Liputan6.com, Jakarta - Cendekiawan muslim Ahmad Syafii Maarif menemui Presiden Joko Widodo di Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat. Dalam pertemuan tersebut, Syafii mengatakan membahas mengenai berbagai hal, di antaranya kemungkinan mengenai reshuffle atau perombakan kabinet.
‎
Terkait isu tersebut, Syafii yang biasa disapa Buya itu mengaku mengusulkan kepada Presiden Jokowi untuk memilih menteri-menterinya dari kalangan profesional, dan tidak berasal dari Partai Politik.
"‎‎Dan kalau menterinya itu orang profesional dan punya visi jauh ke depan, beban presiden itu lebih ringan, saya sampaikan begitu tadi," ujar Buya, Senin (29/6/2015).
Buya menilai, reshuffle kabinet merupakan suatu keharusan yang dilakukan Presiden Jokowi, mengingat selama 8 bulan memimpin pemerintahan, belum banyak perubahan atau terobosan yang dibuat para menteri di Kabinet Kerja.‎
"‎Tapi sudah keharusan, jejak rekam selama 8 bulan kan tidak banyak perubahan, ekonomi Indonesia mundur, dunia juga begini, produk domestik kita juga menurun harganya, karet, sawit, tambang, itu juga menyebabkan ekonomi kita rendah, memicu pengangguran luar biasa itu," kata dia.
‎
Buya menilai, waktu 8 bulan sudah cukup untuk mengevaluasi mana menteri-menteri yang berkinerja buruk ataupun yang baik dan layak dipertahankan. ‎Namun demikian, kapan waktu yang tepat bagi Presiden mereshuffle menterinya yang mendapatkan raport merah, keputusan sepenuhnya pada Presiden.
‎
"‎Saya rasa sudah 8 bulan, sudah agak mendesak soalnya, saya enggak tahu keputusan beliau apakah ditunggu sampai setahun, saya enggak tahu, saya enggak mau mencampuri. Saya ini apalah, saya orangtua 80 tahun, yang saya inginkan bangsa ini punya masa depan, punya martabat, enggak seperti sekarang," ucap dia.
Selain mengenai reshuffle, Buya juga mengaku membahas sikap pemerintah yang menolak revisi UU KPK. Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah ini mendukung penuh keputusan Presiden Jokowi menolak revisi dan berharap keputusan tersebut tetap dipertahankan.
‎
"‎KPK ini, UU KPK, dia (Jokowi) sudah enggak setuju, tapi agar KPK enggak sewenang-wenang, perlu tim pengawas independen, kalau enggak diawasi gimana, kan repot," ujar Buya. ‎(Mvi/Mut)
Temui Jokowi, Buya Syafii Maarif Beri Masukan Soal Reshuffle
Selain mengenai reshuffle, Buya juga mengaku membahas sikap pemerintah yang menolak revisi UU KPK.
diperbarui 29 Jun 2015, 12:34 WIBDiterbitkan 29 Jun 2015, 12:34 WIB
Pendiri Maarif Institute, Ahmad Syafii Maarif saat menjadi pembicara di seminar fikih kebhinnekaan dengan tema "Fikih dan Tantangan Kepimpinan dalam Masyarakat Majemuk" di Hotel Alia, Jakarta, Selasa (24/2/2015). (Liputan6.com/Herman Zakharia)
Advertisement
Live Streaming
Powered by
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
Kontroversi Teranyar CEO HYBE Amerika, Terang-terangan Unggah Pesan Islamofobia hingga Ketahuan Akrab dengan P Diddy
10 Tips Memahami Gestur Seseorang yang Diam-Diam Menyukaimu
Top 3: Foto-Foto Beby Tsabina Dampingi Suami Dilantik Jadi Anggota DPR RI
IHSG Dibuka Koreksi, Saham Mana yang Layak Beli?
Terlalu Bahaya, Simak 6 Dampak Negatif Punya Pasangan yang Terlalu Mengekang
7 Tanda Pasangan Clingy, Sikap Terlalu Bergantung yang Bisa Ancam Hubungan
Selalu Mau Menang Sendiri, Intip 7 Tanda Pasangan Egois yang Bisa Rusak Hubungan
Infografis Rencana Pertemuan Prabowo dengan Megawati Menguat dan 3 Momen Akrab
Kronologi Kebakaran di Warung Leko Mall Ciputra
Menkes Budi: Bila Terdeteksi Awal, Kanker Bisa Sembuh Sampai 90 Persen
Menara Tokyo Tawarkan Tur Mewah di Bawah Rp1 Juta untuk Tarik Turis Asing Kelas Atas
Keutamaan Doa Setelah Sholat Fardhu dan Bacaannya, Baca Sebelum Tinggalkan Sajadah