Liputan6.com, Jakarta - Pusat Koperasi Produsen Tahu Tempe Indonesia (Puskopti) khawatir kenaikan harga kedelai yang berlanjut bisa mempengaruhi produksi. Pada akhirnya bisa membuat pengrajin tahu tempe kehilangan pelanggan.
Sekretaris Jenderal Puskopti DKI Jakarta, Hedy Kuswanto menyampaikan jika harga kedelai impor tembus lebih dari Rp 10 ribu per kilogramnya, maka akan berpengaruh pada sisi produksi.
Advertisement
Baca Juga
Bisa jadi, ukuran tahu tempe pun mengecil dan mengurangi keuntungan pengrajin. Sementara itu, jika harganya ditambah karena kenaiman biaya produksi, Hedy khawatir pelanggan akan beralih.
Advertisement
"Kalau sampai puncak harga kedelai sudah gak bisa lagi di otak atik artinya di kecilin sudah gak untung, dinaikan harganya pembeli berkurang dan protes," ungkap Hedy saat dikonfirmasi Liputan6.com, Kamis (24/4/2025).
Langkah lainnya, pengrajin tahu tempe akan melakukan aksi demonstrasi agar didengar pemerintah. Harapannya, ada solusi yang bisa diambil untuk mempengaruhi harga kedelai bagi pengrajin tahu tempe seperti operasi pasar.
"Nanti nya pemerintah carikan solusi atau memberikan kebijakan entah itu operasi pasar atau subsidi," tuturnya.
Dia mengatakan, batas normal harga kedelai impor berkisar di Rp 10.000 per kilogram. Menurutnya, jika harga sudah tembus belasan ribu, pengrajin tahu tempe akan mulai resah.
"Kalau kedelai di level aman buat pengrajin tempe dan tahu ya kisaran Rp 10 ribuan. Kalau di atas Rp 10 ribu sudah resah mereka, di bawah Rp 10 ribu ada yang tidak nyaman pihak lain," terangnya.
Â
Belum Berdampak ke Ukuran Tahu Tempe
Sebelumnya, harga kedelai impor terpantau mengalami kenaikan sejak bulan puasa ramadan 2025 lalu. Hal ini mulai membuat pengrajin tahu tempe waspada.
Sekretaris Jenderal Pusat Koperasi Produsen Tahu Tempe Indonesia (Puskopti) DKI Jakarta, Hedy Kuswanto mengakui ada kenaikan harga kedelai impor. Menurutnya, kenaikan harga yang terjadi saat ini belum berpengaruh langsung kepada proses produksi tahu tempe.
"Kenaikan harga kedelai akhir-akhir ini sebetulnya sih masih belum terlalu terlalu berdampak pada proses pengecilan tempe atau tahu, hanya saja mengurangi keuntungan si pelaku usaha," kata Hedy saat dikonfirmasi Liputan6.com, Kamis (24/4/2025).
Â
Advertisement
Sudah Naik Sejak Ramadan
Dia mengatakan, kenaikan harga kedelai terjadi sejak sepekan sebelum Lebaran 2025 lalu. Kemudian terus naik hingga saat ini berada di atas Rp 10 ribu per kilogram. Kenaikan harga terjadi di hampir seluruh kategori kualitas kedelai.
"Kenaikan kedelai di mulai dari seminggu sebelum lebaran, lalu kemudian sehabis lebaran terus menerus akhir nya harga sekarang sudah tembus Rp 10 ribu lebih. Walaupun masih ada yang di bawah Rp 10 ribu, (kenaikan) itu termasuk kedelai yang grade 3," tutur Hedy.
Dia belum bisa memastikan kenaikan harga kedelai imbas dari memanasnya perang dagang antara Amerika Serikat dan China. Namun, dia melihat ada faktor dari nilai tukar rupiah terhadap dolar AS hingga stok importir yang menipis.
"Tetapi lebih ke faktor nilai tukar rupiah terhadap dolar dan stok kedelai di gudang-gudang importir sudah mulai menipis. Sementara barang yang di impor terlambat masuk di luar jadwal yang semestinya," jelas Hedy.
Â
