Setelah 60 Tahun KAA, Dunia Masih Tidak Seimbang

Konfrensi Asia-Afrika (KAA) ke-60 memasuki hari kedua. Agendanya adalah pertemuan antar-menteri negara Asia-Afrika.

oleh Andreas Gerry Tuwo diperbarui 20 Apr 2015, 11:54 WIB
Diterbitkan 20 Apr 2015, 11:54 WIB
Retno Marsudi
Menlu Retno Marsudi (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Konfrensi Asia-Afrika (KAA) ke-60 memasuki hari kedua. Agendanya adalah pertemuan antar-menteri negara Asia-Afrika.

Pertemuan tersebut dibuka dengan pidato Menteri Luar Negeri Retno Marsudi yang juga beperan sebagai pemimpin rapat. Dalam pidatonya Menlu Retno menekankan beberapa hal penting.

Salah satunya adalah soal masih banyaknya tantangan yang dihadapi negara Asia-Afrika setelah pertemuan KAA 1955.

"ketika pemimpin kita bertemu di Bandung pada 1955, tantangan kita adalah kolonialisme. Kini setelah 60 tahun, dunia masih tetap tidak seimbang secara geopolitik dan geoekonomi," kata Retno di JCC Senayan, Senin (20/4/2015).

Ia mengatakan, banyaknya ketidakseimbangan dalam dunia sangat terlihat di Palestina. Sampai saat ini Palestina masih berjuang mencapai kemerdekaan.

"Palestina masih belum bisa meraih hak mendapatkan kedaulatan dan kemederkaan," sambung Retno.

Selain masalah kemerdekaan Palestina, persoalan lain yang masih menjadi pekerjaan rumah bersama negara Asia-Afrika adalah masalah ekonomi, konflik, dan intolerensi.

Masalah-masalah itu, ujar Retno, harus menjadi tantangan bersama negara Asia-Afrika untuk diselesaikan secara bersama dimulai dari KAA. "Ini baru permulaan. tetapi kita harus mengambil langkah maju," pungkas Retno. (Mut)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya