Liputan6.com, Jakarta - Komedian Mandra kian terkenal kala membintangi sinetron berjudul Mandragade, sebuah tayangan yang diadaptasi dari film seri Renegade. Namun, kini Mandra tersandung kasus korupsi program siap siar di TVRI.
Istilah Mandragate pun muncul sebagai sebutan untuk kasus korupsi yang menjerat Mandra. Istilah itu merujuk kepada sejumlah kasus korupsi yang pernah terjadi seperti Buloggate dan Bruneigate di era Presiden Gus Dur.
Anggota Komisi I DPR RI Meutya Hafidz menyatakan, Mandragate terjadi akibat 'salah urus' TVRI yang telah berlangsung bertahun-tahun dan menjadi gunung es.
"Kasus Mandra merupakan fenomena gunung es dari berbagai kasus. Untuk itu, saya berharap kasus ini menjadi kunci masuk untuk membenahi karut marut akibat 'salah urus' TVRI," kata Meutya dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Kamis (12/2/2015).
Wakil Ketua BKSAP DPR RI itu meminta penyidik untuk tidak hanya berhenti memeriksa pada kasus yang melibatkan Mandra, tetapi kasus-kasus lain yang ada di TVRI. Ia mencontohkan, pada Januari 2014, Komisi I DPR RI memblokir anggaran TVRI, pemblokiran disebabkan kisruh internal TVRI yang berawal dari pemecatan 4 anggota direksi TVRI oleh Dewan Pengawas LPP TVRI, yakni Direktur Pengembangan dan Usaha Erwin Aryanantha, Direktur Program dan Berita Irwan Hendarmin, Direktur Utama Farhat Sukri, dan Direktur Teknik.
"Masih banyak persoalan lain yang dihadapi oleh TVRI, di antaranya persoalan pemilihan dewan direksi TVRI melalui dewan pengawas yang belum usai, masalah internal TVRI terutama permasalahan SDM, peralatan TVRI yang masih 'ketinggalan zaman', hingga merebut minat pemirsa televisi," ujar mantan jurnalis itu.
Ia menyebutkan, saat ini Komisi I DPR RI tengah memprioritaskan Rancangan Undang-Undang Radio Televisi Republik Indonesia (RTRI) yang sudah masuk dalam Prolegnas tahun 2015. Diharapkan pada masa sidang tahun 2015, RUU ini bisa menjadi Undang-Undang.
"Melalui RUU ini, TVRI dan RRI sebagai Lembaga Penyiaran Publik akan memiliki landasan hukum yang jelas untuk menggunakan ranah publik, selain itu menjadi landasan integrasi TVRI dan RRI sehingga menjadi lembaga penyiaran publik yang efektif dan efisien," pungkas Meutya.
Penyidik Pidana Khusus (Pidsus) Kejaksaan Agung menetapkan pelawak Mandra Naih alias Mandra sebagai tersangka kasus korupsi pada 10 Februari 2015. Pelawak yang terkenal dengan sinetron Si Doel Anak Sekolahan dan Mandragade itu menjadi tersangka atas kasus dugaan korupsi program siap siar di TVRI pada 2012.
Selain menetapkan Mandra sebagai tersangka, Kejaksaan Agung juga telah menetapkan tersangka lain, yakni IC (Iwan Chermawan) selaku Direktur PT Media Art Image dan YKM (Yulkasmir) selaku pejabat pembuat komitmen (PPK) yang adalah pejabat teras di TVRI. Ketiganya ditetapkan sebagai tersangka atas surat perintah penyidikan tertanggal 11 Februari 2015. Mereka dijerat Pasal 2 ayat 1 dan Pasal 3 UU No 31/1999 jo UU 20/2001, dengan nilai proyek ditaksir hingga Rp 40 miliar. (Mut)
Mandragate, Fenomena Gunung Es Korupsi di TVRI
Istilah Mandragate muncul sebagai sebutan untuk kasus korupsi yang menjerat Mandra.
Diperbarui 12 Feb 2015, 12:16 WIBDiterbitkan 12 Feb 2015, 12:16 WIB
Advertisement
Live Streaming
Powered by
Video Pilihan Hari Ini
Produksi Liputan6.com
powered by
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Pelita Air Sambut Armada Baru Airbus A320, Siap Tingkatkan Konektivitas Nusantara
5 Wisata Dieng, Destinasi Favorit Saat Berkunjung ke "Negeri Atas Awan"
Model Baju Anak Laki-laki yang Keren dan Trendi untuk 2025
Kunjungan Bersejarah Delegasi Al-Azhar Asy-Syarif Mesir di Al-Mashduqi IIBS Garut
Perpisahan Terakhir untuk Paus Fransiskus: Ribuan Umat Beri Penghormatan di Vatikan
Rupiah Melemah terhadap Dolar AS Imbas Ketidakpastian Perang Tarif
5 Model Baju Batik Terbaru 2025 Wanita Berhijab
Pemkab Tangerang Luncurkan Program Beasiswa bagi Warga Kurang Mampu, Sediakan 235 Kuota
10 Model Pintu Rumah Cantik Minimalis, Memperindah Hunian
Link Live Streaming BRI Liga 1 Arema FC vs Madura United, Sebentar Lagi Tayang di Vidio
Gus Baha Ceritakan Bumi yang Tersiksa dan Mengeluh, Kenapa?
Jumbo Melibas Dilan 1990 dan Pengabdi Setan 2, Jadi Film Indonesia Terlaris ke-4 Sepanjang Masa