8 Jenis Body Shaming dan Dampak Buruknya, Kenali Cara Melawannya

Pahami berbagai jenis body shaming, dari fat shaming hingga age shaming, serta dampak buruknya bagi kesehatan mental. Yuk, wujudkan lingkungan yang positif dan inklusif!

oleh Anugerah Ayu Sendari Diperbarui 10 Apr 2025, 22:45 WIB
Diterbitkan 10 Apr 2025, 22:45 WIB
Ilustrasi body shaming
Ilustrasi body shaming. (Image by Freepik)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Pernah merasa dikritik karena bentuk tubuhmu? Atau mungkin kamu pernah menyaksikan seseorang diejek karena penampilannya? Itulah body shaming, masalah serius yang perlu dipahami bersama. 

Body shaming adalah tindakan merendahkan atau mengkritik seseorang berdasarkan penampilan fisiknya. Ini bukan sekadar komentar negatif biasa, tapi bentuk pelecehan yang bisa berdampak buruk pada kesehatan mental korban. Dari komentar sinis tentang berat badan hingga ejekan terhadap warna kulit, body shaming hadir dalam berbagai bentuk dan perlu kita waspadai.

Memahami berbagai jenis body shaming penting untuk mencegah dan mengatasinya. Dengan mengetahui bentuk-bentuknya, kita bisa lebih peka dan melindungi diri sendiri serta orang lain dari dampak negatifnya. Ingat, setiap orang berhak merasa nyaman dan percaya diri dengan tubuhnya sendiri.

Berikut 8 jenis body shaming, dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Kamis (10/4/2025).

Apa itu Body Shaming?

body shaming
mengenal body shaming//copyright freepik... Selengkapnya

Body shaming adalah tindakan mengkritik, mengejek, atau merendahkan seseorang berdasarkan penampilan fisiknya. Sasarannya bisa berupa ukuran tubuh, berat badan, warna kulit, tekstur rambut, bentuk wajah, atau bahkan usia. Ini bukan hanya sekadar komentar negatif, tetapi bentuk pelecehan yang bisa menyebabkan dampak psikologis yang serius.

Body shaming bisa terjadi secara langsung (verbal) maupun tidak langsung (online). Di dunia maya, body shaming seringkali menyebar melalui media sosial, komentar jahat, dan bahkan meme yang merendahkan penampilan fisik. Dampaknya bisa sangat luas dan membekas bagi korbannya.

Yang perlu diingat, tidak ada standar kecantikan universal. Setiap orang memiliki bentuk tubuh dan penampilan yang unik. Body shaming justru menciptakan standar yang tidak realistis dan merugikan banyak orang. Mari kita tolak body shaming dan hargai keberagaman!

Sejarah dan Budaya Body Shaming

arti body shaming
arti body shaming ©Ilustrasi dibuat AI... Selengkapnya

Pandangan masyarakat terhadap bentuk tubuh ideal telah berubah seiring waktu. Di masa lalu, tubuh berisi sering diasosiasikan dengan kekayaan dan kemakmuran, sementara tubuh kurus dikaitkan dengan kemiskinan. Namun, seiring perkembangan zaman, terutama sejak abad ke-19, muncul tren baru yang mengagung-agungkan tubuh kurus sebagai standar kecantikan.

Buku diet pertama kali muncul di Inggris pada pertengahan abad ke-19, menandai awal pergeseran fokus pada bentuk tubuh ideal yang lebih ramping, terutama untuk perempuan. Penulis Amy Erdman Farrell dalam bukunya "Fat Shame: Stigma and the Fat Body in American Culture" menelusuri pergeseran ini. Sabrina Strings dalam "Fearing the Black Body: The Racial Origins of Fat Phobia" menghubungkan fatphobia dengan kolonialisme dan rasisme.

