Liputan6.com, Gresik - Penyanderaan siswi SDÂ di Gresik, Jawa Timur oleh pria bernama Fuad yang diduga mengalami depresi berat berujung kematian. Fuad tewas di tangan polisi. Untuk menyelamatkan bocah itu, polisi melakukan upaya penyamaran.
Wakapolres Gresik Kompol Alfian Nurrizal menyamar menjadi wartawan untuk bisa bertemu dengan pria penyandera di Makodim 0817 Gresik itu.
Alfian mengatakan, proses negosiasi antara negosiator dan penyandera tidak mencapai titik temu. Lalu tiba-tiba pria penyandera itu meminta dipertemukan dengan para wartawan yang sedang meliput peristiwa tersebut.
"Saya menyamar jadi wartawan televisi lengkap dengan pakaian serta kartu persnya. Karena dalam keadaan darurat maka saya tidak sempat mengganti foto yang terpasang di kartu pers, dan ternyata pelaku mengetahui hal itu. Akhirnya saya bersama para wartawan diminta pelaku keluar dari ruangan tersebut," ujar Alfian, Gresik, Jawa Timur, Rabu (17/12/2014).
Walaupun gagal menyamar menjadi wartawan, Alfian dan jajarannya akhirnya melumpuhkan pria berbaju cokelat itu.
"Pada saat korban berhasil diamankan, pelaku yang membawa sajam (senjata tajam) malah mencoba menyerang petugas. Maka kami melakukan tindakan tegas dengan menembaknya, setelah sebelumnya kami memberikan tembakan peringatan sebanyak 3 kali," imbuh dia.
Anggota tim Buser Polres Gresik menembak pelaku sebanyak 2 kali, tepat mengenai bahu sebelah kanan dan kepalanya.
"Tembakan pertama mengenai bahu sebelah kanannya, namun pelaku masih ingin menyerang anggota. Lalu anggota memberi tembakan peringatan lagi ke pelaku, tapi tidak dihiraukannya, maka anggota menembaknya tepat mengenai kepalanya," pungkas Alfian.
Penyanderaan terhadap bocah itu terjadi tiba-tiba, sekitar pukul 09.00 WIB di Jalan Veteran, depan Kantor Kodim 0817 Gresik, Jawa Timur. Pada awalnya, penyandera bernama Fuad itu, berteriak-teriak di depan kantor Kodim Gresik dan meminta bertemu Komandan Kodim (Dandim) Letkol Awang Pramila Loviantara. (Rmn/Yus)