Liputan6.com, Jakarta - Sebagian dari penumpang Lion Air turun ke Apron dan mengancam memblokir runway atau landasan pacu pesawat di Terminal 3 Bandara Internasional Soekarno-Hatta. Kabar tentang rusuh para penumpang yang tertunda penerbangannya di Bandara Soetta ini menjadi yang paling kerap dibaca sepanjang Jumat kemarin.
Berita lainnya yang juga mencuri perhatian adalah tentang pelantikan 3 pimpinan sementara KPK oleh Presiden Joko Widodo di Istana Negara. Demikian pula dengan ulasan mendalam soal desakan Australia untuk membatalkan eksekusi terhadap 2 warganya yang menjadi terpidana mati kasus narkoba.
1. Penumpang Lion Air Ancam Blokir Runway Terminal 3 Bandara Soetta
Kekesalan calon penumpang Lion Air kian memuncak. Sebagian dari mereka turun ke Apron dan mengancam memblokir runway atau landasan pacu pesawat di Terminal 3 Bandara Internasional Soekarno-Hatta (Soetta).
"Kalau tidak diberangkatkan juga atau tidak ada kejelasan dari Lion Air, kami akan blokir runway ini," ungkap salah seorang penumpang penerbangan ke Lombok, Ikhsanudin (46), Jumat (20/2/2015).
Sebelum memblokir runway, mereka menduduki apron atau sisi lapangan tempat parkir pesawat. Sebagian dari mereka rela berpanas-panasan, dengan menduduki lapangan tersebut dengan membawa semua barang mereka untuk di dalam pesawat.
Selengkapnya...
2. Jokowi Resmi Lantik 3 Pimpinan Sementara KPK
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) resmi memiliki 3 pimpinan baru. Pagi ini Presiden Jokowi telah melantik Johan Budi Sapto Prabowo, Taufiequrrachman Ruki, dan Indriyanto Seno Aji sebagai pimpinan sementara KPK.
Pelantikan digelar Jumat (20/2/2015) tepat pukul 08.00 WIB di Istana Negara, Jakarta. Dengan setelan jas, ketiganya mengucapkan sumpah.
Usai pembacaan sumpah, Jokowi kemudian menandatangani surat pengangkatan ketiganya. Dan tak lupa menyalami Johan Budi, Ruki, dan Indriyanto. Masing-masing pimpinan sementara KPK itu didampingi oleh pasangannya. Hanya Johan Budi saja yang nampak sendirian.
Selengkapnya...
3. Manuver Australia Hadang Eksekusi Mati di Indonesia
Baik Pemerintah, masyarakat, dan media Australia terus menggembar-gemborkan penolakan atas pelaksanaan eksekusi mati terhadap 2 warga mereka di Indonesia. Yang paling terbaru, Perdana Menteri Tony Abbott mengingatkan betapa dekatnya hubungan Australia dan Indonesia, yang diwujudkan dalam bentuk bantuan dari Negeri Kanguru sebesar A$ 1 miliar atau sekitar Rp 10 triliun.
"Jangan lupa, beberapa tahun lalu, saat Indonesia dilanda tsunami dari Samudera Hindia, Australia memberikan bantuan senilai A$ 1 miliar. Kita mengirim kontingen sebagai bentuk bantuan kemanusiaan," ujar Abbott, seperti dikutip Liputan6.com dari News.com.au, Jumat (20/2/2015).
Selengkapnya...
4. Barracuda dan 5 Truk Polisi Dikerahkan Jemput Paksa Aiptu Labora
Aiptu Labora Sitorus (LS), terpidana kasus rekening gendut Rp 1,5 triliun akhirnya dijemput paksa oleh Kejaksaan Negeri Sorong, Papua, sekitar pukul 09.00 WIT, Jumat (20/2/2015). Tanpa perlawanan, Labora menyerahkan diri. Namun ada sekitar 25-an perempuan yang merupakan karyawan perusahaan milik istri Labora, PT Rotua yang berusaha menghalang-halangi.
Eksekusi yang dilakukan oleh pihak kejaksaaan dan kepolisian setempat telah berlangsung sejak pukul 02.00 WIT. Salah satu masayarakat setempat, Antonius menyebutkan, lebih dari 5 truk berisi anggota polisi bersenjata lengkap telah memenuhi lokasi sekitar kompleks PT Rotua, Sorong, lokasi di mana Labora berada selama dalam pelariannya.
Selengkapnya...
5. 3 Kali Pindah Pesawat, Penumpang Ini Marahi Petugas Lion Air
Penundaan penerbangan (delay) pesawat Lion Air tak hanya terjadi di Jakarta, tapi juga di Bandara Internasional Kuala Namu, Medan. Bahkan salah seorang penumpang yang akan membawa ibunya berobat mengaku kesal lantaran tak juga diterbangkan.
Penumpang bernama Jufri asal Medan, Sumatera Utara ini menuturkan kesabarannya hilang setelah ia dan keluarganya 3 kali pindah pesawat namun tak kunjung juga diterbangkan. Ia mengaku berada di Bandara Internasional Kuala Namu Medan, sejak pukul 05.00 WIB.
Selengkapnya...
(Ado)