Bima, Korban AirAsia QZ8501 Diminta Umrah Daripada ke Singapura

Bhima juga sempat memberikan pesan kepada sang ibunda sebelum pesawat AirAsia QZ8501 terbang.

oleh Liputan6 diperbarui 31 Des 2014, 15:07 WIB
Diterbitkan 31 Des 2014, 15:07 WIB
Haru Selimuti Posko Crisis Centre Keluarga Penumpang AirAsia
Suasana duka dan isak tangis keluarga korban AirAsia QZ8501 menyelimuti Bandara Juanda, Surabaya, Selasa (30/12/2014). (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Surabaya - Bhima Aly Wicaksana (31), warga Pucang Sewu 45, Kota Surabaya, menjadi salah satu penumpang Pesawat AirAsia QZ8501 yang puingnya ditemukan di Selat Karimata, selat antara Pulau Belitung dan Pulau Kalimantan.

Ayah kandung Bhima, Dwi Janto (60) mengungkapkan, dia sempat melarang anaknya pergi ke Singapura untuk berlibur. Karena menurut dia, uang liburan tersebut sebaiknya digunakan untuk beribadah umrah.

"Saya sudah larang, mending uangnya buat ibadah umrah. Tapi Bhima bilang nggak perlu umrah, langsung haji saja," kata Dwi di kediamannya, Pacang Sewu, Surabaya, Rabu (31/12/2014).

Dijelaskan dia, anak kedua dari 4 bersaudara tersebut pergi ke Singapura untuk liburan bersama 3 temannya yang juga pengusaha properti. "Tapi tiga temannya (pergi) sama keluarganya. Kalau anak saya belum menikah," kenang Dwi.

Sementara itu, ibu kandung Bhima, Sri Budi Siswardani (60), mengaku sempat diminta Bhima untuk tidak dulu meneleponnya sampai dia tiba di tempat tujuan. "Pesennya tidak telepon sebelum sampai tujuan," kata Sri.

Meski belum jelas benar apa yang akhirnya menimpa Bhima, Sri mengaku ikhlas dan pasrah jika Tuhan memberikan takdir lain, merenggut anak terkasihnya itu untuk selamanya. "Saya hanya bisa pasrah," ujar Sri.

Dwi Janto mengaku ditawari untuk mendatangi Pangkalan Bun tempat jenazah korban AirAsia QZ8501 dievakuasi. Namun ia memilih menunggu kabar mengenai anaknya dari kejauhan di  Bandara Juanda. "Buat apa saya ikut ke sana. Tidak ada manfaatnya. Mending saya tunggu di sini," tandas Sri.

Hingga saat ini, tim Basarnas terus mencari puing Pesawat AirAsia QZ8501 di Selat Karimata. Tim pencari sejauh ini telah berhasil menemukan 7 jenazah korban AirAsia QZ5801, namun belum semuanya berhasil dievakuasi ke daratan. Helikopter milik Basarnas dibantu Helikopter Puma terus berusaha mengevakuasi.

Di lokasi penemuan korban AirAsia QZ8501, cuaca saat ini tidak bersahabat. Tapi Basarnas memastikan, timnya tetap melakukan evakuasi dan mencari korban lain. (Ant/Riz)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya