Liputan6.com, Jakarta - PT SGS Indonesia, perusahaan asal Swiss, merekomendasikan agar Pemprov DKI menambah jumlah Balai Pengujian Kendaraan Bermotor (PKB) di Jakarta. Sebab, selama ini hanya 4 Balai uji KIR yang berfungsi.
Keempatnya adalah di Kedaung Angke Jakarta Barat, Ujung Menteng Jakarta Timur, Cilincing Jakarta Utara, dan Pulogadung Jakarta Timur. Namun, PKB Kedaung baru-baru ini juga ditutup karena bermasalah.
"Menurut mereka (SGS) perlu dilakukan adanya tambahan mesin pengujian baru," ujar Kepala Dinas Perhubungan DKI Muhammad Akbar di Balaikota Jakarta, Selasa (12/8/2014).
Rekomendasi itu, menurutnya berdasarkan observasi yang dilakukan oleh SGS beberapa waktu lalu. Hasilnya menunjukkan secara umum kapasitas uji KIR yang sekarang ini dimiliki DKI tidak memadai dibandingkan dengan jumlah kendaraan yang akan diuji.
Sementara, President Director PT SGS Indonesia Guy Escarfail mengakui pihaknya berperan mendampingi pemerintah sekaligus meningkatkan kapasitas uji KIR secara keseluruhan. Menurutnya, SGS memiliki beberapa usulan untuk peningkatan kapasitas uji KIR tersebut. Guy mengatakan pihaknya menawarkan sebuah penelitian sebagai solusi terbaik untuk uji KIR di DKI.
"Kami akan berkontribusi dari segi teknologi, sekaligus membantu meningkatkan kualitas infrastruktur yang sudah ada. Kami sudah mengirimkan sejumlah ahli untuk melakukan penelitian. Kami optimistis mampu melakukan peningkatan," jelas Guy.
Wakil Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama sebelumnya mengatakan Pemprov DKI akan bekerja sama dengan PT SGS asal Swiss, sebuah lembaga surveyor, untuk melakukan survei dan pengawasan terhadap kuantitas dan kualitas alat uji KIR di Jakarta.
"Kita akan kerja sama dengan PT SGS Indonesia. Saat ini SGS lagi survei," ucapnya di Balaikota Jakarta, pada Jumat 8 Agustus 2014.
Rencana itu melihat kondisi alat-alat uji KIR di Balai Pengujian Kendaraan Bermotor (PKB) Kedaung Angke, Jakarta Barat, yang memprihatinkan. Sebab alat-alat uji KIR itu sudah berusia belasan tahun sejak dipasang tahun 1996. Namun, dengan kondisi beberapa alat yang tak berfungsi itu ternyata meloloskan 90% kendaraan.
Maka melihat rekam jejak SGS yang sudah berpengalaman mengawasi ekspor barang dari Indonesia ke sejumlah negara, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo menyatakan pihaknya menjadi tertarik menggandeng perusahaan yang memilik jaringan di 140 negara itu.
"Kalau kita mau benar, kita belajar dari pengalaman yang pernah dilakukan dan itu sukses. SGS waktu megang ekspor bagus," ucap pria yang karib disapa Jokowi itu.
Namun menurutnya, meskipun alat uji KIR diawasi atau diperbarui dengan teknologi canggih, jika Sumber Daya Manusia (SDM) yang mengoperasikannya terus 'bermain', maka akan sama saja tak berguna.
"Solusinya dua-duanya. SDM orang yang mempunyai integritas, kompetensi di situ. Tapi alat-alatnya juga. Kapan pun mau beli kita bisa belikan, berapa sih," jelas Jokowi. (Mut)
Baca juga:
Baca Juga
Dishub DKI Rancang Standarisasi Balai Uji KIR Ideal
Advertisement