Pulau Dewata Siaga Eksodus Dolly

"Saya berpesan kepada orang Bali jangan menerima, jangan menjadi konsumennya," ujar Sang Gubernur.

oleh Shinta NM Sinaga diperbarui 21 Jun 2014, 10:46 WIB
Diterbitkan 21 Jun 2014, 10:46 WIB
Mahasiswa Dukung Penutupan Lokalisasi
Mahasiswa yang tergabung dalam kesatuan Mahasiswa Muslim Jombang turun kejalan mendukung penutupan lokalisasi Dolly.

Liputan6.com, Denpasar Gubernur Bali Made Mangku Pastika meminta peran aktif institusi adat di daerahnya untuk mengantisipasi eksodus PSK ke Pulau Dewata sebagai imbas penutupan lokalisasi Dolly di Surabaya, Jawa Timur.

"Pendekatannya saya kira bukan razia, tetapi memberi pemahaman kepada masyarakat Bali," katanya di Denpasar, Jumat 20 Juni 2014.

Menurut dia, peran dari aparat banjar (dusun), desa pakraman (desa adat), dan para pecalang (petugas pengamanan adat) sangat penting. Intinya aparat tradisional supaya lebih memperhatikan kondisi lingkungan sekitar sehingga mencegah eks pekerja seks komersial (PSK) Dolly masuk ke wilayah masing-masing.

"Saya berpesan kepada orang Bali jangan menerima, jangan menjadi konsumennya," ujarnya.

Dia mengatakan, kalaupun ada PSK dari Dolly ke Pulau Dewata, tetapi seharusnya tidak lagi mengambil pekerjaan seperti saat mereka berada di lokalisasi terbesar di Asia Tenggara itu.

Wakil Gubernur Bali Ketut Sudikerta sebelumnya juga mengharapkan pemerintah kabupaten/kota memperketat masuknya orang ke Bali sebagai upaya mengantisipasi masuknya PSK Dolly.

"Sudah ada (kedatangan PSK Dolly) ke Kabupaten Jembrana. Kami minta aparat keamanan untuk mengecek identitas," ucap Sudikerta. (Ant/Sss)

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya