Liputan6.com, Kumai - Cuaca yang tidak bersahabat pada Selasa 30 Desember 2014 kemarin membuat proses evakuasi penumpang AirAsia terhambat. Pada pagi ini, KRI Bung Tomo siap melanjutkan proses evakuasi penumpang QZ8501 tersebut.
Anggota Korem Palangkaraya Mayor Ariawan mengatakan info yang diterima pada hari kemarin ada sembilan jenazah yang ditemukan namun hanya 3 jasad yang berhasil dievakuasi.
"Kemarin cuaca itu sangat buruk, jadi kami tidak bisa bergerak. Kemarin dapat info ada 9 jenazah, dan yang berhasil diangkut hanya 3 (jasad). Sekarang kita akan bersiap menjemput," ujar Mayor Ariawan di Posko Pantai Kubu, Kumai, Kalimantan Tengah, Rabu (31/12/2014).
Dirinya pun menyiapkan 1 kapal kecil dan 3 toog boot. Selain itu beberapa kantung mayat juga telah disiapkan.
"Kita menyiapkan kantung mayat, 1 kapal kecil dan 3 toog boot di mana jumlah personel yang turun 14 orang. Mudah-mudahan hari ini cuaca mendukung," jelas dia.
Sementara di Posko Pantai Kubu, sejumlah peralatan evakuasi telah disiapkan. Terlihat 5 ambulans serta beberapa tenda dari Basarnas daerah maupun PMI, serta TNI yang sudah sejak Selasa berada di sana.
Pesawat AirAsia rute Surabaya-Singapura hilang kontak dari Air Traffic Controller (ATC) Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Minggu 28 Desember 2014 sekitar pukul 06.17 WIB. Pesawat dengan nomor penerbangan QZ8501 itu terbang dari Bandara Juanda, Surabaya, Jawa Timur pukul 05.20 WIB, dan seharusnya mendarat di Bandara Changi, Singapura pukul 08.30 waktu setempat.
Pesawat jenis Airbus A320-200 dengan register PK-AXC itu dipiloti Kapten Iriyanto dan kopilot Kapten Remi Emmanuel Plesel, serta 4 awak kabin, yakni Wanti Setiawati, Khairunisa Haidar Fauzi, Oscar Desano, Wismoyo Ari Prambudi, dan 1 teknisi bernama Saiful Rakhmad.
Pesawat AirAsia QZ8501 berpenumpang 155 orang, terdiri atas 138 penumpang dewasa, 16 penumpang anak-anak, dan ‎1 bayi. Penumpang didominasi dari warga negara Indonesia, 1 WN Singapura, 1 WN Inggris, 1 WN Malaysia, dan 3 WN Korea Selatan.