Liputan6.com, Semarang - Presiden Jokowi menjadi inspektur upacara pada acara pelantikan dan pengambilan sumpah Perwira Remaja TNI dan Polri, Kamis, (30/7/2015) di Lapangan Bhayangkara Kampus Akademi Kepolisian, Semarang, Jawa Tengah.‎
Dalam amanatnya, Presiden Jokowi mengingatkan, ‎era reformasi telah membawa masyarakat menjadi semakin kritis dan terbuka. Menghadapi semuanya itu, seorang pemimpin muda harus mampu membawa perubahan di lingkungan tempat bertugas.
‎
‎Presiden menyatakan, suara-suara kritis masyarakat harus didengar, untuk perbaikan. Para perwira remaja jangan justru melanggengkan praktik-praktik yang tidak baik dalam organisasi. Jokowi menekankan agar praktik tradisi yang tidak tepat harus ditinggalkan.
"Latih anggota, tingkatkan profesionalisme anggota, sehingga saudara akan menjadi pemimpin yang hebat," ucap Jokowi. ‎
Presiden juga mengingatkan, setelah lulus nanti, para periwira remaja telah melewati fase pendidikan, pembinaan, dan pelatihan untuk bertugas sebagai seorang pemimpin.
Sebagai seorang pemimpin, mereka tidak hanya perlu memiliki modal awal yang harus dimiliki pemimpin yakni kompetensi dan integritas pribadi yang unggul dan tangguh.
"Namun harus terdepan dalam memberikan motivasi dan keteladanan yang sangat diperlukan dalam menjawab dan menghadapi tantangan tugas yang semakin berat," ucap dia.‎
Sesuaikan Diri
Baca Juga
Perkembangan dinamika masyarakat seringkali berubah dengan cepat, karena itu, tuntutan masyarakat juga semakin tinggi, dan kekuatan media kian dahsyat.
Advertisement
Mencermati dan menghadapi tantangan tersebut, para perwira remaja harus segera menyesuaikan diri dengan perkembangan lingkungan strategis, baik pada lingkup nasional, regional maupun global.
"Harus cepat tanggap dan mampu menyesuaikan diri dengan tuntutan dan harapan masyarakat," ‎tutur Jokowi.
Presiden menekankan, sebagai konsekuensi dari bangsa yang majemuk, berbagai permasalahan di bidang pertahanan dan keamanan pun semakin dinamis dan kompleks. Karena itu, keragaman dan perbedaan tidak boleh menjadi sumber konflik. Sebaliknya justru harus saling melengkapi atas kekurangan dan kelebihan masing-masing, sehingga mampu menjadi perekat bangsa.
Presiden berharap, perwira remaja masing-masing angkatan baik itu dari TNI dan Polri mampu harus mampu menampilkan diri sebagai contoh perekat bangsa serta melakukan kerja sama yang harmonis dan sinergis, termasuk saling mendukung dalam melaksanakan tugas masing-masing yang semakin kompleks.
"Jangan justru malah terlibat konflik, mempertahankan ego sektoral masing-masing. Kurangi terjadinya gesekan antaranggota di lapangan, lakukan pengawasan yang ketat dan bangun hubungan komunikasi yang baik serta pererat rasa kebersamaan dan kekeluargaan antara anggota TNI dan Polri," ucap Presiden.
"Sebagai putra putri terpilih yang telah digembleng dan dipersiapkan dengan serius dan sungguh-sungguh, para perwira remaja TNI dan Polri harus memiliki semangat untuk berubah, selalu mendekatkan diri dengan rakyat, pantang menyerah dan rela berkorban demi masyarakat, bangsa dan negara," pungkas Jokowi. (Mvi/Mut)
‎