Liputan6.com, Banyuwangi Tradisi Kebo-keboan kembali digelar dengan meriah di Kelurahan Boyolangu, Kecamatan Giri, Banyuwangi, Selasa (8/4/2025).
Kegiatan ini menjadi bagian dari rangkaian Boyolangu Culture Festival yang rutin diselenggarakan setiap 10 Syawal sebagai bentuk pelestarian budaya lokal sekaligus menyambut tradisi Puter Kayun yang digelar keesokan harinya, Rabu (9/4/2025).
Tradisi Kebo-keboan yang diyakini telah ada sejak 1950-an ini kembali digelar dengan semarak. Warga Boyolangu, mulai dari anak-anak hingga orang tua, antusias mengikuti jalannya ritual yang menggabungkan nuansa budaya dan spiritual. Dalam prosesi ini, para peserta berdandan menyerupai kerbau dan beraksi layaknya hewan ternak di tengah keramaian warga.
Advertisement
Berbeda dengan sebelumnya, Kebo-Keboan Boyolangu dimulai sengan treatikal berjudul "Ngedusi Kebo" yang diperankan oleh Jessica Meidyas Putri yang merupakan 5th Miss Grand Tourism 2024 dengan Ki Pramu.
Tokoh pemuda dan adat Boyolangu, Slamet Darmadi, menyatakan bahwa tradisi ini merupakan bagian penting dari identitas masyarakat setempat.
“Kebo-keboan ini merupakan tradisi. Jadi, hampir setiap tahun digelar dan setiap tahunnya semakin berkembang,” ujar Darmadi, Rabu (9/4/2025).
Lebih dari sekadar hiburan rakyat, tradisi ini juga menjadi wujud rasa syukur masyarakat kepada Tuhan atas limpahan rahmat dan hasil panen yang melimpah.
Oleh karena itu, Kebo-keboan tak hanya menjadi tontonan menarik, tetapi juga simbol penghormatan terhadap alam dan kehidupan agraris warga Boyolangu.
Dengan tetap menjaga nilai-nilai budaya, Boyolangu Culture Festival diharapkan terus menjadi daya tarik budaya dan wisata yang khas di Banyuwangi, serta mempererat tali persaudaraan di tengah masyarakat.
Setelah menghelat tradisi kebo-keboan masyarakat Kelurahan Boyolangu, pada Rabu (9/4/2025) atau bertepatan dengan lebaran yang ke 10 hari, menggelar tradisi Puter Kayun.
Tradisi ini rutin dilakukan setiap tahunya oleh masyarakat Boyolangu menggunakan andong. Kegiatan ini selain sebagai wujud syukur masyarakat setempat, juga merupakan bagian dari napak tilas masyarakat Boyolangu, atas dibukanya jalan penghubung dari kawasan Gunung Remuk yang sekarang menjadi destinasi wisata Green Watudodol menuju Kelurhan Boyolangu.
Di Kawasan Gunung Remuk masyarakat Boyolangu menggelar selamatan dan makan bersama sembari menikmati pemandangan laut Selat Bali.