Perubahan ini tidak terlepas dari pengaruh media massa dan industri kecantikan yang menciptakan standar kecantikan yang tidak realistis dan sulit dicapai. Hal ini menyebabkan banyak orang merasa tidak aman dan tertekan untuk memenuhi standar tersebut. Istilah "body shaming" sendiri pertama kali digunakan oleh jurnalis Philip Ellis, menurut Merriam-Webster Dictionary.

Jenis-jenis Body Shaming

Mengomentari Penampilan yang Tidak Cocok dengan Bentuk Tubuh
Ilustrasi Body Shaming Credit: pexels.com/pixabay... Selengkapnya

Body shaming hadir dalam berbagai bentuk. Berikut beberapa jenisnya:

  1. Fat Shaming: Mengkritik atau mengejek orang karena dianggap terlalu gemuk.
  2. Skinny Shaming: Mengkritik atau mengejek orang karena dianggap terlalu kurus.
  3. Face Shaming: Mengkritik bentuk wajah, fitur wajah, atau ekspresi wajah.
  4. Body Hair Shaming: Mengkritik keberadaan atau ketiadaan rambut tubuh.
  5. Skin Tone Shaming: Mengkritik atau mengejek warna kulit seseorang.
  6. Age Shaming (Ageism): Mengkritik penampilan fisik yang terkait dengan usia (misalnya, kerutan).
  7. Body Shaming Berbasis Perbandingan: Membandingkan penampilan fisik seseorang dengan standar kecantikan yang tidak realistis atau dengan orang lain.
  8. Body Shaming Secara Verbal, Online, dan Fisik: Body shaming bisa terjadi secara verbal, online (media sosial), atau bahkan fisik (tindakan mengejek).

Semua jenis body shaming di atas sama-sama merugikan dan perlu dihentikan.

Kenapa Body Shaming Harus Distop?

Body Shaming
Ilustrasi Korban Body Shaming Credit: pexels.com/pixabay... Selengkapnya

Body shaming memiliki dampak negatif yang serius bagi kesehatan mental dan emosional. Berikut beberapa alasan mengapa body shaming harus dihentikan:

  1. Menurunkan Harga Diri: Body shaming membuat seseorang merasa tidak berharga dan tidak percaya diri.
  2. Meningkatkan Risiko Depresi dan Gangguan Makan: Penelitian menunjukkan hubungan antara body shaming dengan peningkatan risiko depresi dan gangguan makan, terutama pada remaja 
  3. Memperburuk Kondisi Kesehatan: Body shaming dapat memperburuk kondisi kesehatan bagi individu yang sudah berjuang dengan berat badan (misalnya, meningkatkan risiko binge eating).
  4. Menciptakan Siklus Negatif: Body shaming dapat memicu kecemasan, gangguan dismorfik tubuh, dan bahkan meningkatkan risiko bunuh diri.
  5. Memperkuat Standar Kecantikan yang Tidak Realistis: Body shaming memperkuat standar kecantikan yang tidak sehat dan sulit dicapai, membuat banyak orang merasa tidak cukup baik.

Cara Menghadapi Body Shaming

Jika kamu mengalami body shaming, berikut beberapa cara untuk menghadapinya:

  1. Kenali dan Akui Perasaanmu: Sadari bahwa kamu tidak sendirian dan perasaanmu valid.
  2. Batasi Paparan terhadap Sumber Body Shaming: Hindari media sosial atau lingkungan yang sering menyebarkan body shaming.
  3. Bangun Dukungan Sosial: Berbicara dengan orang-orang terdekat yang suportif.
  4. Cari Bantuan Profesional: Jika diperlukan, jangan ragu untuk mencari bantuan dari terapis atau konselor.
  5. Ingatlah Bahwa Kamu Berharga: Nilai dirimu tidak ditentukan oleh penampilan fisik.
  6. Tetapkan Batas: Berani untuk mengatakan tidak dan menolak komentar negatif.

Mari bersama-sama menciptakan lingkungan yang lebih positif dan inklusif, di mana setiap orang merasa nyaman dan percaya diri dengan tubuhnya sendiri. Tolak body shaming dan hargai keberagaman!

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya