KJRI Imbau WNI di Hong Kong Waspadai MERS

Otoritas Hong Kong telah mengisolasi kembali 4 warganya yang diduga mengidap virus MERS, setelah berlibur di Korsel.

oleh Liputan6 diperbarui 11 Jun 2015, 18:17 WIB
Diterbitkan 11 Jun 2015, 18:17 WIB
Cegah Penyebaran Virus MERS, Korsel Bersihkan Fasilitas Umum
Sejumlah Petugas menggunakan pakaian pelindung melakukan pembersihan di kereta di stasiun Seoul Metro, Goyang, Korea Selatan, (9/6/2015). Sekitar 95 orang terjangkit wabah virus MERS dan 7 orang meninggal dunia di Korsel. (REUTERS/Kim Hong-Ji)

Liputan6.com, Beijing - Pihak Konsulat Jenderal RI atau KJRI di Hong Kong mengimbau warga negara Indonesia di wilayah tersebut untuk mewaspadai virus Middle East Respiratory Syndrome (MERS).

"Kami imbau untuk seluruh WNI di Hong Kong dan sekitarnya untuk berhati-hati, waspada, dan selalu menjaga kebersihan diri, guna mengantisipasi virus MERS," ucap Konjen RI di Hong Kong Chalief Akbar di Beijing, China, Kamis (11/6/2015).

Konjen RI di Hong Kong mengimbau agar WNI waspada terhadap penyebaran virus tersebut yang memiliki gejala demam tinggi, batuk berkepanjangan, bersin.

Diminta kepada WNI untuk waspada dan saling mengingatkan jika menemukan rekannya dengan gejala tersebut, dan segera memeriksakan diri ke rumah sakit terdekat.

Pihak pemerintah administrasi khusus Hong Kong telah mengisolasi kembali 4 warganya yang diduga mengidap virus MERS, setelah berlibur di Korea Selatan (Korsel).

"Keempat wanita itu baru pulang dari liburan ke Korsel, dan kini tengah dikarantina di rumah sakit umum setempat dan kami masih menunggu hasilnya," beber pihak Kementerian Kesehatan Hong Kong.

Otoritas kesehatan setempat menambahkan, selama 2 hari terakhir dilaporkan 33 orang yang terduga mengidap virus MERS.

"17 Orang di antaranya telah dinyatakan negatif mengidap virus MERS, sedangkan sisanya masih menunggu pemeriksaan lebih intensif. Hingga saat ini belum ditemukan infeksi dari penyakit tersebut di Hong Kong," demikian pernyataan Kementerian Kesehatan Hong Kong.

MERS adalah penyakit virus pernapasan baru pada manusia. Kasus pertama pernah dilaporkan di Arab Saudi pada 2012. Sekitar 1.100 kasus telah dilaporkan di 20 negara. Sebagian besar negara-negara itu berada dan di sekitar Timur Tengah.

Penyakit ini memiliki angka kematian yang sangat tinggi, lebih dari 40% sebelum mewabah di Korea Selatan. Di Negeri Ginseng tercatat angka kematian di bawah 10%. (Ant/Ans/Sss)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya