Jokowi Ungkap Maksud Status Facebooknya

Di tengah memanasnya hubungan KPK-Polri, Jokowi menulis status di akun facebooknya berbunyi "Suro Diro Joyoningrat Lebur Dening Pangastuti".

oleh Liputan6 diperbarui 31 Jan 2015, 15:05 WIB
Diterbitkan 31 Jan 2015, 15:05 WIB
Jokowi Puji Kerja Menteri Susi Pudjiastuti di Facebook
Facebook Jokowi

Liputan6.com, Jakarta - Memanasnya hubungan antara KPK dengan Polri membuat banyak bermunculan persepsi terkait apa yang dialami Presiden Joko Widodo. Terlebih Tim 9 yang dibentuk Jokowi untuk meredakan konflik KPK-Polri menyatakan pemilihan Komjen Pol Budi Gunawan sebagai calon tunggal Kapolri bukan inisiatifnya sendiri.

Pernyataan tersebut membuat banyak pihak beranggapan Presiden Jokowi mendapat tekanan dari sejumlah pihak, termasuk dari partai politik yang mengusungnya.

Di tengah kondisi ini, Jokowi menuliskan sebuah status di akun facebooknya yang berbunyi "Suro Diro Joyoningrat Lebur Dening Pangastuti". Kata tersebut diketahui merupakan suatu ungkapan atau filosofi Jawa.

Dalam suatu kesempatan, Tim Liputan 6 SCTV dan Fokus Indosiar melakukan wawancara eksklusif dengan Presiden Joko Widodo di Istana Negara. Dalam wawancara ini, Jokowi mengungkapkan maksud dari isi status facebooknya itu.

Berikut transkrip wawancara selengkapnya reporter Retno Pinasti dan Ryan Wiedaryanto bersama Presiden Joko Widodo yang ditayangkan Liputan 6 Siang SCTV, Sabtu (31/1/2015). Saksikan juga videonya di bagian bawah artikel ini:

Mengenai sosial media. Di facebook Pak Jokowi tertulis "Suro Diro Joyoningrat Lebur Dening Pangastuti". Apa itu Bapak yang menulis sendiri?

Karena memang filosofi-filosofi Jawa pada saat-saat yang perlu itu bisa mendinginkan kita. Artinya memang yang kita tulis sebetulnya bahwa sesuatu yang keras atau angkara murka itu bisa dikalahkan oleh kelembutan, hal-hal yang bijak, kesabaran, dan itu saya kira sebuah filosofi yang baik.

Bapak sekarang sedang dikerasi atau ditekan oleh siapa sehingga harus dilembutkan? Kalau boleh tahu itu kan seperti curhatan seorang presiden?

Ndak. Itu bukan curhatan. Itu filosofi yang kita semua harus ngerti bahwa sesuatu yang keras dan angkara murka itu bisa dikalahkan dengan sebuah kelembutan, kesabaran, dan sebuah kebijakan yang baik.

Tapi dipostingnya tepat saat kemarin kisruh KPK-Polri, karena kemarin banyak sekali yang menduga Pak Jokowi mendapatkan "tekanan" dari partai-partai pengusung Pak Jokowi sendiri?

Kalau dalam proses-proses bernegara, memimpin negara sebesar Indonesia, bayangkan 17 ribu pulau, bayangkan ada 250 juta penduduk. Jadi kalau ada tekanan dari kanan, kiri, atas, bawah buat saya juga biasa.

Jadi ada tekanan ya, Pak?

Kalau saya ngomong nggak ada, pasti kamu juga nggak percaya.

Pak, kalau ke kasus Budi Gunawan yang menjadi calon Kapolri, sampai kapan Pak Jokowi akan memberi tenggang waktu untuk kemudian menentukan calon Kapolri?

Sabar sedikit. Sabar sedikit. Karena sekali lagi kita masih menunggu proses hukum. Tidak mungkin kita, kalau kewenangan penuhnya di saya saja nggak ada proses-proses sebelumnya ya sudah saya putusin kemarin-kemarin.

Apa sampai pra-peradilan, Pak?

Ya, itu. Mestinya kan karena ada proses pra-peradilan dan juga harus menghargai proses hukum itu. Dan saya nggak mau mengintervensi apapun. Oleh sebab itu kita ya sabar sedikit menunggu. (Nfs/Sss)

Baca juga: Jokowi: Kasus KPK-Polri Semula Hanya Masalah Biasa, Tapi...

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya