Pemerintah Tetapkan Idul Adha Jatuh pada 5 Oktober

Pengumuman awal Zulhijah 1435 H atau Idul Adha disampaikan Wamenag Nasaruddin Umar melalui rapat tertutup seusai salat magrib.

oleh Liputan6 diperbarui 24 Sep 2014, 21:09 WIB
Diterbitkan 24 Sep 2014, 21:09 WIB
Tentukan 1 Syawal, Kemenag Gelar Sidang Isbat Petang Nanti
Ilustrasi petugas sedang mengamati posisi hilal. (Antara Foto)

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah menetapkan Idul Adha jatuh pada 5 Oktober 2014. Ketetapan ini disampaikan usai sidang isbat penetapan awal Zulhijah 1435 H yang berlangsung di Kantor Kementerian Agama, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Rabu (24/9/2014) malam.

Rapat penentuan awal Zulhijah tersebut dihadiri Wakil Menteri Agama Nasaruddin Umar, Sekjen Kemenag Nur Syam, Sekretaris Bimas Islam Muhammadiyah Amin, sejumlah ormas Islam dari MUI, Muhammadiyah, Nahdhlatul Ulama, Persis, dan undangan lainnya.

Pengumuman awal Zulhijah disampaikan Wamenag Nasaruddin Umar melalui rapat tertutup seusai salat magrib. Nasaruddin Umar mengakui rapat kali ini agak lama lantaran selain adanya perbedaan dalam menetapkan awal Zulhijah dengan Ormas Muhammadiyah juga pembahasannya mendalam.

"Semua pihak jarang bertemu. Pada pertemuan ini, semua pihak berkeinginan menyamakan persepsi," kilah Nasaruddin Umar.

Pada sidang isbat tersebut, lanjut dia, pihaknya mendapat laporan dari 70 kota (titik) yang menyatakan semua tidak melihat hilal. Dengan demikian, Idul Adha jatuh pada 5 Oktober 2014, dan itu sama dengan hari Arafah.

Sebelumnya dilaporkan bahwa posisi hilal di Pos Pusat Observasi Bulan Pelabuhan Ratu, di Desa Simpenan, Kecamatan Cibeas, Sukabumi, Jawa Barat, pada Rabu, 24 September 2014/29 Zulkaidah 1435 adalah; tinggi/Irtifahilal = 0.63 derajat. Jarak busur Bulan dari Matahari = 2,08 derajat. Umur hilal = 4 jam 34 menit 35 detik. Frtaksi Illuminasi hilal = 0,05 persen.

Sementara dasar kriteria Imkanurukyat 2 derajat. Hilal Syawal 1404 H tinggi dua derajat, ijtima terjadi jam 10.18 WIB, 29 Juni 1984. Kriteria ini juga dipakai oleh sejumlah negara Menteri Agama Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia dan Singapura (MABIM).

Dengan demikian tidak ada referensi empiris visibilitas (ketampakan) hilal jika hilal awal Zulhijah 1435 H teramati.

"Jadi, tidak ada referensi apa pun bahwa hilal Zulhijah 1435 H pada 24 September 2014 dapat teramati dari wilayah Indonesia," kata anggota Badan Hisab dan Rukyat Planetarium, Cecep Nurwenday, ketika menyampaikan pemaparannya di Kantor Kementerian Agama, Jakarta, Rabu malam ini.

Sementara itu, organisasi kemasyarakatan (ormas) Islam Muhamadiyah telah menetapkan Idul Adha 10 Dzulhijah 1435 Hijriah jatuh pada hari Sabtu, 4 Oktober 2014. Penentuan itu berdasarkan perhitungan hisab atau dikenal dengan 'hisab hakiki' yang dilakukan Majelis Tarji Muhammadiyah.

Metode yang digunakan Muhammadiyah adalah hisab hakiki, metode yang berpatokan pada gerak benda langit, khususnya matahari dan bulan sebenarnya. Dalam siaran pers yang ditandatangani Ketua Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah, Syamsul Anwar, ada tiga kriteria wujudul-hilal sudah terpenuhi.

Terkait adanya perbedaan penetapan Idul Adha, Wakil Menteri Agama minta agar umat Islam saling menghormati. (Ant/Sun)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya