Ada Ancaman Inflasi, JK Larang Pejabat Gelar Rapat Mewah

Namun, JK menyatakan, inflasi tersebut bukanlah efek dari pemerintahannya.

oleh Silvanus Alvin diperbarui 06 Nov 2014, 20:20 WIB
Diterbitkan 06 Nov 2014, 20:20 WIB
JK Buka Indo Defence 2014 Expo
Wapres Jusuf Kalla didampingi Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu berkeliling untuk melihat alusista yang dipamerkan di JIEXPO Kemayoran, Jakarta, Rabu (5/11/2014) (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta - Indonesia diprediksi bakal mengalami gejala inflasi (kenaikan harga barang-barang secara umum) pada kuartal II 2015. Menjawab prediksi tersebut, Wakil Presiden Jusuf Kalla atau JK mengaku, hal itu bisa saja terjadi.

Namun, dia menyatakan, hal tersebut bukanlah efek dari pemerintahannya.

"Iya itu memang diperkirakan. Jadi jika tidak ada pertumbuhan ekonomi efek itu kuartal bulan Juli. Bukan pemerintahan baru," kata JK di Kantor Wapres, Jakarta, Kamis (6/11/2014).

JK memastikan, inflasi itu bisa terjadi karena faktor internal dan eksternal. Namun, dia tidak menjelaskan secara rinci faktor-faktor tersebut. Meski demikian, mantan Ketua Umum Partai Golkar itu berjanji, pada masa pemerintahannya bersama Presiden Jokowi, pertumbuhan ekonomi akan digencarkan.‎

"Bahwa pertumbuhan ekonomi kita akan menurun dari tahun lalu. Karena banyaknya faktor baik internal dan eksternal. Tapi 5 persen itu berusaha naikkan itu," tutur dia.

Salah satu cara untuk mencegah inflasi tersebut, menurut JK, yakni dengan menekan biaya yang tak perlu. Seperti pengadaan rapat yang mewah.

"Intinya menekan defisit kita dengan menekan biaya yang tidak perlu, termasuk rapat-rapat. Terkecuali fasiltas tidak ada," ujar JK.

"Misalnya rapat seluruh bupati yang jumlahnya 1.000 orang tentu tidak cukup di kantor Kemendagri. Tapi memang di tempat luas. Kalau hanya 33 gubernur di tempat biasa bisa," tandas JK.

Survei Proyeksi Indikator Makro Ekonomi (SPIME) kuartal II terkait inflasi 2015 diprediksi mencapai 6,47 persen atau lebih tinggi dari proyeksi survei kuartal sebelumnya yang berada di level 5,67 persen. (Mvi)

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya