JK: Beras Plastik Bukan karena Motif Ekonomi

JK pun mengimbau agar masyarakat tidak perlu khawatir dengan adanya beras sintetis atau beras plastik.

oleh Silvanus Alvin diperbarui 23 Mei 2015, 20:39 WIB
Diterbitkan 23 Mei 2015, 20:39 WIB
JK Datangi Rumah Transisi Tanpa Jokowi
Jusuf Kalla atau JK. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla atau JK menyampaikan keberadaan beras sintetis atau beras bersenyawa kimia ‎yang membahayakan tidak berdasarkan motif ekonomi.

"‎Kalau (beras plastik) itu masalah ekonomi saya kira ndak. Karena beras di luar negeri kan murah dewasa ini. Jadi kalau mau dicampur, buat apa dicampur? Di luar negeri beras cuma 400 dolar kan," ucap JK di Masjid Sunda Kelapa, Jakarta, Sabtu (23/5/2015).

JK menuturkan dirinya belum pernah melihat secara langsung beras sintetis itu. Namun, ia mengimbau agar masyarakat tidak perlu khawatir dengan adanya beras tersebut.

"Saya tidak tahu, sekali lagi saya belum pernah lihat beras plastik itu. Tetapi saya yakin (beras plastik) itu bukan sesuatu yang terlalu masalah besar karena motifnya kita tidak tahu," tutur JK.

Jaminan Bulog

Direktur Utama Perum Bulog Lenny Sugihat‎ secara terpisah mengatakan cadangan beras nasional yang berada di Gudang Bulog dipastikan tidak terdapat beras sintetis.

"Insya Allah saya bisa menjamin beras yang ada di gudang kami adalah beras seasli-aslinya beras," ucap Lenny, dalam diskusi bertema Beras dan Kedaulatan Pangan, di Mal FX, Jakarta‎.

Staf Ahli Kemendag Adriansyah Parman menuturkan dengan terkuaknya beras sintetis atau beras plastik ini membangkitkan keberdayaan konsumen dan kesadaran dari pelaku usaha. Konsumen sudah berani menyampaikan keluhan temuan ini positif, sehingga berdampak pada indeks keberdayaan konsumen meningkat.

"Selain itu, pelaku usaha merespons positif. Para distributor para pengecer sekarang tingkat hati-hatinya tinggi jangan sampai dituduh menjadi bagian melanggar hukum. Dia lakukan setiap menerima pasokan beras mereka periksa," tandas Ardiansyah. (Ans/Ali)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya