74 Tim Roket Beradu untuk Kejar Ketinggalan Bidang Dirgantara

Minimnya ilmuwan-ilmuwan muda yang ikut berkecimpung, menjadikan kedirgantaraan Indonesia tertinggal.

oleh Yanuar H diperbarui 15 Agu 2014, 07:55 WIB
Diterbitkan 15 Agu 2014, 07:55 WIB
74 Tim Roket Beradu untuk Kejar Ketinggalan Bidang Dirgantara
Peserta kompetisi roket KOMURINDO. (Liputan6.com/ Fathi Mahmud)

Liputan6.com, Jakarta Sebanyak 74 tim roket terbaik dari seluruh perguruan tinggi di Indonesia, bersaing dalam Kompetisi Muatan Roket dan Roket Indonesia (Komurindo) 2014. Setiap tim beranggotakan 4 orang yang terdiri dari tiga mahasiswa dan satu dosen pembimbing.

Kompetisi ini digelar Rabu hingga Sabtu, 13-16 Agustus 2014 di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta dan Pantai Bocor, Kebumen, Jawa Tengah. Selain Komurindo, juga ada Kompetisi Muatan Balon Atmosfir (KOMBAT) 2014 yang menjadi sarana untuk menarik minat generasi muda mengenai kedirgantaraan.

Ketua Dewan Juri KOMURINDO dan KOMBAT 2014 Dr. Endra Pitowarno mengatakan, masih minimnya ilmuwan-ilmuwan muda yang ikut berkecimpung dalam dunia dirgantara, menjadikan kedirgantaraan Indonesia tertinggal dibanding negara lainnya. Sebab negara-negara lain sudah meluncurkan roket dan satelit ciptaannya sendiri. Sementara lembaga antariksa milik Indonesia, masih sebatas memiliki gambaran kasar roket dan satelit yang ingin diluncurkannya.

"Yang lain sudah meluncurkan roket kita masih gambar kasarnya saja," Ujar Endra di Kampus Terpadu Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Kamis 14 Agustus 2014.

Endra mengatakan, kompetisi KOMURINDO dan KOMBAT yang  diselenggarakan di Lapangan Tembak Dislitbang TNI AD, Desa Setrojenar, Kecamatan Bulus Pesantren, Kebumen, Jawa Tengah, itu juga menjadi perhatian besar bagi Lembaga Penerbangan dan Antariksa (Lapan). Sebab selain untuk menarik minat generasi muda, juga untuk menambah jumlah ilmuwan-ilmuwan muda yang ahli dalam bidang dirgantara, khususnya roket, satelit dan riset mengenai langit dan atmosfer.​

"Jadi, KOMURINDO dan KOMBAT ini untuk menambah dan memperbanyak jamaahnya dulu. Kalau peminat dan yang mau belajar tentang roket dan balon atmosfer itu banyak, mereka bisa bercerita pada keluarga, teman, dan masyarakat luas. Agar jika ada yang bertanya tentang kedirgantaraan bisa dijawab ramai-ramai, oleh mereka yang pernah ikut berkompetisi dalam lomba ini," ujar Endra.

Endra juga mengungkapkan bahwa itulah upaya pembangunan yang dilakukan Lapan dalam bidang keantariksaan atau kedirgantaraan. Menurutnya  KOMURINDO dan KOMBAT menjadi ajang perlombaan di kalangan mahasiswa untuk mengukur atmosfer dari mulai roket dan balon udara ketika naik hingga turun.

"Ada 12 perguruan tinggi dari seluruh Indonesia yang mengikuti kompetisi ini. Tiga di antaranya dari luar Jawa, yakni dua dari Sumatra Utara, dan satu dari Mataram, Lombok. Kompetisi ini juga membuktikan bahwa para mahasiswa itu memang tidak mengenal waktu untuk belajar," papar Endra.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya