Antisipasi Bentrok Susulan, Sekolah di Timika Diliburkan

Jika situasi keamanan lingkungan sekitar sekolah tidak memungkinkan untuk belajar-mengajar, pihak sekolah diminta tidak memaksakan diri.

oleh Rinaldo diperbarui 14 Agu 2014, 09:35 WIB
Diterbitkan 14 Agu 2014, 09:35 WIB
Timika-Mencekam
(Liputan6 TV)

Liputan6.com, Timika - Kegiatan sebagian sekolah di Kota Timika, Papua, diliburkan setelah terjadinya bentrok antarwarga yang menewaskan beberapa orang pada Rabu 13 Agustus kemarin.

"Hari ini tidak ada aktivitas belajar-mengajar di sekolah. Kami sudah perintahkan siswa untuk pulang dan belajar di rumah masing-masing karena situasi Timika masih rawan," ujar salah satu guru di Sekolah Yayasan Tabita Sion di bilangan Timika Indah, Kamis (14/8/2014) pagi.

Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 2 Timika, SMP YPPK Santo Bernadus, Sekolah Dasar (SD) YPPK Tiga Raja, SD Negeri Kwamki II, dan SMA Negeri I Timika juga sepi, tidak ada kegiatan belajar mengajar.

"Saya sudah memantau aktivitas belajar-mengajar di sekolah-sekolah. Kelihatan sebagian besar sepi dan tidak ada aktivitas, kantor-kantor pemerintah juga sepi," ujar Kepala Dinas Pendidikan Dasar dan Kebudayaan Mimika, Nilus Leisubun.

Dinas Pendidikan Dasar dan Kebudayaan Mimika memang telah menginstruksikan sekolah dapat menerapkan kebijakan yang dianggap perlu untuk mengantisipasi kerawanan keamanan lingkungan di sekitar sekolah.

Jika situasi keamanan lingkungan sekitar sekolah tidak memungkinkan untuk belajar-mengajar maka sekolah diminta tidak memaksakan diri melakukan kegiatan belajar-mengajar.

"Silahkan para kepala sekolah mengambil langkah sesuai kondisi di lingkungan sekolahnya karena mereka yang paling mengetahui. Jangan dipaksakan jika tidak memungkinkan," ujar Nilus.

Kepala Dinas Pendidikan Dasar dan Kebudayaan Mimika juga berpesan kepada pengurus sekolah agar menjaga dan mengawasi para siswa yang terlanjur datang ke sekolah serta menghubungi orangtua murid untuk menjemput mereka.

"Jangan dibiarkan anak-anak pulang sendiri-sendiri ke rumah. Kewajiban sekolah untuk mengawasi para siswa dan menghubungi orangtua murid," katanya.

Situasi keamanan di Timika memanas setelah jenazah Korea Waker, Kepala Suku Dani, ditemukan di sekitar Jembatan Kali Merah Kampung Logpon, Pigapu, Senin 11 Agustus lalu.

Setelah kejadian itu, 5 warga Timika tewas dibunuh oleh sekelompok orang dan pada Rabu siang kemarin. Hingga petang kemarin, sekelompok warga bersenjatakan panah, parang dan tombak menyerang kompleks pemukiman warga di kawasan Gorong-gorong hingga Jalan Sosial Kebon Sirih.

Sepanjang Rabu malam hingga Kamis dini hari, Kota Timika sepi. Warga takut keluar malam dan memilih tinggal di rumah mereka masing-masing.

Beberapa warga tampak berjaga-jaga di sekitar kompleks permukiman mereka karena khawatir akan ada serangan dari kelompok lain. (Ant)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya