Ahok Beber Anggaran 'Siluman' APBD Terkait UPS Sekolah DKI

Atas langkahnya tersebut, Ahok saat ini tengah berkonflik dengan DPRD DKI Jakarta.

oleh Ahmad Romadoni diperbarui 27 Feb 2015, 01:05 WIB
Diterbitkan 27 Feb 2015, 01:05 WIB
Kilas Balik Ahok, Gubernur Baru Jakarta
Pada tahun 2004 Basuki Tjahaja Purnama terjun ke dunia politik dan bergabung di bawah bendera Partai Perhimpunan Indonesia Baru (Partai PIB) sebagai ketua DPC Kabupaten Belitung Timur (Dok.Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok membongkar salah satu anggaran siluman yang muncul pada APBD 2014 lalu. Anggaran ini muncul pada pembelian UPS di sekolah-sekolah di Jakarta.

Ahok mengatakan, tahun 2014, hampir semua sekolah dibuatkan anggaran untuk pembelian UPS seharga Rp 6 miliar. Dalam catatan yang dimilikinya, perusahaan dapat lelang dengan harga Rp 5,8 miliar per sekolah. Angka ini dirasa tidak masuk akal untuk sekelas sekolah di Jakarta.

"Teman saya yang mainin komputer begitu canggih itu dia pasang semua UPS yang bisa 45 kva. Itu UPS apa sampai Rp 6,5 miliar? Ini sudah terjadi. Makanya dia keenakan untung mau minta lagi sekarang, itu yang saya tolak. Silakan dia mau angket apapun," ujar Ahok di Balaikota, Jakarta, Kamis (26/2/2015).

Ahok mengaku telah bertanya seorang teman yang memang bekerja di bidang komputerisasi dengan standar internasional. Betapa kagetnya Ahok mendengar penjelasan dari seorang teman itu.

"saya tanya temen saya yang paling sering main UPS saya tanya sama dia. Dia jawab saya begini: sebagai gambaran UPS di kantor gua pakai UPS kira kira 40 KVA gua bayar Rp 163 juta ini buat pastiin semua komputer 60 unit tidak hilang data kalau listrik mati. Di kantor gua pakai genset yang mati 3 menit kemudian dinyalakan," jelas Ahok sambil membacakan balasan SMS rekannya.

"Gua lagi bingung kalau ada UPS miliaran buat sekolah. Artinya sekolah DKI lebih advance dari kantor gua yang notabene harus memenuhi standar principal di luar negeri. Terus gua pakai genset 135 KVA dengan otomatis swicth, kalau nggak salah gua bayar 50 ribu USD, kapasitanya bisa nyalain AC central 5 lantai plus lift," imbuh dia melanjutkan membaca pesan singkat itu.

Kalau dihitung-hitung, kata Ahok, pada 2014 saja, DKI Jakarta kecolongan Rp 330 miliar hanya untuk pembelian UPS yang peruntukannya tidak begitu mendesak. Hal ini tentu sangat mengejutkan baginya.

"Ini fakta. Jadi saya kira orang Jakarta masih banyak tidak rela uangnya dipakai buat beli UPS sekolah dan ini tidak ada yang tahu lho. Kami juga kecolongan. Karena tidak ada e-Budgeting. Ini sudah terjadi. Makannya keenakan untung di sini, main lagi sekarang," tandas Ahok.

Atas langkahnya tersebut, Ahok saat ini tengah berkonflik dengan DPRD DKI Jakarta. Legislatif Ibukota baru saja menyepakati usulan penggunaan hak angket atau hak melakukan investigasi terhadap Pemprov DKI Jakarta terkait APBD 2015. Keputusan ini diambil dalam rapat paripurna yang dihadiri hampir seluruh anggota dewan. (Riz)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya