Liputan6.com, Jakarta - Thai Airways dan AirAsia jadi dua maskapai terbaru yang memberlakukan pembatasan terhadap penggunaan power bank selama penerbangan menyusul insiden kebakaran di kabin, baru-baru ini. Thai Airways akan sepenuhnya melarang penggunaan power bank dalam penerbangannya mulai 15 Maret 2025, menurut Straits Times, dikutip dari VN Express, Rabu (12/3/2025).
Penumpang dalam penerbangan Thai Airways masih dapat membawa power bank dalam tas tangan mereka, asalkan perangkat ini memenuhi batas kapasitas yang ditetapkan Otoritas Penerbangan Sipil Thailand. AirAsia juga akan melarang penumpang mengisi daya perangkat dengan power bank selama penerbangan.
Baca Juga
Penumpang maskapai itu harus menyimpan power bank dalam tas tangan mereka, mematuhi standar keselamatan yang ditetapkan Asosiasi Transportasi Udara Internasional (IATA). Insiden thermal runaway telah meningkat di berbagai operasi maskapai penerbangan Asia.
Advertisement
Melansir India Times, pesawat Airbus A321 milik Air Busan mengalami insiden thermal runaway di Bandara Internasional Gimhae Busan pada 28 Januari 2025. Pesawat mengalami kebakaran yang terjadi saat burung besi itu berada di landasan keberangkatan.
Tingkat kerusakan yang parah membuat petugas pemeliharaan melabeli pesawat tersebut sebagai pesawat yang tidak dapat diperbaiki. Pihak berwenang yakin bahwa dugaan asal kebakaran, yang masih belum diketahui, bermula dari tempat bagasi kabin yang menyimpan power bank portabel.
Berbagai maskapai penerbangan, terutama dari Asia, telah memberlakukan pembatasan terhadap penggunaan power bank selama perjalanan udara menyusul insiden ini. Pembatasan federal tersebut mengizinkan penumpang membawa power bank ke dalam pesawat dalam tas tangan, namun penggunaan atau pengisian daya di tengah penerbangan dilarang.
Kebijakan Maskapai soal Power Bank
Kebijakan setiap maskapai penerbangan terkait power bank sedikit berbeda, tapi semuanya berupaya meminimalkan risiko kebakaran di dalam pesawat. Berikut kebijakan-kebijakan maskapai penerbangan saat ini:
- Semua maskapai Korea Selatan per 1 Maret 2025 mengharuskan penumpang menyimpan power bank dan rokok elektrik di kantong di depan kursi atau di area yang dapat dilihat. Penyimpanan power bank harus dilakukan dengan pelindung, seperti kantong plastik, atau harus diisolasi.
- Juga terhitung mulai 1 Maret 2025, EVA Air (Taiwan) melarang penggunaan pwer bank selama penerbangan. Penumpang harus mengisi daya perangkat mereka dengan benar sebelum naik pesawat. Semua power bank harus tetap bersama penumpang selama penerbangan dan tidak boleh memasuki kompartemen kargo.
- Starlux Taiwan menetapkan larangan penggunaan power bank sejak mulai mengoperasikan penerbangan pada 2018.
- Tigerair Taiwan (Taiwan) melarang penumpang membawa power bank, kecuali jika memiliki label spesifikasi yang berbeda. Penumpang harus menghindari penggunaan power bank sama sekali selama perjalanan penerbangan.
- China Airlines (China) bersama UNI Air (Taiwan) tidak merekomendasikan penumpang membawa power bank, namun mereka menetapkan pedoman pengemasan khusus bila penumpang membawanya selama penerbangan.
Advertisement
Larangan yang Berpotensi Diperluas
Beberapa perusahaan maskapai penerbangan Eropa juga memberlakukan pembatasan yang sama pada perangkat bertenaga baterai di pesawat mereka. Larangan penggunaan power bank di seluruh dunia dapat diperluas melalui peningkatan fasilitas port pengisian daya di pesawat.
Penumpang perlu memahami sepenuhnya peraturan maskapai penerbangan terkait pengangkutan power bank. Kemampuan pengisian daya di kursi bawaan maskapai Anda jadi fitur yang harus Anda manfaatkan. Pendekatan terbaik untuk perjalanan bebas masalah melibatkan pengisian daya perangkat sebelum waktu penerbangan atau saat menunggu di terminal bandara.
Tahun lalu, power bank meledak di pesawat AirAsia Thailand dan menimbulkan kepanikan di kalangan penumpang pada Sabtu, 24 Februari 2024. Menurut Bangkok Post, insiden itu terjadi dalam penerbangan AirAsia Thailand FD3188 rute Bangkok-Nakhon Si Thammarat.
Melansir Says, Kamis, 29 Februari 2024, Menteri Perindustrian Thailand Pimphattra Wichaikul termasuk di antara 186 penumpang pesawat yang menyaksikan ledakan tersebut, yang memenuhi kabin dengan asap, lapor The Thaiger.
Sebuah video berdurasi dua menit yang dipublikasikan Daily Mail menunjukkan para penumpang berusaha menjauhkan diri dari power bank ketika teknisi di dalam pesawat bergegas ke kursi untuk memeriksanya. Diketahui bahwa benda tersebut ditempatkan di kantong kursi sebelum meledak, lapor NY Post.
Api Padam dalam 2 Menit
Api akibat ledakan power bank itu padam dalam waktu dua menit, dan penerbangan mendarat dengan selamat tanpa ada korban luka di antara penumpang. "Pramugari yang terlatih membawa alat pemadam kebakaran untuk segera mengatasi kebakaran yang disebabkan power bank tersebut," kata juru bicara AirAsia.
Sementara itu, Airports of Thailand (AOT) mengatakan, ledakan tersebut disebabkan kualitas power bank yang berada di bawah standar, lapor Bangkok Post. Direktur AOT Kirati Kijmanawat menyatakan bahwa tidak ada yang bisa disalahkan atas insiden tersebut.
Pasalnya, baik penumpang pemilik power bank maupun anggota staf AOT mengikuti pedoman dan peraturan untuk membawa atau mengizinkan perangkat tersebut ke dalam penerbangan. Ia menyebutkan, penumpang tidak diperbolehkan meninggalkan power bank di bagasi terdaftar dan harus membawanya sendiri saat terbang.
Selain itu, kapasitas power bank tidak boleh melebihi 30.000mAh. Pascakejadian, Kirati menyarankan penumpang menggunakan power bank yang diproduksi merek ternama.
Advertisement
