengerikan. Lumpur sidoarjo memang merupakan brand new tectonic system," ujarnya.

Di samping itu, menurut Miller, area semburan lumpur bisa dimanfaatkan sebagai sumber energi baru di Indonesia, volcano hydro energy, dan clean energy, termasuk dijadikan sektor pariwisata. Khusus untuk sektor pariwisata, area lumpur bisa menjadi 'the beauty of mud' yang memberi daya tarik wisatawan dalam negeri dan mancanegara.

Saat ditanya keterkaitan penelitiannya dengan politik di Indonesia, Miller mengatakan, risetnya itu sama sekali tak terkait dengan kepentingan politik tertentu. Ia menegaskan penelitiannya murni demi ilmu pengetahuan yang bisa diuji dan dipertanggungjawabkan. "Saya tidak paham politik Indonesia. Yang pasti seharusnya bencana alam ini tidak dikaitkan dengan isu politik," tandas Miller.

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya