Pengungsi Rohingya: Lebih Baik Mati di Aceh daripada Pulang

Kini mereka ditampung dan menempati bangunan di pelelangan ikan di Desa Kuala Cangkoi, Kecamatan Tanah Pasir, Aceh Utara.

oleh Liputan6 diperbarui 27 Mei 2015, 18:55 WIB
Diterbitkan 27 Mei 2015, 18:55 WIB
Lip6 Petang-Aceh
(Liputan 6 TV)

Liputan6.com, Aceh Utara - Sekitar 330 pengungsi Rohingya di Aceh Utara, Aceh menolak dipulangkan ke Myanmar. Kini mereka ditampung dan menempati bangunan di pelelangan ikan di Desa Kuala Cangkoi, Kecamatan Tanah Pasir, Aceh Utara.

Dalam tayangan Liputan 6 Petang SCTV, Rabu (27/5/2015), tampak agak sulit untuk berkomunikasi dengan warga Rohingya. Namun ada satu orang yang mampu berbahasa melayu.

Dari penuturan Muhammad Husen, mereka pergi dari Myanmar pada Februari 2015 lalu. Selama 3 bulan terkatung-katung di Selat Malaka dengan makanan dan minuman yang terbatas, mereka terpaksa mencampur air tawar dengan air laut. Warga Rohingya berharap tidak dikembalikan ke Myanmar.

"Aku tak mau pigi (pergi). Kalau mau pigi antar lebih baik mati di Aceh. Kalau diantar ke sana dalam 1 atau 2 hari sampai 1 bulan kita akan mati," kata Muhammad Husen.

Forum Silaturahmi Ta'mir Masjid dan Musala Indonesia dan Perwakilan Umat Budha Indonesia (Walubi) mendesak pemerintah Indonesia berperan aktif menyelesaikan masalah etnis muslim Rohingya yang terusir dari Myanmar. Pemerintah juga diminta memberikan tempat bagi pengungsi Rohingya yang sudah tiba di Indonesia. (Mar/Sss)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya