Liputan6.com, London - Seorang pria memanjat Menara Elizabeth ikonik yang lebih dikenal sebagai Big Ben, di London, Inggris, pada Sabtu, 8 Maret 2025. Aksi dramatis ini berlangsung selama kurang lebih 17 jam, dimulai Sabtu (8/3) pagi dan berakhir Minggu (9/3) pagi setelah pria tersebut berhasil diturunkan dan ditangkap oleh pihak kepolisian.
"Seorang pria yang memanjat menara jam bersejarah Big Ben di Parlemen Inggris dengan bendera Palestina telah ditangkap," kata polisi seperti dikutip dari CNN, Minggu (9/3/2025).
Pria yang diketahui berprofesi sebagai pemetik buah ceri ini nekat memanjat menara tanpa alas kaki, membawa bendera Palestina sebagai simbol protesnya.
Advertisement
Pihak berwenang, termasuk petugas pemadam kebakaran dan petugas medis, berupaya membujuknya turun dengan menggunakan megafon dari atas truk pemadam kebakaran. Namun, pria tersebut menolak bujukan dan menyatakan akan turun dengan caranya sendiri. Video yang beredar di media sosial memperlihatkan kondisi pria tersebut yang tampak terluka di kaki dan berdarah selama aksinya di ketinggian.
Pria itu, yang bertelanjang kaki dan mengenakan pakaian serba hitam, berpegangan dengan tidak aman di sisi menara – rumah bagi salah satu jam paling terkenal di dunia – selama beberapa jam saat pemadam kebakaran mencoba berbicara dengannya.
"Kerumunan orang berkumpul di Parliament Square di bawahnya untuk menyaksikan kejadian tersebut, sementara Jembatan Westminster ditutup di kedua arah karena insiden tersebut," kata polisi.
Insiden ini menyebabkan penutupan sementara area sekitar Big Ben, termasuk Jembatan Westminster, dan pembatalan sejumlah tur Gedung Parlemen.
Penutupan sementara area sekitar Big Ben berdampak signifikan terhadap aktivitas di sekitar lokasi. Banyak turis yang terpaksa membatalkan rencana kunjungan mereka, dan sejumlah kegiatan di Gedung Parlemen juga terganggu. Penutupan Jembatan Westminster juga menyebabkan kemacetan lalu lintas di sekitar area tersebut.
Meskipun penutupan hanya bersifat sementara, insiden ini memberikan dampak ekonomi dan sosial yang perlu dipertimbangkan. Kehilangan pendapatan dari sektor pariwisata dan terganggunya aktivitas publik menjadi konsekuensi dari aksi tersebut. Pihak berwenang perlu mempertimbangkan langkah-langkah untuk meminimalisir dampak serupa di masa mendatang.
Setelah insiden berakhir dan akses kembali dibuka, proses pembersihan dan pengecekan keamanan di area Big Ben dilakukan untuk memastikan semuanya kembali normal.
Adapun kerumunan massa berkumpul menyaksikan aksi tersebut, dengan beberapa di antaranya memberikan dukungan kepada pria tersebut dengan meneriakkan slogan-slogan pro-Palestina seperti 'Bebaskan Palestina' dan 'Anda adalah pahlawan'. Setelah berhasil diturunkan dan ditangkap, akses ke Westminster kemudian dibuka kembali.
Kepolisian Metropolitan London, yang pertama kali diberitahu tentang pendaki tersebut sekitar pukul 07.30 waktu setempat pada hari Sabtu (8/3), mengatakan dalam sebuah pernyataan pada hari Minggu (9/3) bahwa pria tersebut telah ditangkap setelah "insiden berkepanjangan". Semua jalan telah dibuka kembali, tambahnya.
Aksi Panjat Big Ben Picu Reaksi Beragam
Sejumlah sumber menyebut aksi berani pria yang memanjat Big Ben dengan bendera Palestina ini telah menjadi sorotan media internasional. Media seperti BBC, CNN hingga NDTV dari India turut menyoroti aksi dramatis tersebut.
Kejadian ini menyoroti sentimen dukungan terhadap Palestina dan memicu berbagai reaksi dari masyarakat internasional. Pihak berwenang masih menyelidiki motif di balik aksi tersebut dan belum memberikan keterangan resmi terkait identitas pria tersebut.
Selama aksi berlangsung, terlihat petugas pemadam kebakaran dan polisi berupaya maksimal untuk memastikan keselamatan pria tersebut dan juga keamanan publik di sekitar area Big Ben. Strategi negosiasi dan upaya persuasi dilakukan, namun pria tersebut tetap pada pendiriannya untuk turun sendiri.
Kejadian ini juga menimbulkan pertanyaan tentang keamanan di sekitar bangunan bersejarah seperti Big Ben. Pihak berwenang mungkin akan meninjau kembali sistem keamanan untuk mencegah kejadian serupa di masa mendatang.
Advertisement
