Liputan6.com, Jakarta - Bus baru Transjakarta Scania mulai dipermasalahkan. Hasil uji KIR bus asal Swedia itu diduga tidak cocok untuk angkutan orang. Bahkan, jumlah penumpang yang dianjurkan hanya 39 orang. Padahal, bus itu sejatinya bisa mengangkut minimal 111 orang.
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok pun tidak terima dengan tudingan itu. Tudingan ini dinilai hanya untuk menjatuhkan bus yang memiliki kualitas baik untuk masyarakat Jakarta.
"Scania itu enggak ada masalah. Ini saya justru mulai suudzon. Kelihatan orang-orang yang ingin jatuhkan Scania," ujar Ahok di Balaikota, Jakarta, Senin (10/8/2015).
Advertisement
Baginya, kesalahan administrasi tidak sebanding dengan kesalahan kualitas bus yang selama ini justru banyak terjadi. Sebab, uji KIR saat ini juga belum lepas dari permainan oknum nakal di lokasi uji.
"Ini enggak ada yang salah kok. Menurut saya ini orang iseng. Mana ada sih bus yang 111 kursi. Emang kereta api? Pakai logika saja gitu loh, pasti yang dimaksud (39) itu kursi," imbuh Ahok.
Bila dilihat dari Gross Vehicle Weight atau GVW yang mencerminkan berat bus dalam keadaan penuh penumpang adalah 26 Ton. Bila rata-rata penumpang memiliki berat 60-70 kg, hasilnya 110-120 orang dalam satu bus. Meski bus jenis gandeng (articulated) itu tidak mungkin seluruh penumpang duduk.
"Ya sudah orangnya di mana ya berdiri. Kecuali tulisan busnya enggak boleh berdiri. Ya kursi pasti cuma 30-an. Bus yang buatan China juga 30-an," tegas Ahok.
Direktur Utama PT Transportasi Jakarta Antonius Kosasih memastikan 20 unit bus gandeng Transjakarta Scania itu aman untuk mengangkut ratusan orang penumpang. Meski dalam papan KIR hanya tertulis 39 atau 41 orang penumpang.
Menurut Kosasi, Gross Vehicle Weight (GVW) bus Scania adalah 26 ton. Lalu berat kosong bus adalah 19,3 ton. Dari data tersebut didapat selisih berat 6,7 ton yang dikatakan Kosasih merupakan perkiraan jumlah bobot maksimum penumpang yang bisa diangkut bus.
"Dengan merata-ratakan setiap penumpang memiliki berat 60 kg, artinya bus Scania bisa mengangkut sekurang-kurangnya 111 orang penumpang," jelas Kosasi.
Munculnya permasalahan itu bermula dari kekehawatiran warga melihat rendahnya kapasitas penumpang. Hal itu tertera pada papan KIR yang menempel di bus.
Kosasi saat ini belum tahu bagaimana tulisan di KIR itu muncul hanya 39 penumpang. Dia telah memberi tahu permasalahan ini pada PT United Tractors selaku Agen Pemegang Merk (APM) Scania di Indonesia dan karoseri Laksana yang menangani perakitan bus tersebut di Semarang.
"Namun kami tetap meminta penjelasan resmi dari United Tractors dan Laksana. Hal ini harus diperjelas agar tidak menjadi suatu pertanyaan di masyarakat," tutup Kosasih. (Ali/Mut)