Liputan6.com, Pamekasan - Ribuan etnis minoritas Muslim Rohingya melarikan diri dari negaranya, Myanmar, karena diusir oleh pemerintahnya sendiri. Mereka tidak diakui sebagai rakyat Myanmar karena berbeda ras dan agama dengan penduduk mayoritas. Tidak diakuinya mereka sebagai warga negara membuat etnis Rohingya diperlakukan diskriminatif. Karena itu, mereka memilih lari dari negaranya untuk mencari tempat yang baru.
Salah satu negara yang menjadi tempat persinggahan mereka adalah Indonesia. Kini, beberapa wilayah di Tanah Air dipadati ribuan pengungsi Rohingya. Kondisi mereka sangat memprihatinkan. Banyak di antara mereka menderita kelaparan dan bahkan meninggal saat mengarungi lautan menuju tanah impian. Tak sedikit anak-anak yang ikut dalam pelarian itu harus kehilangan orangtuanya.
Melihat kondisi ini, tokoh Buddha dari Madura Kosala Mahinda mengecam keras aksi kekerasan dan pengusiran etnis Rohingya dari Myanmar. Dia menilai, tindakan tersebut tidak mencerminkan ajaran agama Budhha.
"Ajaran Buddha itu welas asih, saling menyayangi dan saling mencintai antarsesama," kata Kosala Mahinda di Pamekasan, Kamis (28/5/2015).
Menurut dia, kasus yang terjadi di Myanmar seharusnya tidak perlu terjadi. "Kami berharap konflik di Myanmar itu bisa segera teratasi. PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa) harus segera bertindak menyelesaikan persoalan tersebut, karena jika dibiarkan, akan mengancam kerukunan umat beragama di seluruh dunia ini," ujar Ketua Yayasan Vihara Avalokitesvara di Dusun Candi, Desa Polagan, Kecamatan Galis, Pamekasan, Madura, Jawa Timur, ini.
Kosala menuturkan, kerukunan umat beragama di Indonesia terjalin dengan harmonis dan saling menghormati perbedaan keyakinan dalam beragama, termasuk di Pamekasan.
"Kami bisa hidup akur karena kami saling menghayati dan mengamalkan ajaran kami masing-masing, bahwa semua bentuk kekerasan dan permusuhan merupakan tindakan terlarang dalam ajaran agama manapun," jelas dia.
Kosala Mahinda merupakan orang yang mendapatkan perhargaan dari Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI), sebagai tokoh yang mampu mempelopori kerukunan hidup umat beragama dengan menjadikan kelenteng tempat ibadah Buddha itu sebagai kelenteng terunik se-dunia. (Ant/Sun)
Tokoh Buddha Madura: PBB Segera Selesaikan Masalah Rohingya
Tokoh Buddha dari Madura Kosala Mahinda mengecam keras aksi kekerasan dan pengusiran etnis Rohingya dari Myanmar.
Diperbarui 28 Mei 2015, 09:17 WIBDiterbitkan 28 Mei 2015, 09:17 WIB
Advertisement
Live Streaming
Powered by
Video Pilihan Hari Ini
EnamPlus
powered by
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Cara Download Kartu Keluarga Online dengan Mudah dan Cepat
11 Ciri Asam Lambung Naik Saat Puasa, Cara Mencegah, Mengatasi, dan Bahayanya
Cara Download Lagu di Google dengan Mudah dan Cepat
Niat Puasa Arafah Idul Adha 2025, Yuk Lakukan untuk Hapus Dosa Dua Tahun
Lanny/Fadia Tidak Pasang Target Tinggi di Badminton Asia Championships 2025
Akses Jalan Menuju Kantor Kelurahan Jatihandap Bandung Longsor, Tak Ada Korban Jiwa
Kurs Dolar AS Hari Ini 8 April 2025: 1 USD Dekati Rp 17.000
Kakrolantas Polri: 74 persen Kendaraan Dari Luar Jakarta Sudah Masuk
3 Oknum TNI AL Penembak Bos Rental Mobil Ajukan Banding
Kemlu RI dan KJRI Dubai Soroti Kasus TPPO terhadap PMI Perempuan di Dubai
VIDEO: Lucky Hakim Ngaku Salah, Siap Disanksi!
Cara DM di Instagram, Ketahui Metode Kirim Pesan Langsung