Menhan Ryamizard: Waspada, Teror di Australia Bisa Berulang

Menurut Menhan Ryamizard Ryacudu, ancaman keamanan negara tidak harus selalu dari aksi teror.

oleh Ahmad Romadoni diperbarui 17 Des 2014, 15:50 WIB
Diterbitkan 17 Des 2014, 15:50 WIB
 Ryamizard Ryacudu
Ryamizard Ryacudu (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta - Ancaman keamanan memang tidak melulu soal antisipasi perang. Munculnya kelompok-kelompok radikal dengan aksi-aksi yang membahayakan keamanan negara, seperti penyanderaan di Sydney, Australia, juga bisa muncul kapan saja.

Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu mengatakan, teror yang terjadi di Ausralia juga harus segera diantisipasi. Sebab hal serupa bisa terjadi dan berulang, termasuk di Tanah Air.

"Ini akan berulang, harus waspada," ujar Ryamizard usai Rapim Kemenhan di Kantor Kemenhan, Jakarta, Rabu (17/12/2014).

Menurut Ryamizard, ancaman keamanan negara memang tidak harus selalu dari aksi teror. Peristiwa bencana alam seperti tanha longsor di Kecamatan Karangkobar, Banjanegara, Jawa Tengah, pencurian ikan, hingga perompakan kapal juga harus diwaspadai.

"2 Sudah terbukti, Australia dan Banjarnegara. Ini juga harus diantisipasi," kata dia.

Bicara ancaman keamanan, lanjut Ryamizard, tentu terkait pengadaan alutsista yang dibutuhkan. Maka itu jangan sampai alutsista yang tersedia justru tidak dapat menanggulangi ancaman keamanan yang ada.

"Apa pun alutsista, kita lihat ancamannya. Jangan sampai kita latihan ngawur. Kita akan beli peralatan Zeni (Kesatuan di TNI AD yang memiliki kemampuan melaksanakan fungsi teknis militer), agar bencana itu bisa cepat tertangani, sehingga tidak pakai cangkul seperti sekarang, kasian," tandas Ryamizard.

2 Hari lalu, seorang keturuanan Iran bernama Man Haron Monis menyandera puluhan orang di Kafe Lindt, Sydney, Australia. Penyanderaan belasan jam ini menyebabkan 3 orang tewas, yakni manajer kafe Tori Johnson dan seorang wanita, termasuk si penyandera.

Jumat 12 Desember lalu juga terjadi tanah longsor di Karangkobar, Banjarnegara, Jawa Tengah. Akibat longsor ini, lebih dari seratus orang diperkirakan meninggal dunia karena tertimbun longsor. Bahkan pencarian korban hingga saat ini masih dalam pencarian. (Rmn)

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya