Candi Borobudur Kini 'Kinclong' Tanpa Bahan Kimia

Biasanya cairan kimia bisa menghambat pertumbuhan lumut di Candi Borobudur hingga 3 bulan.

oleh Liputan6 diperbarui 16 Mar 2015, 10:11 WIB
Diterbitkan 16 Mar 2015, 10:11 WIB
Candi Borobudur
Candi Borobudur. (Liputan6.com/Reza Kuncoro)

Liputan6.com, Magelang - Lumut kerap kali menyelimuti permukaan Candi Borobudur di Magelang, Jawa Tengah. Untuk membersihkannya, bahan kimia seringkali digunakan.

Namun sejak 2010, bahan kimia tersebut tak digunakan dalam pembersihan dan pemeliharaan candi. Biasanya cairan kimia bisa menghambat pertumbuhan lumut hingga 3 bulan.

Kepala Seksi Layanan Konservasi Balai Konservasi Borobudur Iskandar M Siregar mengatakan, bahan kimia hanya digunakan untuk mengelem batu yang pecah, retak, serta perbaikan kebocoran. "Kalau dulu hampir setiap tahun Candi Borobudur disemprot bahan kimia untuk membasmi lumut, namun sekarang tidak lagi digunakan," kata Iskandar, Senin (16/3/2015).

Salah satu yang menjadi pertimbangan dalam pengurangan penggunaan bahan kimia ini, yakni dampaknya bagi candi, para pekerja, dan lingkungan sekitar.

"Selain itu, untuk pekerja bahan kimia berbahaya, termasuk ke batu candi. Mungkin sekarang tidak kelihatan, tetapi 100 atau 200 tahun yang akan datang bisa saja terjadi dampak tersebut," tutur Iskandar.

Sementara itu, untuk pemeliharaan candi yang dibangun saat Dinasti Syailendra ini kini dilakukan secara manual. Yakni dengan menyikat atau mencabut lumur setiap hari.

Candi Borobudur dibangun di daerah Kedu pada tahun 750-825 M oleh Wangsa Syailendra. Pembangunan candi ini dimulai sejak masa pemerintahan Rakai Panangkaran dan dituntaskan pada masa pemerintahan Smaratungga.

Pembangunan Borobudur memakan waktu 75 tahun. Periode pembangunan candi ini hampir bersamaan dengan pembangunan Candi Sewu di Dataran Prambanan bersama dengan candi-candi Hindu lainnya, yang menunjukkan kerukunan hidup di antara umat beragama pada zaman itu. (Ant/Ndy/Mut)

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya