Air Mata untuk Pilot SEA Games

Keluarga Sugeng yang tadinya tenang, mendadak histeris begitu mendengar kabar sang Pilot meninggal dunia. Merek historis.

oleh Pramita TristiawatiNafiysul QodarFX. Richo Pramono diperbarui 09 Mei 2015, 00:00 WIB
Diterbitkan 09 Mei 2015, 00:00 WIB
Pesawat Terbakar-2
Pesawat Terbakar

Liputan6.com, Jakarta - Suara teriakan histeris menggema dari salah satu ruangan ICU di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Subroto. Tangis pun pecah dari para penunggu pasien di sana.

"Pak Sugeng meninggal dunia. Barusan setelah salat Jumat saya dapat kabar dari keluarga," kata salah satu sahabatnya di SMKN 12 Bandung yang enggan disebutkan namanya di RSPAD Gatot Subroto, Jalan Abdul Rahman Saleh Nomor 24, Senen, Jakarta Pusat, Jumat (8/5/2015).

Sugeng adalah pilot yang terbakar bersama pesawat latih tipe Swayasa Single di lapangan terbang Pondok Cabe meregang nyawa pada Kamis 7 Mei kemarin. Nyawanya tak tertolong akibat luka bakar 70 persen yang dialaminya.

Pilot Sugeng menghembuskan napas terakhir sekitar pukul 13.00 WIB, selang 24 jam pasca-insiden nahas itu.

Pantauan Liputan6.com, keluarga Sugeng yang tadinya tenang juga mendadak histeris begitu mendengar kabar sang Pilot meninggal dunia. Mereka juga tak mampu menahan air matanya. Suasana haru pun memenuhi ruangan tempat Sugeng dirawat intensif di RSPAD Gatot Subroto.

Sejumlah keluarga terlihat berkumpul di Musala samping ruang ICU, dengan raut kesedihan yanag tak dapat mereka sembunyikan. Tampak dari mereka tengah berdoa dan saling menguatkan satu sama lain, sementara sebagian keluarga lainnya tengah mengurus berkas untuk pemulangan jenazah.

Berdasarkan informasi yang dihimpun, keluarga menginginkan jenazah dibawa ke rumah duka di Jalan Heligenia RT/RW 005/011, Pamulang Indah, Tangerang Selatan.

"Iya benar, jenazah mau dibawa ke Pamulang," terang salah satu keluarga yang enggan disebut namanya di Ruang ICU RSPAD Gatot Subroto.

Pilot pesawat tipe Swayasa Single itu sebelumnya dirawat intensif di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Subroto, Jakarta Pusat. Ia sudah bisa dijenguk, meski pada waktu-waktu tertentu.

Perawat Isnawati yang ditemui Liputan6.com mengatakan, Sugeng sempat dirawat mengenakan ventilator atau alat bantu pernapasan. Ia enggan berkomentar lebih jauh, namun ternyata kondisi sang pilot berangsur-angsur menurun.

Pesawat latih tipe Swayasa Single beserta pilotnya terbakar di lapangan terbang Pondok Cabe, Kecamatan Pamulang, Kota Tangerang Selatan, Provinsi Banten, Kamis 7 Mei pagi. Pesawat tersebut akan digunakan dalam South East Asia (SEA) Games 2015.

Sisa pesawat yang terbakar di Pondok Cabe (Liputan6.com/Istimewa)

Pjs Corporate Pelita Air Service Hardijanto mengatakan, pesawat tersebut dioperasikan Federasi Aerosport Seluruh Indonesia (FASI), dengan nomor registrasi PKS-317. Pesawat dikemudikan Pilot Sugeng, dari Palembang dan mendarat di Taxiway B, depan Hanggar II Bandara Pondok Cabe.

"Rencananya Pilot Sugeng akan berlatih di sini, untuk event SEA Games mendatang," ujar Hardijanto.

Namun, pada pukul 11.50 WIB, sesaat setelah pesawat itu mendarat, tiba-tiba saja terbakar di bagian mesin.

Saat pesawat terbakar, Pilot Sugeng masih berada di balik kursi kemudi dan belum sempat keluar menyelamatkan diri. Itulah yang menyebabkannya menderita luka bakar 70 persen di tubuhnya.

Petugas Lapangan Terbang Pondok Cabe yang melihatnya langsung memadamkan api dan langsung menyelamatkan korban. Sugeng langsung dievakuasi ke Rumah Sakit Bhakti Husada Pamulang untuk mendapat pertolongan pertama.

Hingga pada sore hari, Sugeng dipindahkan ke Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP) Jakarta Selatan untuk mendapat pertolongan lanjutan dan dipindahkan lagi ke RSPAD Gatot Subroto. Kini pihak Pondok Cabe pun masih menyelidiki penyebab terbakarnya pesawat kecil tersebut. (Tnt)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya