2 Pendaki Indonesia di Nepal Sedang Berbulan Madu

Keberadaan 3 pendaki asal Indonesia yang berada di Nepal saat gempa 7,9 SR melanda negeri itu pada 25 April 2015 lalu masih belum diketahui.

oleh Kukuh Saokani diperbarui 27 Apr 2015, 18:12 WIB
Diterbitkan 27 Apr 2015, 18:12 WIB
Pasangan Pendaki Indonesia di Nepal
Pasangan Pendaki Indonesia di Nepal, Kadek Andana dan Alma Parahita (Liputan6.com/Istimewa)

Liputan6.com, Bandung - Keberadaan 3 pendaki asal Indonesia yang berada di Nepal saat gempa 7,9 skala richter melanda negeri itu pada 25 April 2015 lalu masih belum diketahui. Ketiganya, yakni Jeroen Hehuwat (39), Kadek Andana (27), dan Alma Parahita (32).

Dua nama terakhir yaitu Kadek dan Alma merupakan pasangan suami istri. Mereka baru menikah pada 1 Maret 2015 lalu.

Ibunda Kadek, Lundhi Farida bercerita, anak dan menantunya tersebut mempunyai hobi yang sama yaitu mendaki gunung. Karena itulah keduanya memutuskan berbulan madu ke Gunung Naya Kangga dan Yala Peak di Nepal.

"Memang betul keduanya baru saja menikah sebulan yang lalu. Keduanya memang mempunyai hobi mendaki gunung dan memutuskan untuk ke Nepal," kata Lundhi saat ditemui di Kawasan Bukit Dago Utara, Bandung, Jawa Barat, Senin (27/4/2015).

Foto Pernikahan

Selain berbulan madu, dia mengatakan, Kadek dan Alma memutuskan melakukan sesi foto pernikahan di puncak 2 gunung itu. Rencananya, foto itu akan dipajang di rumah mereka.

"Jadi sebelum berangkat (Kadek) bilang ingin foto di puncak gunung sama istri. Itu jadi foto pernikahan anak saya dan istri. Rencananya setelah pulang baru dipajang buat foto pernikahan," ucap dia.

Lundhi yakin anak dan menantunya tersebut selamat dan baik-baik saja. "Feeling saya kuat mereka selamat, cuma terkurung komunikasi saja. Jadi belum ada kabar," pungkas Lundhi.

Keyakinan yang sama juga diutarakan Dwiko Rayanto, anggota senior Taruna Hiking Club (THC) Bandung -- tempat Kadek, Alma, dan Jeroen bergabung. Dwiko menuturkan, ketiganya adalah pendaki terlatih. Walaupun hanya 1 di antara mereka yang sudah berpengalaman dengan medan gunung bersalju.

Dia percaya, para pendaki Indonesia itu tak akan melanjutkan pendakiannya. "Pasti balik karena guide-nya (pemandu) orang lokal. Pasti (guide dari Nepal) mau ketemu sama keluarganya," ujar Dwiko kepada Liputan6.com pada 26 April 2015. (Ndy/Yus)

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya