Liputan6.com, Yogyakarta - Seorang warga Miliran, Mujamuju, Umbulharjo, Yogyakarta, Dodok Putrabangsa, melakukan aksi teatrikal di depan Fave Hotel Jalan Kusumanegara. Dodo memperagakan aksi mandi di depan hotel sembari membawa ember dan peralatan mandi.
Setelah membasuh badan dengan sabun dan membasahi rambut dengan sampo, Dodo lalu mengambil air dari ember yang dibawanya yang ternyata berisi tanah. Tanah itu digunakan untuk mengguyur tubuhnya. Dodo menggelar aksi mandi dengan tanah sekitar 10 menit.
Pria itu mengaku melakukan aksi tersebut gara-gara air sumurnya kering. Selama ini, sejak bermukim di wilayah Miliran, Dodo tidak pernah mendapati sumurnya benar-benar kering.
Tapi sekarang, hanya warga yang punya dana lebih untuk menyuntik air lebih dalam yang dapat menikmati air sumur. Sementara ratusan warga yang terbatas ekonominya terpaksa meminta pasokan air dari warga yang menggunakan sumur suntikan.
"Saya sudah lama di sini 37 tahun, tapi baru kali ini sumur saya kering. Mulai 2 tahun ini beda. Biasanya air surut terus ditunggu 5 menit keluar lagi karena di sini daerah Miliran sejarahnya ada mata air yang mili (mengalir) terus, sejarahnya itu. Tapi kenapa sekarang kering," kata Dodo, Rabu (6/8/2014), di Yogyakarta.
Diduga sumur di daerahnya kering kerontang gara-gara pembangunan Fave Hotel. Karena itu dia melapor dan mengeluhkan hal ini ke pihak hotel, namun hingga saat ini belum ada tindak lanjut. "Saya sudah lapor ke hotel tapi mereka tidak memberikan solusi," ujarnya.
Salah seorang yang membawa pengeras suara yang menyiarkan tujuan aksi itu, Wahyu, mengatakan sumur di wilayah Miliran sudah kering dua bulan ini akibat pembangunan hotel.
"Aksi ini dilakukan karena sejak 37 tahun air di sini tidak pernah surut. Tapi dua bulan kemarin sumur kita Asat, asat, asat lho (kering, kering lho)," teriak Wahyu yang membuat beberapa warga yang melintas di lokasi tersebut penasaran dan mendekat.
Sementara itu, mewakili manajemen Fave Hotel, Yosi Arifianto mengatakan, sudah mempunyai izin mengebor air hingga kedalaman 80 meter dari Badan Lingkungan Hidup Yogya. Menurutnya, mustahil jika hotelnya tidak menggunakan air sumur untuk kebutuhan sehari-hari.
Namun ia berjanji akan bertemu RT dan RW di Miliran untuk mendiskusikan masalah ini minggu depan. Ia pun siap membantu sesuai keinginan warga.
"Kalau ada hotel yang selevel ini tidak mungkin kalau nggak pakai sumur dalam. Kita memang punya sumur dalam dan kita punya izin dan sosialisasi. Dari BLH kita punya izin dan pengecekan air sumur warga tahun 2012," ujar Yosi. (Yus)
Air Sumur Kering, Warga "Mandi" Pakai Tanah
Wahyu, mengatakan sumur di wilayah Miliran sudah kering dua bulan ini akibat pembangunan hotel.
diperbarui 06 Agu 2014, 18:18 WIBDiterbitkan 06 Agu 2014, 18:18 WIB
Advertisement
Live Streaming
Powered by
Video Pilihan Hari Ini
Video Terkini
powered by
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Ridwan Kamil Ungkap Langkah Usai Kalah Pilkada Jakarta, Bakal Berkarya di Luar Negeri?
Potret Ayu Ting Ting di Depan Ka’bah, Umrah Perdana Sekeluarga
Harga Tiket Kereta Cepat Jakarta Bandung 2024, Panduan Lengkap
350 Quote Singkat Keren untuk Caption Media Sosial
Striker Brasil Kasih Kode Keras Mau Gabung Manchester United
Serangan Israel Pengaruhi Demografi dan Peradaban Palestina
Rupiah Ambles ke 16.300 per USD Usai The Fed Pangkas Suku Bunga 25 Bps
Usut Pengeroyokan Siswa SMA 70 Jakarta, Polisi Akan Periksa Guru BP dan Wali Kelas
Verrell Bramasta Perjuangkan Aspirasi Mahasiswa Indonesia di Mesir
Apa Itu Suggest: Panduan Lengkap Fitur Saran di Mesin Pencari
Link Petisi Tolak PPn 12%, Telah Ditandatangani Ratusan Ribu Orang
Ciri Ciri Mau Hamil: Tanda Awal Kehamilan yang Perlu Diketahui