Dikira Punah, Spesies Badak Sumatera Ditemukan di Kalimantan

Penemuan itu tidak sengaja terjadi pada Januari 2013 lalu pada saat tim WWF Indonesia melakukan penelitian orangutan di wilayah Kalimantan.

oleh Yandhi Deslatama diperbarui 19 Agu 2014, 05:46 WIB
Diterbitkan 19 Agu 2014, 05:46 WIB
Badk Sumatra
(FOTO:Antara)

Liputan6.com, Banten - Pandeglang (18/08) Badak Sumatera yang sebelumnya dinyatakan telah punah kembali ditemukan oleh peneliti dari World Wildlife Fund (WWF) Indonesia di wilayah Kalimantan.

"Badak Sumatera di Kalimantan yang sebelumnya di nyatakan telah punah, ditemukan kembali secara tidak sengaja," kata Koordinator Proyek Ujung Kulon dari WWF Indonesia, Elisabetg Purastuti di acara tentang pelestarian satwa langka untuk keseimbangan ekosistem di Carita, Kabupaten Pandeglang, Senin (18/8/2014).

Elisabeth menjelaskan penemuan itu tidak sengaja terjadi pada Januari 2013 lalu pada saat tim WWF Indonesia melakukan penelitian orangutan di wilayah Kalimantan. Dalam penelitian itu, WWF menemukan jejak kaki badak yang kemudian ditindaklanjuti dengan melakukan penelitian lebih mendalam.

"Kita pasang kamera trap, ternyata memang benar, disitu kita dapat foto dan videonya. Kita lakukan pengamanan serius di sana," lanjutnya.

Terkait berapa jumlah pasti populasi satwa badak Sumatera di wilayah Kalimantan masih terus dilakukan pengembangan yang melibatkan peneliti lokal.

"Sepertinya minimal ada dua. Dari hasil dua kamera trap berupa video. Kita juga ajak beberapa peneliti di Sumatera dan hasilnya menggembirakan," jelas Elisabeth.

Elisabeth menjelaskan, jika populasi Badak Sumatera di wilayah Kalimantan masih dilakukan penelitian, berbeda halnya perkembangan badak cula satu di wilayah Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK). Jenis hewan ini masih menjadi primadona bagi para pemburu sehingga terancam punah.

"Selain manusia melalui pemburuan, ancaman alami adanya letusan Gunung Anak Krakatau yang berpotensi menimbulkan erupsi dan bencana tsunami yang mengancam populasi dan habitat Badak Jawa," tegasnya.

Guna menghindari kepunahan badak bercula satu yang tergolong badak Jawa ini, kata Elisabeth, pihak pengelola TNUK, WWF, Kementerian Kehutanan (Kemenhut) berencana membuat 'perkampungan' badak di luar habitatnya.

Ada enam lokasi kandidat 'rumah kedua' bagi badak yang perlu dikaji lebih mendalam, yaitu berada di wilayah Jawa, seperti Cikeupuh, Cikeusik, Cikamorang. Lalu di luar pulau Jawa berada di wilayah Sumatera, seperti Taman Nasional Way Kambas, Taman Nasional Bukit Barisan Selatan, dan Hutan Harapan.

"Saat ini badak jawa di ujung kulon merupakan populasi yang kecil dan terisolir sehingga rentan mengalami kepunahan," tutup Elisabeth.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya