Liputan6.com, Jakarta - Pesawat TNI Boeing 737-400 yang membawa 26 WNI yang dievakuasi akibat bencana gempa bumi berkekuatan 7,9 skala richter di Nepal tiba di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Rabu (6/5/2015) malam. Selain WNI yang dievakuasi, pesawat yang diterbangkan Captain Pilot Letkol Pnb Achmad Zailani ini juga mengangkut 30 tim evakuasi gabungan dari Indonesia.
Komandan Misi Evakuasi di Nepal Letkol PNB Indan Gilang menyampaikan kegembiraannya atas kelancaran operasi kemanusiaan ini. Ia juga menegaskan proses evakuasi tetap berjalan.
"Alhamdulillah kita sudah melakukan tahap pertama evakuasi. Namun kita masih berlakukan pencarian. Di sana masih ada beberapa relawan gabungan dari Indonesia yang membantu pencarian dan medis,"Â ujar Indan.
Indan juga mengatakan bahwa masih ada 6 WNI yang belum berhasil ditemukan. Pihak keluarga juga telah mengonfirmasi bahwa keenam WNI tersebut belum ada kontak sejak gempa melanda Nepal.
3 Dari 6 WNI tersebut diduga kuat hilang di sekitar Lantang Area. Pihaknya juga telah berkoordinasi dengan Dubes Indonesia di Nepal dan kepada tentara setempat untuk melakukan pencarian.
"Saya sudah temui pimpinan tentara Nepal untuk menemukan 3 WNI di Lantang Area, kemungkinan di sekitar Hotel Everest. Ini berdasarkan informasi dari warga negara Swedia yang mengaku pernah ketemu pada 24 April (sebelum gempa)," sambung dia.
Lantang Area sendiri berada di ketinggian 11 ribu kaki atau sekitar 3 ribu metet di atas permukaan laut. Tempat tersebut merupakan area yang cukup berbahaya karena kondisinya belum stabil akibat gempa dahsyat tersebut. Masih banyak longsoran tanah dan salju yang membahayakan proses pencarian.
Kondisi tersebut merupakan kendala terberat bagi tim evakuasi dari Indonesia. Kendati, Indan memastikan pencarian di wilayah Lantang tetap berlanjut dan dilakukan oleh tentara Nepal.
"Kondisi ini bahaya bagi manusia yang tidak biasa karena bisa terpapar hipoksia. Kendala inilah yang menjadi pertimbangan, sehingga proses pencarian dan penyelamatan dilakukan tentara Nepal yang sudah terbiasa," pungkas Indan.
Nepal diguncang gempa 7,9 SR pada Sabtu 25 April 2015. Pusat gempa terletak sekitar 50 km sebelah barat laut dari Kathmandu, pada kedalaman 9,3 kilometer, yang dianggap dangkal.
Seperti banyak daerah lain di Nepal, Kathmandu mengalami kehancuran akibat bencana tersebut. Jalan-jalan tertutup oleh reruntuhan bangunan. Warga setempat bersama tim evakuasi terus mencari korban di antara puing-puing bangunan yang roboh.
Korban tewas di Nepal hingga kini menembus 7.000 jiwa. Pejabat Departemen Dalam Negeri Nepal Laxmi Prasad Dhakal memperkirakan jumlah korban tewas akan terus meningkat. Sementara lebih dari 4.600 orang terluka.
Evakuasi Pertama Berhasil, 6 WNI Masih Hilang di Nepal
3 Dari 6 WNI tersebut diduga kuat hilang di sekitar Lantang Area.
Diperbarui 07 Mei 2015, 01:20 WIBDiterbitkan 07 Mei 2015, 01:20 WIB
Pesawat tersebut mengangkut 26 WNI yang di evakuasi akibat bencana gempa bumi berkekuatan 7,9 skala Richter di Nepal.... Selengkapnya
Advertisement
Video Pilihan Hari Ini
EnamPlus
powered by
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Kompleks Kemenko IKN Ditargetkan Tuntas Juni 2025, Siap Tampung 9.465 Pegawai
Didukung PAN Maju Pilpres 2029, Prabowo: Nantilah Itu, Kita Kerja Dulu untuk Rakyat
Panen Demplot di Indramayu, Menteri PU Dorong Penerapan IPHA untuk Swasembada Pangan
Prabowo Tetap Optimis Meski LG Mundur dari Proyek Baterai Mobil Listrik: Indonesia Cerah
Alvaro Hilang Sejak Maret 2025, Keluarga Terus Berjuang Mencari Bocah 6 Tahun Itu
Pertemuan Presiden Prabowo dan Wakil PM Malaysia Soroti Dampak Tarif Trump dan sampai Konflik Gaza
BMKG: Gempa Hari Ini Selasa 22 April 2025, Lima Kali Getarkan Indonesia
Respons Dewan Pers soal Penetapan Tersangka Direktur Pemberitaan Jak TV oleh Kejagung
Kuasa Hukum Ungkap Alasan Jokowi Belum Tunjukkan Ijazahnya ke Publik
Direktur Jak TV Jadi Tersangka Korupsi, IJTI Dorong Penyelesaian Melalui Dewan Pers
Paus Fransiskus Akan Dimakamkan 26 April 2025, Begini Rangkaian Prosesinya
Konsep Retret Gelombang Kedua Sudah Rampung, Diperkirakan Akan Diikuti 52 Kepala Daerah